Musala Multipartai di Kantor Kelurahan Dlingo

Rabu, 24 Juni 2015 - 16:45 WIB
Musala Multipartai di Kantor Kelurahan Dlingo
Musala Multipartai di Kantor Kelurahan Dlingo
A A A
YOGYAKARTA - Hajatan Pemilihan Umum (Pemilu) memang sudah berlalu, namun sisa-sisa upaya partai mencari simpati masyarakat masih terlihat.

Upaya tebar pesona melalui berbagai kegiatan dan yang paling utama dengan memberikan bantuan menjadi senjata untuk mengumpulkan masa pendukung yang bisa bermanfaat pada hajatan lima tahunan mendatang.

Begitu juga dengan kader-kader terbaik partai yang sangat ambisius ingin mendapatkan mandat dari rakyat, ingin mendapatkan kepercayaan menjadi wakil di Gedung Dewan, juga berdendang membuat simponi sejajar dengan kegiatan masyarakat.

Mereka berusaha mendukung setiap "proposal" kegiatan yang dilakukan oleh warga. Gelontoran dana menjadi penyemangat masyarakat melakukan kegiatan mereka, harapan sang calon wakil rakyat, dukungan suara masuk ke pundak mereka sehingga nanti terpilih duduk di kursi empuk sebagai anggota dewan.

Momentum inilah yang dulu dimanfaatkan oleh Lurah Desa Dlingo, Bahrun Wardoyo untuk merayu berbagai partai politik untuk mendukung kegiatan yang dilakukan masyarakat Desa Dlingo.

Posisinya sebagai Lurah ia manfaatkan betul untuk melobi partai politik ataupun ambisius calon anggota dewan untuk menyisihkan dana mendukung 'hajatan' rakyat Dlingo.

"Saya berusaha mendorong kepada warga kami agar memanfaatkan momentum ini untuk kepentingan masyarakat kami. Mereka bisa membuat kegiatan tanpa merogoh kocek yang cukup dalam,"tuturnya.

Lobby, itulah kunci utama yang digunakan agar partai ataupun caleg bersedia menggelontorkan dana mereka mendukung kegiatan masyarakat. Lebih banyak yang melakukan lobby, maka kemungkinan besar cairnya dana dari berbagai partai.

Pemanfaatan momentum menjelang pemilu ini sangat terlihat pada Musala Sasono Dedepe di Kantor Kelurahan Dlingo, Kecamatan Dlingo. Bagaiaman tidak, untuk mushola berukuran 5 x 6 meter ini, seluruh aksesorisnya merupakan sumbangan dari partai-partai yang beroperasi di daerah tersebut.

Di mushola yang letaknya 30 km dari pusat kota Bantul ini terlihat meriah. Di bagian depan, ada cat warna merah hitam. Bahrun mengaku sengaja mengecat warna merrah dan hitam karena partai yang pertama kali menyumbang pembangunan mushola tersebut adalah Partai PDI Perjuangan.

Di tembok bagian dalam, tampak warna hijau menyala, itu sesuai dengan sumbangan yang diberikan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sementara di lantainya ada ubin berwarna cokelat muda, sesuai dengan warna partai yang menyumbangnya,Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

“Rencananya masih ada papan nama berwarna biru, PAN sudah menyumbang kami. Baru kami pesankan. Warna-warni ini kami berikan sebagai penghargaan dan kenang-kenangan bagi semua penyumbang kami,”tambahnya.

Menurut Bahrun, masih ada beberapa partai yang kini tengah dibidik lagi agar bersedia memberikan bantuan untuk pembangunan mushola tersebut. Semua partai yang telah memiliki perwakilan di kelurahan Dlingo akan coba ia rayu agar peduli.

Saat ini, memang baru ada sekitar 5 partai yang telah masuk ke Kalurahan Dlingo diantaranya adalah PDIP, Partai Golkar, PKS, PKB serta PAN. Meski jumlah warga yang berhak memilih ditempatnya hanya sekitar 4.000 orang, namun ia yakin mampu menarik simpati partai menyumbangkan uangnya untuk kegiatan pembangunan musholanya.

“RAB kami sekitar Rp 45 juta. Sekarang sudah habis Rp 30 juta,”ungkapnya.

Bahrun mengaku, di wilayah Dlingo memang sama sekali belum ada anggota DPRD, tetapi jika hanya caleg cukup banyak, tetapi sama sekali belum ada yang jadi. Selama ini Dlingo mampu menjadi lumbung suara bagi calon-calon tertentu.

Karena sudah menjadi rahasia umum jika di pedesaan tidak ada wacana golput. Sehingga otomatis pemilihan akan berhasil.
(lis)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2672 seconds (0.1#10.140)