Dahsyatnya Fadhillah Salawat dan Keagungan Rasulullah SAW

Jum'at, 27 September 2019 - 06:28 WIB
Dahsyatnya Fadhillah Salawat dan Keagungan Rasulullah SAW
Dahsyatnya Fadhillah Salawat dan Keagungan Rasulullah SAW
A A A
Sesungguhnya Allah beserta para malaikat-Nya senantiasa bersalawat atas Nabi. Wahai orang-orang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

Penggalan ayat di atas merupakan firman Allah Ta'ala yang diabadikan dalam Surah Al-Ahzab. Salawat begitu penting bagi setiap muslim karena fadhillah (keutamaan)-nya bisa mendatangkan kebaikan dan keselamatan.

Membaca salawat untuk Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam (SAW) memiliki makna mendoakan atau memohon berkah kepada Allah untuk Nabi melalui ucapan, pernyataan serta pengharapan kesejahteraan untuk beliau SAW dan keluarganya.

"Salawat Allah adalah pujian-Nya kepada beliau shallallahu 'alaihi wa sallam di hadapan para Malaikat." (HR. Al-Bukhari)

Dalam Kitab Qurrotul 'Uyun karya Syeikh Muhammad at-Tahami Ibnu Madani yang kemudian ditulis sebagai syarah (uraian penjelasan) oleh Ibnu Yamun juga disinggung tentang keutamaan bersalawat. Imam Qusayri (rahimahullah) mengatakan, keberadaan Rasulullah SAW itu sendiri merupakan nikmat dari Allah. Maka Allah memerintahkan kepada umat Islam untuk selalu membaca salawat kepadanya.

Kemudian Allah mencukupkan pahala orang yang membaca salawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana sabda Nabi: "Barang siapa membaca salawat kepadaku sekali, maka Allah akan memberi rahmat kepadanya sepuluh kali".

Imam Busyairi di dalam syairnya berkata: "Bekalilah dirimu dengan takwa, jika hal itu tidak mampu engkau lakukan maka dengan membaca salawat kepada Nabi Muhammad."

Sesungguhnya bacaan salawat dari orang yang membaca salawat kepadanya, akan jadi simpanan yang tidak akan habis.

Berkata Imam Abulais Assamarkandi: Apabila Anda ingin mengetahui bahwa salawat atas Nabi Muhammad SAW itu lebih utama dari semua ibadah, maka renungkanlah firman Allah dalam Surah Al Ahzab ayat 56.

Allah ta'ala memerintahkan kepada hamba-hambaNya untuk beribadah, dan dengan zatNya, pertama-tama Allah membaca salawat (memberi rahmat) kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian Allah memerintahkan kepada para Malaikat untuk bersalawat kepada Nabi SAW. Kemudian Allah memerintahkan kepada orang mukmin untuk membaca salawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Di dalam hadis mauquf dari Abdillah bin Umar bin Asy RA disebutkan, "Barang siapa membaca salawat kepada Nabi SAW satu kali, maka Allah bersama Malaikat-Nya, memberi rahmat kepadanya dengan 70 rahmat".

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Perbanyaklah salawat kepadaku pada setiap Jumat. Karena salawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jumat. Barangsiapa yang banyak bersalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti." (HR. Al-Baihaqi)

Hadits-hadits yang menerangkan tentang keutamaan membaca salawat banyak sekali. Bagi yang ingin mendalaminya bisa mengkaji kitab "Tuhfatul Akhyar" karangan Imam Arrashai Rahimahullah.

Bacaan Salawat yang Ringkas adalah:
1. Allahumma shalli wa sallim 'alaa Nabiyyina Muhammad.
(Ya Allah, limpahkanlah salawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad).

2. Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.
(Ya Allah, limpahkanlah salawat kepada Nabi Muhammad dan kepda keluarga Nabi Muhammad)

3. Shallallahu ala Muhammad, shallallahu alaihi wa sallam
(Semoga salawat dari Allah atas Nabi Muhammad)

Keagungan Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW adalah lebih utama, lebih mulia, dan lebih unggul dari pada para utusan dan nabi sebelum beliau. Para ulama sepakat bahwa Almustofa (Muhammad SAW) adalah makhluk Allah paling mulia, tidak ada yang menentangnya.

Dalam sebuah hadits dikatakan, "Sesunguhya Aku lebih mulia dari orang-orang terdahulu dan yang akan datang kemudian di hadapan Tuhanku, dan aku tidak sombong. Aku juga merupakan pemimpin anak Adam kelak pada hari kiamat, dan Aku tidak sombong. Aku pun orang yang pertama keluar dari kubur, Aku adalah permulaan yang memberi pertolongan dan permulaan orang yang ditolong".

