Kisah Nabi Nuh dan Banjir Besar Pertama di Muka Bumi

Minggu, 17 November 2019 - 05:15 WIB
Kisah Nabi Nuh dan Banjir Besar Pertama di Muka Bumi
Kisah Nabi Nuh dan Banjir Besar Pertama di Muka Bumi
A A A
Setelah selesai masa kerasulan Nabi Idris 'alaihissalam (AS), Allah Ta'ala mengangkat Nabi Nuh 'alaihissalam (AS) untuk melanjutkan tugas kerasulan. Nabi Nuh menjadi Rasul pertama dari golongan 'Ulul Azmi.

Berikut ulasan kisah Nabi Nuh dalam kajian Syeikh Ahmad Al-Mishry (ulama dari Mesir) di Srengseng Jakarta Barat, (14/11/2019). Nabi Nuh disebut dalam Alqur'an sebanyak 43 kali. Adapun nasab beliau, Nabi Nuh AS bin Lamuk bin Matusyalkha bin Idris AS bin Yarid bin Mahlaail bin Qinan bin Ainusy bin Syits bin Adam 'alaihi salam (AS).

Beliau termasuk golongan Ulul 'Azmi bersama Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS dan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW). Nabi Nuh dilahirkan di Irak. Antara Nabi Nuh dan Nabi Adam berjarak 10 Abad.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar RA bahwa Abu Dzar berkata: "Aku (Abu Dzar) bertanya kepada Nabi SAW. "Ya Rasulullah, siapakah Nabi pertama?' Nabi bersabda: "Adam". Aku bertanya: 'Adam Seorang Nabi?' Beliau menjawab: "Ya, Nabi yang diajak berbicara." Aku bertanya: 'Ya Rasulullaah, berapakah jumlah para Rasul?' Beliau menjawab: "Tiga ratus sekian belas orang, jumlah yang banyak.' Kesempatan lain Beliau berkata: "315.". Aku bertanya: 'Apakah Adam seorang Nabi?' Rasulullah menjawab: "Ya, Nabi yang diajak bicara (oleh Allah Ta'ala)." (HR. Ahmad)

Berhala Pertama di Muka Bumi
Pada zaman Nabi Nuh, kaumnya dikenal sebagai penyembah berhala pertama di muka bumi. Kaum Nabi Nuh banyak yang lupa kepada Allah Ta'ala dan mengabaikan dakwah Beliau. Ada lima berhala yang diagungkan kaumnya pada masa Nabi Nuh, yaitu Wadd, Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr.

"Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Tuhan-Tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr".
(QS. Nuh: 23)

Awalnya dihasud oleh setan untuk menjadikan 5 orang saleh sebagai kenangan. Akhirnya kaum nabi Nuh membuat patung di tempat mereka. Disebutkan, orangtua yang membuat patung sudah wafat namun Iblis menghasud anak keturunannya untuk menyembah berhala itu.

Setiap suku memiliki berhala. Orang-orang saleh dibuat patung dan disembah. Warisan kaum Nabi Nuh AS yang juga terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW. Kaum Nabi Nuh telah menzalimi diri mereka sendiri karena berhala itu sama sekali tak bisa memberi manfaat bagi mereka.

Nabi Nuh diutus untuk kaumnya saat berusia 50 tahun lebih. Ada yang mengatakan 400 tahun, dan Beliau terus berdakwah hingga usia 950 tahun. Adapaun yang beriman kepada Nabi Nuh disebutkan paling sedikit 6 orang, paling banyak 80 orang.

"Jadi kalau ada ustaz pengikutnya satu atau dua atau tak perlu gelisah. Nabi Nuh berdakwah hingga 950 tahun, pengikutnya paling banyak hanya 80 orang," kata Syeikh Ahmad.

Bahtera Nabi Nuh dan Banjir Besar
Dalam perjalanan dakwahnya, Nabi Nuh kesal terhadap umatnya yang ingkar kepada Allah Ta'ala hingga menyumpahi mereka agar dimusnahkan. "Ya Allah, musnahkan orang kafir itu," demikian doanya. Akhirnya Allah Ta'ala memerintahkan Beliau membuat kapal. Nabi Nuh diperintahkan menanam pohon kurma yang digunakan untuk membuat kapal. Beliau juga disebut sebagai manusia pertama yang menanam kurma di muka bumi.

