20 Adab Pergaulan dan Persahabatan Menurut Imam Al-Ghazali

Kamis, 07 November 2019 - 05:15 WIB
20 Adab Pergaulan dan Persahabatan Menurut Imam Al-Ghazali
20 Adab Pergaulan dan Persahabatan Menurut Imam Al-Ghazali
A A A
Orang yang bahagia adalah yang bisa mengambil pelajaran dari orang lain. Seorang mukmin merupakan cermin bagi mukmin yang lain.

Dalam Kitab Bidayatul Hidayah, Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali (1058/450 Hijriyah-1111/505 Hijriyah) mengulas adab pergaulan dan hak-hak persaudaraan. Ulama bernama lengkap Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali juga menerangkan jenis-jenis manusia dan saudara yang harus diketahui.

Adapun manusia terbagi dalam tiga kategori, yaitu:
1. Ada yang seperti makanan dimana memang selalu diperlukan.
2. Ada yang seperti obat di mana hanya sewaktu-waktu saja diperlukan.
3. Ada pula yang seperti penyakit di mana sama sekali tak diperlukan, tapi seorang hamba kadangkala diuji dengannya.

Jenis yang ketiga inilah yang tidak menyenangkan dan tidak pula memberikan manfaat. Karena itu, kita harus berpaling darinya agar selamat.

Sedangkan saudara itu ada tiga macam:
1. Saudara untuk akhiratmu. Dalam hal ini engkau harus melihat pada agamanya.
2. Saudara untuk duniamu. Dalam hal ini, engkau harus memperhatikan akhlaknya.
3. Saudara untuk bersenang-senang. Dalam hal ini engkau harus selamat dari kejahatan, fitnah, dan keburukannya.

Nabi Isa 'alaihissalam pernah ditanya, "Siapa yang telah mengajarkan adab padamu?" Nabi Isa menjawab, "Tak ada yang mengajariku. Tapi aku melihat kejahilan orang bodoh, maka aku pun menghindarinya."

Benar sekali yang beliau katakan. Seandainya manusia meninggalkan apa yang mereka benci dari orang lain, adab mereka akan menjadi sempurna dan tak perlu lagi kepada para muaddib (orang yang mengajarkan adab atau etika).

Adab Bergaul dan Hak-hak Persaudaraan
Umat Islam juga diperintahkan agar memperhatikan hak-hak persahabatan. Manakala telah terbina suatu hubungan persahabatan, maka engkau harus memperhatikan hak-hak dan adab-adab persahabatan.

Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan dua orang saudara adalah seperti dua tangan, yang satu membersihkan yang lain."

Dikisahkan, Nabi SAW pernah masuk ke dalam semak belukar lalu memetik dua ranting siwak, yang satu bengkok dan yang satu lagi lurus. Waktu itu beliau bersama para sahabatnya. Lalu beliau memberikan yang lurus, sedangkan yang bengkok beliau simpan untuk dirinya.

Lantas sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, engkau lebih berhak atas ranting yang lurus ini daripadaku." Nabi menjawab, "Tidaklah seseorang menyertai temannya walaupun sesaat di waktu siang, melainkan ia ditanya, 'Apakah ia telah meĀ­nunaikan hak Allah Ta'ala dalam persahabatannya itu atau justru ia melalaikannya.'

Nabi SAW juga berkata, "Tidaklah dua orang bersahabat, melainkan yang paling dicintai Allah adalah yang paling mengasihi temannya."

20 Adab Pergaulan dan Persahabatan:
1. Mengutamakan teman dalam hal harta. Jika tidak, maka dengan mengeluarkan kelebihan harta ketika dibutuhkan.
2. Membantu dengan jiwa saat diperlukan secara langsung tanpa diminta.
3. Menyimpan rahasia dan menyembunyikan aib.4. Tidak menyampaikan cemoohan orang kepadanya.5. Memberikan pujian orang kepadanya.
6. Penuh perhatian terhadap apa yang dibicarakannya.
7. Memanggil dengan nama yang paling disukainya.
8. Memuji kebaikannya dan berterima kasih atas bantuannya.
9. Membela kehormatannya di saat ia tidak ada sebagaimana ia membela kehormatannya sendiri.
10. Menasihatinya dengan lemah lembut dan jelas jika memang diperlukan.
11. Memaafkan ketika ia salah dan tidak malah mencaci.
12. Mendoakannya di saat berkhalwat dengan Allah, baik ketika masih hidup maupun ketika sudah wafat.
13. Tetap setia kepada keluarga dan kerabatnya manakala ia sudah meninggal dunia.
14. Ikut meringankannya dan bukan justru memberatkan hajatnya.
15. Menghibur hatinya dari segala kerisauan.
16. Menampakkan kebahagiaan atas kemudahan yang ia dapatkan.
17. Bersedih atas hal buruk yang menimpanya.
18. Menyembunyikan di dalam hati apa yang ia sembunyikan sehingga ia benar-benar setia secara lahir maupun batin.
19. Mendahuluinya dalam mengucapkan salam ketika bertemu.
20. Melapangkan majelis untuknya, membantunya ketika berdiri, dan diam ketika ia berbicara sampai selesai (tidak menyela atau memotongnya).

Ringkasnya, hendaknya ia memperlakukan temannya itu sebagaimana ia senang kalau diperlakukan demikian. Siapa yang tak mencintai saudaranya sebagaima ia mencintai dirinya sendiri, berarti ia telah dihiasi nifak (sifat munafik).

Hal itu merupakan bencana baginya di dunia dan di akhirat. Itulah adab-adab yang diperhatikan terkait hak orang awam dan hak para sahabat. Semoga manfaat. (Baca Juga: 8 Nasihat Imam Al-Ghazali tentang Hakikat Pergaulan)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5013 seconds (0.1#10.140)