Kisah Inspiratif, Allah Mengampuni Semua Dosa (Bagian 1)

Kamis, 31 Mei 2018 - 17:13 WIB
Kisah Inspiratif, Allah Mengampuni Semua Dosa (Bagian 1)
Kisah Inspiratif, Allah Mengampuni Semua Dosa (Bagian 1)
A A A
Imam Shamsi Ali
Presiden Nusantara Foundation

Salah satu bentuk misrepresentasi ajaran Islam di dunia Barat khususnya adalah bahwa Islam itu mengajarkan kekerasan, minimal ajarannya penuh dengan kebencian dan kekakuan. Konsep ketuhanan kerap kali ditampilkan sebagai Tuhan yang kasar, bengis, tiada belas kasih.

Kebodohan dan kebohongan ini sengaja dipromosikan untuk menumbuhkan rasa takut, bahkan kebencian kepada Islam. Apalagi kerap kali memang prilaku segelintir orang-orang yang mengaku Muslim dianggap sebagai justiifkasi (pembenaran) untuknya.

Padahal jika dikaji semua aspek ajaran agama ini, baik dari akidahnya, dan seluruh amalan ritual dan muamalahnya mengajarkan kasih sayang itu. Salat misalnya memang dimulai dengan takbir, mengakui kebesaran Ilahi. Tapi salat juga diakhiri dengan salam. Sebuah komitmen kedamaian yang sejati.

Tuhan yang Maha Kasih dalam akidah Islam, salah satunya terefleksi dalam bentuk pengumpunanNya. Bahwa Allah SWT yang Maha menguasai langit dan bumi itu membuka pintu-pintu pengampunan dan taubat bagi semua hambaNya yang ingin mendapatkannya dalam hidup.

Saya katakan bagi yang ingin. Karena dalam Islam manusia itu telah diberikan tanggung jawab untuk melakukan tugasnya. Artinya ajaran Islam tidakmengajarkan paham apatisme, tidak peduli dan mengharap semuanya ditentukan oleh pihak lain. Jika ingin diampuni maka berusahalah untuk diampuni.

Alquran misalnya menegaskan: “Dan bergegaslah kalian kepada ampunan Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, disiapkan bagi orang-orang yang bertanya”. (Alquran).

Kata bergegas mengindikasikan keseriusan dan kesungguhan, serta mujahadah dalam meraih magfirah Allah SWT. Maknanya jika ingin diampuni kejarlah ampunan itu.

Dalam ampunan Allah inilah nampak secara gamblang kasih dan Rahmah Allah SWT. Allah tidak pernah menutup kemingkinan ampunan itu selama hambaNya masih hidup, dan memang ingin diampuni.

Kecintaan Allah yang tiada batas itu menjadikanNya mendeklarasikan dengan tegas: “Katakan Wahai hamba-hambaKu (ibaadiya) jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa-dosa. Sesunguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang”.

Ayat ini menyampaikan beberapa penekanan sebagai berikut:
1). Bahwa kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya begitu sangat dalam, bahkan tiada batas. Di ayat ini Allah memanggil hamba-hambaNya para pendosa. Mereka yang telah melampaui batas (batas halal dan haram atau batas kebenaran dan kebatilan). Luar biasanya Allah masih memanggil mereka dengan panggilan yang termulia. Itulah panggilan “ibaad” (hamba-hamba). Menurut para ulama, panggilan ini adalah panggilan yang menunjukkan penghormatan yang tinggi. Sebagai mana Allah menyebut RasulNya, Muhammad SAW, ketika mengangkatnya ke sidratul muntaha dalam peristiwa isra’ dan mi’raj.

2). Mereka yang melakukan dosa disebut “melampui batas” atau melebihkan atas diri-diri mereka. Hal ini menunjukkan bahwa agama jika dijalankan sebagaimana mestinya maka itu sangat sejalan dengan kebutuhan bahkan tabiat manusia. Keluar dari batas-batas agama adalah keluar dari batas-batas kehidupan itu sendiri.

3). Ungkapan “jangan berputus asa dari kasih sayang Allah” menunjukkan bahwa diampuninya kita bukan karena usaha, bukan sekadar ibadah yang kita lakukan. Tapi semuanya karena semata “rahmat Allah”. Bukankah pada akhirnya memang tak seorangpun yang akan masuk syurga tanpa rahmat Allah?

4). “Sungguh Allah mengampuni semua dosa” menekankan bahwa tiada dosa yang tak terampunkan dengan Rahmat Allah SWT. Dalam hadis disebutkan bahwa jika hambaKu melakukan dosa seluas langit dan bumi niscaya akan kuampuni.

Intinya adalah bahwa ampunan Allah itu adalah bentuk kasihNya yang terbesar. Hanya dengan diampuni seorang hamba akan masuk syurga. Dan hanya dengan tahmatNya seorang hamba akan diampuni.

Kisah seorang pemuda yang membunuh 99 orang adalah contoh lain dari kasih sayang Allah SWT. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari bahwa seorang pemuda telah membunuh 99 orang. Lalu mendatangi seorang ahli ibadah dan bertanya kira-kira Allah masih akan mengampuninya?

Sang ahli ibadah itu menjawab bahwa dia tidak akan diampuni lagi dengan dosa sebesar itu. Jangankan membunuh 99 orang. Membunuh seorang saja dosanya bagaikan membunuh seluruh umat manusia.

Mungkin karena frustrasi dan marah, sang pemuda itu juga membunuhnya. Kini, iya telah membunuh 100 orang. Tapi keinginan untuk diampuni masih ada dalam hatinya. Dia pun berjalan hingga ketemu dengan ahli ilmu dan bertanya apakah Allah masih mengampuninya?

Mendengar itu sang ahli ilmu teringat dengan ayat tadi, “Wahai hamba-hambaKu jangan berputus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa”. Melihat keseriusan dan kemanisan hati sang pemuda, ahli ilmu itu menjawab: “Iya Allah masih akan mengampuninya”.

Cerita saya singkat. Sang pemuda diarahkan untuk berangkat ke sebuah kampung dan bergabung dengan penghuni kampung itu beribadah kepada Allah SWT. Di tengah jalan dia meninggal dunia. Malaikat surga dan neraka pun berebut untuk menjemputnya.

Namun Allah dengan RahmatNya dan kasihNya mengampuni dosa-dosanya. Walau telah membunuh 100 orang dengan rahmat dan ampunannya sang pemuda itu akhirnya diputuskan menjadi penghuni surga.

Kalau semua dosa diampuni, lalu bagaimana dengan dosa yang dinyatakan oleh Alquran tidak terampuni? Yaitu dosa syirik atau dosa yang dilakukan dalam menyembah selain Allah SWT. “Sungguh Allah tidak mengampuni dosa dengan mempersekutukan sesuatu dalam menyembah. Dan mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki”. (Baca Juga: Puasa Momentum Menata Hati)

Dosa syirik yang tidak terampuni adalah ketika dosa itu terbawa mati, dan tidak sempat melakukan taubat sebelum kematiannya. Berbeda dengan dosa selain syirik. Kalau pun meninggal dalam keadaan berdosa, tapi dalam hatinya ada iman atau tauhid maka dosa itu pada akhirnya akan terhapuskan.
Kisah Inspiratif, Allah Mengampuni Semua Dosa (Bagian 1)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2703 seconds (0.1#10.140)