Keheningan Restaurant

Rabu, 08 Juli 2015 - 12:14 WIB
Keheningan Restaurant
Keheningan Restaurant
A A A
Sudah lama Cipto tidak makan bersama kedua orang tuanya. Setelah dua tahun lebih berumah tangga, ia merindukan kumpul bersama orang tuanya.

Saat ia telpon, Alhamdullilah kedua orang tuanya setuju. Disepakatilah makan malam bersama mereka di sebuah restoran.

Cipto hadir sendiri tidak bersama istri. Dihadapan orang tuanya ia bermanja-manja seperti dulu. Cipto anak semata wayang. Terang saja, ia begitu sayang kedua orang tuanya.

Lama tak berjumpa, kedua orang tuanya banyak bertanya tentang kabar anak mereka ini. Cipto pun menjelaskan dengan senang semua aktivitasnya. Termasuk hafalan Alquran!

Mendengar aktivitas baru ini kedua orang tuanya terperanjat. Cipto anak mereka, 29 tahun usianya menghafal Alquran???

Setahu mereka, anak tersayang ini baca Alquran pun tak bisa. Bagaimana sedemikian cepat ia menghafal Alquran?

Cipto sambil makan menjelaskan bahwa ia tengah menghafal surat An Najm, Ar Rahman dan beberapa surat lainnya.

Orangtua pun makin terperanjat…. surat-surat hafalan yg disebutkan anak kesayangan ini bukan sembarang. Keduanya pun meminta Cipto membacakan ayat-ayat Alquran untuk mereka.

Sambil menyantap makanan, Cipto pun membacakan Al Fatihah dan Ar Rahman dihadapan kedua orangtuanya. Keren nya lagi, Cipto melantunkannya dengan meniru gaya bacaan Muhammad Taha Al Junaid yg amat merdu.

Mata kedua orangtua Cipto berkaca-kaca mendengar bacaan Alquran yg dilantunkan buah hati mereka.

Suasana menjadi hening dengan bacaan indah itu. Cipto membacakannya hanya hingga ayat 7 surat Ar Rahman dan ia pun meneruskan makan.

Lahap sekali Cipto menyantap makannya. Hingga saat ia menyudahi santapan, Ia baru sadar bahwa kedua orangtua nya mematung sedemikian lama… sendok dan garpu masih berada di kedua tangan, namun mata mereka deras mengalirkan air mata menyaksikan buah hati mereka hafal ayat-ayat Allah.

“Dalam hidup saya baru melihat kedua orang tua saya menangis haru seperti itu. Tak satu kata pun terucap dari lisan mereka saat mereka menangis di restoran. Namun saya tahu bahwa air mata itu adalah kebahagiaan yang tiada terkira dan tidak bisa tertebus dengan harta dunia apapun” jelas Cipto.

Wassalam,
@bobbyherwibowo
(lis)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3647 seconds (0.1#10.140)