Imam Shamsi Ali: 5 Bekal Kesuksesan Hidup

Sabtu, 31 Agustus 2019 - 21:02 WIB
Imam Shamsi Ali: 5 Bekal Kesuksesan Hidup
Imam Shamsi Ali: 5 Bekal Kesuksesan Hidup
A A A
Sejak Jumat lalu pesantren Nur Inka Nusantara Madani mengadakan acara istimewa yang disebut Annual Sport and Family Fun Weekend. Sebuah acara yang ditujukan bagi remaja/pemuda dan keluarga untuk menikmati akhir pekan mereka.

Salah satu kegiatan terpenting selama 2 hari itu adalah tausiyah singkat (short reminder) setelah salat-salat fardhu. Satu di antara tausiyah yang ditekankannya adalah tausiyah Minggu subuh kemarin.

"Dalam ceramah singkat yang kita kenal kultum (kuliah tujuh menit) itu saya menyampaikan ada minimal 5 hal yang jangan sampai terlalaikan dalam hidup. Bahkan menjadi kewajiban setiap Muslim untuk menjaga, bahkan menumbuh suburkannya," kata Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation kepada SINDOnews.

Imam Shamsi yang juga Pembimbing Haji Nusantara USA menjelaskan lima bekal untuk kesuksesan hidup.

Pertama, manusia tidak akan pernah menemukan keberhasilan dan kesuksesan apapun tanpa iman. Maka iman menjadi modal utama dalam hidup manusia. Karenanya iman harus dijaga, ditingkatkan dan dibuatkan setiap saat. Itulah yang diingatkan oleh Rasulullah SAW : perbaharui iman kamu dengan 'laa ilaaha illallah'.

"Iman itu fluktual sifatnya. Keadaannya naik turun. Hari ini meninggi, besok boleh jadi drop ke tingkat terendah. Hal itu karena iman berpusat di hati. Sedang hati itu memang alamiahnya terbolak balik," jelasnya.

Untuk menyadari jika iman naik atau turun, lihat kepada indikatornya. Yaitu kenginan (irodah) dalam berbuat kebaikan apakah kuat atau lemah. Kuat atau lemahnya amal saleh itu merupakan kuat atau melemahnya iman seseorang.

Kedua, untuk keberhasilan seseorang iman semata tidak cukup. Tapi diperlukan ilmu yang mumpuni. Ilmulah yang akan menyinari jalan sehingga seseorang bisa berjalan menorobos lorong-lorong hidupnya.

Ilmu menjadi lentera kehidupan. Iman itu energi dan kekuatan. Ilmu itu yang menjadi sinar perjalanan. Iman tanpa ilmu bagaikan kendaraan dengan mesin yang kuat tanpa peta. Berjalan cepat tanpa tahu arah destinasi (tujuan).

"Karenanya menguatkan keilmuan menjadi salah satu pilar kesuksesan hidup. Seorang Mukmin dituntut untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan daya nalar dan keilmuannya," kata Dai yang juga Imam di Islamic Center of New York.

Ketiga, iman dan ilmu itulah yang pada akhirnya melahirkan kerja-kerja yang inovatif. Dalam bahasa Alqur'an-nya 'amal-amal soleh' merupakan buah yang baik dari perpaduan iman dan ilmu.

Karenanya orang beriman yang berilmu takkan pernah berhenti untuk melakukan kerja-kerja inovatif dalam hidupnya. Hanya kerja yang hasilnya akan dilihat di hari kemudian. "Maka barangsiapa yang berbuat kebajikan walau sebesar dzarroh niscaya akan dilihatnya. Demikian sebaliknya.

Keempat, orang beriman memandang waktu itu, bukan sekadar uang atau materi. Tapi sesungguhnya hidup itu sendiri. Uang jika hilang dapat tergantikan. Tapi ketika waktu telah berlalu, dia takkan menengok ke belakang.

Sejatinya berlalunya waktu sekaligus berarti berlalu rentang waktu kehidupan seseorang. Maka berlalunya waktu dapat dikatakan sebagai kematian seseorang pada rentang waktu yang berlalu itu.

Karenanya orang beriman tidak akan menyia-menyiakan waktunya. Setiap detik baginya adalah detak jantung kehidupannya. Maka dia akan bersungguh-sungguh dalam menjaga dan menggunakan waktunya dengan sungguh-sungguh dan maksimal.

Kelima, dalam menggunakan waktu secara efektif itu orang beriman selalu memiliki "akhirah oriented vision". Maka segala gerak geriknya tak pernah terhenti dalam kebajikan.

"Orang beriman akan selalu di jalan kebenaran untuk menebar kebajikan. Saya mengistilahkan iman itu bagaikan air. Tak pernah terhenti bergerak memberikan kesejukan dan kehidupan," papar Imam Shamsi Ali.

Itulah visi orang beriman. Onak dan duri perjalanan dunianya takkan menghentikan langkah kebaikannya. Tak peduli apa kata dan penilaian orang, selama dia yakin yang dilakukan itu adalah nilai kebajikan.

Kepeduliannya hanya ada pada nilai kebajikan dan ridha Dia yang menilai segala sesuatu tanpa kepentingan. Karena memang Dia Ahkamul Haakimiin.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3084 seconds (0.1#10.140)