Di dalam hadits Abi Dzarrin yang panjang, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah," Ya Rasulullah, berapakah jumlah para Nabi?" Beliau menjawab," Ada 124.000 orang nabi". Aku bertanya lagi," Ya Rasulullah, dari jumlah itu berapakah yang menjadi Rasul?" Beliau menjawab," Ada 313 orang, yang berasal dari golongan yang banyak".

Aku bertanya lagi, "Apakah yang dimaksud dengan golongan yang banyak?" Beliau menjawab," Yaitu sejumlah orang yang baik-baik". Aku bertanya, Siapakah orang yang pertama di antara mereka?" Beliau menjawab," Nabi Adam AS." Aku bertanya, "Apakah beliau seorang Nabi yang diutus?" Beliau menjawab, "Ya, Allah menciptakan beliau dengan kekuasaan-Nya, dan meniupkan ruh kepadanya dengan ruh-Nya, kemudian menyempurnakan kejadiannya".

Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda, "Wahai Aba Dzar, empat orang Nabi dari keturunan bangsa Suryani adalah Adam, Syits, khanukh/Nabi Idris (orang yang pertama menulis dengan menggunakan pena), serta yang keempat adalah Nabi Nuh. Empat orang Nabi lagi dari keturunan bangsa Arab yaitu Nabi Hud, Syuaib, Shaleh, dan Nabimu (Muhammad SAW).

Wahai Aba Dzar, Nabi pertama dari golongan Bani Israil adalah Nadi Musa AS, dan yang terakhir adalah Nabi Isa AS. Sedangkan Rasul yang pertama adalah Nabi Adam as dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad SAW.

Baginda Muhammad SAW adalah nama Nabi yang paling masyhur. Beliau memiliki beberapa nama, menurut sebagian ulama, nama beliau mencapai 400 nama.

Imam Abu Bakar Al-Arobi menukil keterangan dari sebagian ulama, bahwa Allah memiiki 1000 nama, dan Nabi Muhammad SAW memiliki 1000 nama. Lafaz "Muhammad" tersebut adalah Isim alam pindahan dari Isim maf'ul fiil bina mudhof, yang maknanya adalah orang yang banyak pujiannya, sehingga beliau selau dipuji setelah dipuji (dipuji tanpa henti).

Beliau diberi nama "Muhammad" dengan maksud agar antara nama Muhammad dengan sifat-sifat beliau seimbang. Sebab, beliau selalu dipuji oleh makhluk di seluruh alam dari setiap sudut, baik dari sudut haqikat, sifat, bentuk tubuh, budi pekerti, amal, tingkah laku, ilmu, maupun ketetapan hukumnya.

Beliau selalu dipuji baik di bumi maupun di langit di dunia maupun di akhirat. Beliau dipuji di bumi, sebab ilmu dan hikmahnya yang bermanfaat, dan Beliau juga dipuji di akhirat sebab syafaatnya.

Pada suatu ketika pernah ada orang yang bertanya kepada kakek beliau, Abdul Mutthalib, "Kenapa cucu tuan diberi nama Muhammad, padahal nama itu tidak terdapat pada nama-nama ayah dan kakek tuan?" Maka Abdul Muthalib pun menjawab, "Aku berharap agar cucuku, Muhammad, selalu dipuji, baik di langit maupun di bumi." Maka harapan sang kakek pun dikabulkan oleh Allah SWT,

Adapun perkataan terkait keluarga dan kerabat Nabi SAW yaitu orang yang haram menerima zakat. Sedang menurut Imam Malik dan yang lainnya, sebagaimana diungkapkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Syarah Muslim, bahwa yang dimaksud dengan keluarga Muhammad adalah, para pengikut beliau, yaitu umat yang melaksanakan segala perintah Allah SWT.

Pendapat ini sangat sesuai dalam kedudukan doa. Imam Qodhi Husain mengatakan, bahwa pendapat Imam Malik tersebut tebatas pada orang-orang yang bertakwa saja. Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta'ala: "Tidak ada kekasih Allah, kecuali orang-orang yang bertakwa". (QS Al-Anfal:34).

Pendapat lain tentang keluarga beliau adalah semua putra putri Nabi Muhammad SAW dan cucu-cucu beliau hingga hari kiamat. Sekarang sudah tidak ada cucu-cucu beliau, kecuali dari keturunan putri beliau Fatimah Azzahra RA yang saat ini kita kenal dengan julukan Sayyid, Habib dan Syarifah. Allahu A'lam. Semoga salawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan pengikutnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6594 seconds (0.1#10.140)