Inilah Cemburu yang Diajarkan Nabi Muhammad

Kamis, 24 Oktober 2019 - 16:05 WIB
Inilah Cemburu yang Diajarkan Nabi Muhammad
Inilah Cemburu yang Diajarkan Nabi Muhammad
A A A
Dalam satu hadits , Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) pernah bersabda: "Innii laghaayuurun wamaa minimri-in laa yaghaaruillaa mankuusul qalbi (sesungguhnya aku ini pecemburu. setiap orang yang tidak mempunyai rasa pecemburu, maka tidak lain kecuali orang itu berhati terbalik)".

Sesungguhnya Allah Ta'ala itu pecemburu, dan orang mukmin itu hendaknya pecemburu. Kecemburuan Allah adalah apabila ada orang mukmin melakukan perbuatan yang diharamkan oleh Allah. (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Al-Bukhari, Muslim dan Turmudzi dari Abu Hurairah)

Dalam Kitab Uqud al-Lujain (etika rumah tangga) karya Syeikh Muhammad bin Umar An-Nawawi, Sahabat Ali bin Thalib RA mengatakan, "Apakah kalian tidak malu. Apa kalian tidak cemburu membiarkan perempuan-perempuan (istri-istri)-mu keluar ke tengah-tengah kaum lelaki. Ia melihatnya dan mereka memperhatikan dirinya".

Tapi ingat, cemburu yang berlebihan juga tidak baik. Imam Ali mengatakan hal itu, "Janganlah kamu berlebihan mencemburu. Sebab dengan kecemburuan yang berlebihan itu sama artinya menuduh istrimu berbuat buruk".

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya di antara kecemburuan ada yang dicintai Allah dan ada pula kecemburuan yang dibenci Allah. Di antara sikap berbangga diri ada yang disukai Allah dan ada pula sikap berbangga diri yang dimurkai Allah. Adapun kecemburuan yang disukai Allah adalah kecemburuan (dalam hal keragu-raguan). Kecemburuan yang dibenci Allah adalah kecemburuan di luar hal itu. Adapun sikap berbangga diri yang disukai Allah adalah keberbanggaan seseorang ketika maju ke medan pertempuran di saat terjadinya bencana. Sikap keberbanggaan yang dibenci Allah adalah dalam hal kebatilan".

Di era globalisasi saat ini, apabila ada perempuan keluar rumah maka hampir dipastikan menjadi sasaran godaan kaum lelaki. Mungkin dengan cara mengedipkan matanya atau disentuh. Ada pula yang sekadar dipegang dan ada pula yang disindir dengan kata-kata yang jorok yang tidak mengenakan telinganya.

Ibnu Hajar mengatakan, jika seorang perempuan (istri) bermaksud hendak keluar untuk menjenguk orang tua, misalnya, sebenarnya tidak dilarang. Tetapi terlebih dulu harus memperoleh izin dari suaminya.

Yang perlu diperhatikan, hendaknya ketika keluar jangan memamerkan perhiasan dan dandanannya. Pakaian yang dikenakannya tidak perlu bagus, melainkan pakaian yang sederhana.

Pandangan hendaknya dijaga, ditundukkan sepanjang jalan. Tidak perlu tengok kanan dan kiri. Kalau tidak begitu justru akan membuka kesempatan untuk melakukan kemaksiatan kepada Allah.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2620 seconds (0.1#10.140)