Kenapa Para Nabi Mengembala Kambing? Ini Jawaban Ustaz Oemar Mita

Rabu, 11 Desember 2019 - 18:53 WIB
Kenapa Para Nabi Mengembala Kambing? Ini Jawaban Ustaz Oemar Mita
Kenapa Para Nabi Mengembala Kambing? Ini Jawaban Ustaz Oemar Mita
A A A
Nabi dan Rasul adalah manusia pilihan Allah yang diutus menyempurnakan akhlak dan kemaslahatan umat manusia. Setiap Nabi memiliki pekerjaan sebagai pengembala kambing pada masa kecilnya.

"Ulama terdahulu berpendapat para Nabi dan Rasul mengembala kambing agar belajar bersabar," kata Dai yang juga Founder Syameela, Ustaz Oemar Mita saat mengisi kajian di Masjid Al-Ikhwan Meruya Ilir Jakarta Barat.

Pekerjaan pengembala kambing, terang Ustaz Oemar Mita, membutuhkan kesabaran, dan kesabaran itu akan menguatkan kehidupan para Rasul dan Nabi dalam mengemban risalah kenabian.

Imam Ahmad meriwayatkan ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) sedang mengembala kambing, Beliau mendengar suara musik dari Kota Mekkah. Rasulullaah bertanya kepada temannya tentang suara itu. Temannya menjawab itu adalah suara pesta perkawinan orang Quraisy.

Kemudian Rasulullah berjalan hendak melihat pesta itu, namun baru satu atau dua langkah, Allah 'Azza wa Jalla membuat Rasulullaah mengantuk hingga tertidur. Beliau tidak bangun sampai pipi beliau terkena terik sinar matahari.

Setelah bangun, Beliau bertanya kepada temannya kemanakah suara itu? Temannya berkata wahai Muhammad (shallallahu 'alaihi wa sallam), engkau tertidur nyenyak sekali sampai acara itu selesai."

Setelah peristiwa itu, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya antara diriku dan kemaksiatan itu pasti ada jarak dan Allah pasti akan menghalanginya." Begitulah Allah Ta'ala menjaga Rasulullah SAW sejak dari kecil agar kemaksiatan tidak sampai kepada Beliau yang mulia.

Ustaz Oemar Mita juga menceritakan kisah Abu Hurairah RA yang lapar dan melihat begitu banyak makanan di kediaman Rasulullah SAW. Ketika Beliau dipanggil oleh Rasulullaah SAW, Abu Hurairah mengira akan diajak menyantap makanan. Namun, Beliau justru disuruh memanggil para sahabat lain untuk menyantap makanan.

Setelah memanggil sahabat untuk makan, Abu Hurairah berpikir bahwa makanan telah habis dan tidak mendapat bagian. Namun, saat Rasulullah SAW memanggilnya terakhir untuk memakan hidangan dan berpesan "sesungguhnya engkau pasti berpikir bahwa makanan ini telah habis dan engkau tidak mendapat bagian dari santapan ini." Mendengar itu, Abu Hurairah tersipu malu.

Begitu besar rasa hormat para sahabat terhadap Rasulullah sehingga. Beliaupun sesungguhnya lapar ingin menyantapnya, namun menahannya demi melaksanakan perintah Rasulullah dan tak berani mengungkapkannya karena rasa hormatnya kepada Rasulullah SAW.

Kisah lain disebutkan, ketika para wanita Yahudi dari Khaibar mengetahui bahwa Rasulullah SAW suka memakan daging kambing dan menghidangkan daging kambing yang telah ditaburi racun. Ketika tahu bahwa yang disukai Rasulullah adalah bagian paha, maka perempuan Yahudi itu memperbanyak racun di bagian itu.

Setelah Rasulullah menggigit dagingnya, tulang kambing itu memberi tahu Beliau bahwa ia telah diberi racun, maka Beliau memuntahkan daging yang ada di mulutnya. Rasulullah kemudian mengumpulkan orang-orang Yahudi, lalu berkata, "Apakah kalian akan menjawab jujur jika aku bertanya kepada kalian?" Mereka menjawab, "Ya."

Beliau berkata, "Apa yang menjadikan kalian melakukannya?" Mereka menjawab, "Kami ingin mengetahui jika kamu seorang pembohong, maka kami dapat terbebas dari kebohonganmu. Dan jika kamu seorang Nabi, tentunya racun itu tidak akan membahayakanmu."

Lalu perempuan yang memberi racun pun dipanggil. Ia berkata, "Aku ingin membunuhmu." Rasulullah SAW berkata, "Allah tidak mengizinkanmu memperdayaiku."

Kaum Muslimin berkata, "Tidakkah kami membunuhnya?" Rasulullah SAW menjawab, "Tidak." Beliau tidak memberi hukuman apapun kepadanya. Akan tetapi, ketika Bisyr bin Bara' bin Ma'rur yang ikut makan daging itu meninggal dunia, maka perempuan itu dibunuh."

"Sesungguhnya kabar yang dibawa oleh Rasulullah SAW itu pasti benar dan lebih mendahului akal kita. Jika akal kita tak mampu menjangkaunya, maka gunakanlah imanmu karena imanmu akan menjaga akalmu," kata Ustaz Oemar Mita.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2693 seconds (0.1#10.140)