Kisah Fathimah dan Batu Gilingan yang Berputar Sendiri

Selasa, 29 Mei 2018 - 10:00 WIB
Kisah Fathimah dan Batu Gilingan yang Berputar Sendiri
Kisah Fathimah dan Batu Gilingan yang Berputar Sendiri
A A A
Dalam satu riwayat dari Abu Hurairah RA, diceritakan kisah batu gilingan Fathimah yang berputar sendiri berkat bacaan Rasulullah SAW. Suatu hari Rasulullah Muhammad SAW menjenguk putrinya, Fathimah az-Zahra RA.

Sampai di rumahnya, Rasulullah melihat putrinya sedang menggiling tepung sambil menangis. Rasulullah bertanya: ”Kenapa menangis, Fathimah. Mudah-mudahan Allah tidak membuat matamu menangis lagi”. Fathimah menjawab: ”Ayah, aku menangis hanya karena batu penggiling ini, dan lagi aku hanya menangisi kesibukanku di rumah yang datang silih berganti”.

Rasulullah SAW kemudian mengambil tempat duduk di sisinya. Fathimah berkata: ”Ayah demi kemuliaanmu, mintakanlah kepada Ali supaya membelikan seorang budak untuk membantu pekerjaanku membuat tepung dan menyelesaikan pekerjaan rumah”.

Mendengar mendengar perkataan putrinya, Rasulullah bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tempat penggilingan. Beliau memungut segenggam biji-bijian gandum dan memasukkannya ke batu penggilingan sembari membaca: “BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIIM” (Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang).

Maka berputarlah alat penggilingan itu dengan izin Allah. Beliau terus memasukkan biji-bijian itu sementara alat penggiling itu terus berputar dengan sendirinya, seraya memuji Allah dengan bahasa yang tidak dipahami manusia. Hal itu terus berjalan hingga biji-bijian itu habis.

Rasululah SAW berkata kepada alat penggilingan itu: ”Berhentilah dengan ijin Allah”. Seketika batu penggilingan itu berhenti. Beliau berkata seraya mengutip ayat Alquran yang artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah Malaikat-Malaikat yang kasar, keras yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap yang diperintahkan-NYA, dan mereka selalu mengerjakan segala apa yang diperintah”. (QS At-Tahrim: 6)

Merasa takut jika menjadi batu kelak akan masuk neraka, tiba-tiba batu itu berbicara dengan ijin Allah. Batu penggilingan itu berbicara menggunakan bahasa Arab yang fasih. ”Wahai Rasulullah, demi dzat yang mengutusmu dengan hak menjadi Nabi dan rasul, seandainya engkau perintahkan aku untuk menggiling biji-bijian yang ada di seluruh jagat Timur dan Barat, niscaya akan kugiling seluruhnya’.

Nabi SAW bersabda: ”Hai batu, bergembiralah kamu sesungguhnya kamu termasuk batu yang kelak digunakan untuk membangun gedung Fathimah di surga”. Seketika itu batu penggiling itu sangat bahagia dan berhenti.

Pada momen tersebut, Rasululllah SAW berpesan kepada putrinya, Fathimah: ”Jika Allah berkehendak, wahai Fathimah, niscaya batu penggiling itu akan bergerak dengan sendirinya untukmu. Tetapi Allah berkehendak mencatat kebaikan-kebaikan untuk dirimu dan menghapus keburukan-keburukanmu serta mengangkat derajatmu. Hai Fathimah siapa saja istri yang membuatkan tepung untuk suaminya dan anak anaknya, Allah akan mencatat baginya memperoleh kebaikan dari setiap butir biji yang tergiling, dan menghapus keburukkannya serta meninggikan derajatnya.”

Kemudian Nabi berkata: “Wahai Fathimah, mana saja istri yang berkeringat di sisi alat penggilingannya karena membuatkan bahan makanan untuk suaminya, kecuali Allah akan memisahkan atas dirinya dan neraka sejauh tujuh hasta. Wahai Fathimah, siapa saja istri yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci baju mereka, kecuali Allah akan mencatat baginya memperoleh pahala seperti pahalanya orang yang memberikan makan kepada seribu orang yang kelaparan. Dan seperti pahalanya orang yang memberikan pakaian kepada seribu orang yang sedang telanjang.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda: ”Ketika seorang istri mencucikan pakaian suaminya, maka Allah mencatat untuknya memperoleh seribu kebajikan dan mengampuni seribu keburukannya. Meninggikan seribu kali derajat untuknya dan semua barang yang berada di bawah siraman mentari memohonkan ampun untuknya”.

Aisyah RA mengatakan: "Suara penenunan yang dilakukan oleh seorang istri, itu menyamai gemuruh suara takbir dalam perang fi sabilillah. mana saja seorang istri yang memberi pakaian suaminya dari hasil tenunannya, kecuali pada benang tenunan itu tercatat seribu kali kebajikan.

Rasulullah SAW juga bersabda: ”Barang siapa yang membuat gembira hati seorang istri maka ia bagaikan tengah menangis karena takut kepada Allah maka Allah mengharamkan tubuhnya dari api neraka”.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3125 seconds (0.1#10.140)