Kemudian Beliau membuat kapal besar atau disebut bahtera Nuh. Beliau membuat kapal di tengah padang pasir. Kaumnya yang melihatnya meremehkannya karena jarak pembuatan kapal itu sangat jauh dari laut. Atas izin Allah, air pun memancar dari dapur tempat pembuatan kapal itu.

Disebutkan, panjang kapal Nabi Nuh 360 hasta, lebarnya 50 hasta. Pintunya sekitar 50 hasta. Sebuah kapal berukuran sangat besar. Kemudian Allah memerintahkan Nabi Nuh membawa masing-masing pasangan binatang.

Hujan tiba-tiba turun sangat deras. Bumi dipenuhi air, banjir besar pun datang. Kemudian Allah menenggelamkan kaum Nabi Nuh.

"Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai Anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu bersama orang-orang yang kafir". Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan." (QS. Hud: 42-43)

Akhirnya anak Nabi Nuh tidak bisa diselamatkan meskipun anak seorang Rasul. Disebutkan, kapal Nabi Nuh memiliki 3 tingkatan. Tingkat pertama untuk binatang, tingkat kedua untuk manusia, tingkat ketiga untuk burung. Beliau membawa sejenis dari setiap yang ada agar bisa berkembang biak.

Saat banjir besar terjadi, Allah Ta'ala menyelamatkan Nabi Nuh dan pengikutnya ketika berhenti membaca:
بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا
"Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." (QS. Hud: 41)

Adapun burung yang pertama masuk Kapal Nabi Nuh adalah Beo, yang terakhir Keledai. Iblis disebut ikut masuk ke bahtera Nabi Nuh dengan keledai.

Ketika Allah memerintahkan langit untuk berhenti menurunkan hujan, Nabi Nuh AS dan kapalnya berlabuh di Iran. Beliau hidup sesudah itu bersama pengikut setianya berjumlah 80 orang.

Adapun anak keturunan Nabi Nuh di antaranya, Sam, Ham, Yafith, Kan'an. Namun, Allah mengatakan kepada Nabi Nuh bahwa Kan'an bukan keluarganya. Maksudnya tidak termasuk yang diselamatkan. Istri Nabi Nuh juga termasuk kaum yang tidak diselamatkan.

Beliau menjelang wafatnya mewasiatkan agar memegang kalimat "Laa Ilaha Illallaah" dan menyuruh berhati-hati dari kesyirikan.

Hikmah dari Kisah Nabi Nuh
Nabi Nuh adalah manusia yang umurnya panjang hingga 950 tahun. Disebutkan makam Nabi Nuh berada di Masjidil Haram Makkah. Nabi Nuh adalah seorang tukang kayu pertama di dunia. Beliau menanam pohon kurma selama 90 tahun untuk membuat kapal. Nabi Nuh juga merupakan Bapak sekaligus nenek moyang manusia kedua setelah Nabi Adam AS.

Kaum yang ikut bersama Nabi Nuh di atas bahteranya tidak ada yang punya keturunan. Pengikutnya berjumlah 80 orang itu tidak memiliki keturunan. Allah hanya menanugerahi keturunan dari Nabi Nuh.

Adapun penyebab kaum Nabi Nuh dimusnahkan Allah karena mereka kufur, meremehkan Nabi Nuh AS dan mengikuti hawa nafsu hingga menyembah berhala.

Disebutkan, orang yang bermimpi Nabi Nuh akan berusia panjang, banyak kesulitan lalu dimenangkan oleh Allah. Artinya banyak yang berbuat dengki kepadanya, tetapi dimenangkan oleh Allah. Ada yang mengatakan mimpi Nabi Nuh akan menjadi orang alim, sabar. Ada juga yang menyebut akan terjadi hujan. Wallahu A'lam.

6 Pelajaran dari Kisah Nabi Nuh:
1. Banyak gangguan dari kaumnya tetapi Beliau bersabar.
2. Banyak mendapat tantangan besar anak dan istrinya tidak bisa diselamatkan.
3. Seorang Ayah selalu penyayang terhadap anaknya meski anaknya menolak.
4. Persaudaraan dalam Agama itu lebihkuat daripada persaudaraan Nasab.
5. Semua para Nabi dan Rasul memiliki pekerjaan.
6. Kekuasaan Allah Ta'ala yang mampu memusnahkan alam semesta dan
membangkitkannya lagi.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3644 seconds (0.1#10.140)