Kekuatan Istighfar

Rabu, 08 Mei 2019 - 15:06 WIB
Kekuatan Istighfar
Kekuatan Istighfar
A A A
Ustaz Miftah el-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab & Tafsir Alquran
Lulusan Institute of Arab Studies Cairo-Mesir

Dikisahkan pada suatu hari, Imam Abu Hanifah ingin sekali pergi ke Kota Baghdad, meskipun sebenarnya beliau memiliki banyak kesibukan. Terlebih di sana beliau tidak memiliki tujuan dan siapa orang yang akan ditemui. Lantaran, dorongan hati yang sangat kuat, akhirnya beliau memutuskan pergi sendirian.

Dalam perjalanan berhari-hari sampailah beliau di Kota Baghdad. Sesampai di sana beliau kebingungan, lantaran tidak memiliki tujuan. Ketika hari sudah malam, beliau melepas lelah sembari berbaring di sebuah masjid. Namun, si penjaga masjid mengusir beliau dengan nada kasar. (Baca Juga: 3 Kabar Malaikat Jibril Menjelang Ramadhan)

“Ayo, pergi dari masjid ini!” Sang Imam yang menyamar sebagai seorang musafir biasa tidak dikenali sebagai seorang ulama ternama.
Tak jauh dari masjid itu ada sebuah warung. Imam Abu Hanifah pun mengetok warung yang sudah tutup itu. Si pemiliknya menyambut dengan baik dan mempersilakan sang musafir beristirahat.

Diperhatikan seksama oleh Abu Hanifah, si pemilik warung itu sibuk membuat adonan kue, namun bibirnya seakan tak henti-hentinya berzikir. Lantaran penasaran Imam Abu Hanifah bertanya, “Apa yang kau baca?” Si pemilik warung menjawab: “Aku cuma membaca istighfar saja, Astaghfirullah adzhim... Astaghfirullah adzhim.. Astaghfirullah adzhim..”

“Berapa lama Anda kebiasaan Anda mengamalkan istighfar itu?” tanya Imam Abu Hanifah lagi. Pemilik warung itu menjawab, “Hampir lebih dari 20 tahun!”

“Lantas apa manfaat yang engkau peroleh dari amalan istighfarmu itu?”
Orang itu menjawab, “Semenjak aku mengamalkan istighfar, tidak ada satu keinginan pun yang aku inginkan, melainkan Allah segera kabulkan, meskipun masih baru terbesit di hatiku!”

“Adakah hajatmu yang masih belum terkabulkan?” tanya sang Imam.

“Ya ada!” jawabnya. “Aku masih berharap dipertemukan dengan seorang ulama hadits besar bernama Imam Abu Hanifah yang sangat alim dan terkemuka itu!”

Betapa terkejutnya Imam Abu Hanifah namanya disebut. Imam Abu Hanifah berdiri di hadapan orang itu, “Akulah Imam Abu Hanifah yang engkau maksudkan itu. Pantaslah disebabkan istighfar-mu itulah yang membawaku ke tempatmu ini!” Orang tersebut tersadar bahwa Allah telah hadirkan seorang ulama terkemuka di hadapannya berkat amalan istighfar-nya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2950 seconds (0.1#10.140)