Ilmu Wudhu yang Wajib Kamu Ketahui (2)

Senin, 30 Desember 2019 - 16:44 WIB
Ilmu Wudhu yang Wajib Kamu Ketahui (2)
Ilmu Wudhu yang Wajib Kamu Ketahui (2)
A A A
Thaharah atau bersuci (bersih) adalah ilmu fiqih dasar yang wajib dipelajari oleh umat muslim. Thaharah ini meliputi ilmu tentang berwudhu, tayammum dan mandi.

Sebelumnya telah dijelaskan 6 wajib wudhu. Selanjutnya akan diuraikan tentang sunnah-sunnah berwudhu'. [Baca juga: Ilmu Wudhu yang Wajib Kamu Ketahui (1)]

Berikut Sunnah-sunnah Wudhu'

1. Memakai siwak atau mengosok gigi sebelum berwudhu.


عَنْ أَبِي هرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَوْ لاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلاَةٍ (رواه الشيخان)

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya dengan sabdanya: "Seandainya aku tidak khawatir akan memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka bersiwak setiap kali akan salat." (HR Bukhari Muslim).

Sunah ini dilakukan kapan waktu ingin berwudhu kecuali di bulan puasa, hukumnya makruh menggunakan siwak setelah waktu Zuhur.

2. Membaca Bismillah, dimulai dari pertama mencuci kedua telapak tangan.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ : تَوَضَّؤُوا بِاسْـمِ اللهِ (رواه البيهقي بإسناد جيد)

Dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda: "Berwudhulah kamu dengan Bismillah (dengan nama Allah)." (HR Al-Baihaqi)

3. Mencuci kedua telapak tangan.


لِأَنَّ عُثْمَان وَعَلِيّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا وَوَصَفَا وُضُوْءَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَسَلَّمَ فَغَسَلاَ اليَدَ ثَلاَثًا (رواه الشيخان)

Sahabat Ustman dan Ali RA menyipatkan wudhu Rasulullah SAW bahwa beliau mencuci tangan tiga kali. (HR Bukhari Muslim)

4. Berkumur tiga kali.

5. Memasukkan air ke hidung dan mengeluarkanya.


عَمْرُو بْنُ عَبَسَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ : مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَقْرَبُ وَضُوءَهُ ثُمَّ يَتَمَضْمَضُ وَيَسْتَنْشِقُ وَيَنْتَثِرُ إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَاهُ مِنْ فَمِهِ وَخَيَاشِيمِهِ مَعَ الْمَاءِ (رواه مسلم) .

Dari Amr bin Abasah RA, Rasulullah SAW: "Tidaklah seorang di antara kalian mendekati air wudhunya, lalu dia berkumur, memasukkan air ke dalam hidung dan membuangnya, kecuali keluar dosa-dosanya dari rongga hidungnya bersama sama air" (HR Muslim)

6. Mengusap seluruh kepala dari depan ke belakang.

لِمَا صَحَّ أَنَّ عَبْدَاللهِ بِنْ زَيْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَصَفَ وُضُوْءَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ فَمَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدَيْهِ فَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ (رواه الشيخان)

Wudhu Rasulullah yang disifatkan Abdullah bin Zeid RA. "Maka beliau mengusap kepalanya dengan kedua tanganya dari depan ke belakang dan dari belakang ke depan" (HR Bukhari Muslim)

7. Mengusap kedua telinga luar dan dalamnya dengan air baru.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ أَنَّ النَبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ مَسَحَ رَأْسَهُ و أذنَيْهِ ظَاهِرَهُمَا وَبَاطِنَهُمَا وَأَدْخَلَ أَصْبُعَيْهِ فِي حِجْرَيْ أُذنـيْهِ (حسن أبو داود و النسائي).

Dari Ibnu Abbad RA, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya beliau mengusap kepalanya dan kedua telinganya luar dan dalam lalu memasukan kedua jari telunjuknya kedalam lubang-lubang telinganya. (HR Abu Dawud dan An-Nasai')

8. Membasuh jenggot yang tebal atau memasukkan air wudhu ke sela-sela jenggot dengan jari tangan.


عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وآله وَسَلَّمَ يُخلِّلُ لِحْيَتَهُ (رواه الترمذي)

Hal ini sesuai yang dilakukan Rasulullah SAW ketika berwudhu, "Beliau membasuh jenggotnya (dengan jari-jari tangan)". (HR At-Tirmidzi dari Utsman Bin Affan RA)

9. Mencuci sela-sela tangan dan kaki.


لِمَا رُوِىَ أَنَّ النَبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْقَيْط بِنْ صَبْرَة رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَسْبِغِ الْوُضُوءَ وَخَلِّلْ بَيْنَ الأَصَابِعِ (رواه أبو داود و الترمذي بإسناد صحيح) .

Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Al-Qaith bin Shabrah: "Sempurnahkanlah wudhu' dan cucilah sela-sela jari-jari". (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

10. Mendahulukan yang kanan sebelum yang kiri.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُا قَالَتْ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ التَيَمُّنُ في شأنِهِ كلّهِ في طهُوْرِهِ و تَرَجُّلِهِ و تَنَعُّلِهِ (رواه الشيخان) .

Ada sebuah hadist dari Aisyah RA, ia berkata: "Sesungguhnya Rasulullah SAW menyukai yang kanan dalam segala urusanya, dalam berwudhu, dalam berjalan dan dalam memakai sandalnya" (HR Bukhari Muslim)

11. Membasuh dan mengusap semua anggota wudhu sebanyak tiga kali.


عَنْ عُثْمَان رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ ثَلاَثًا ثَلاَثًا (رواه مسلم)

Dari Ustman bin Affan RA, ia berkata: "Sesungguhnya Rasulullah SAW berwudhu tiga kali-tiga kali." (HR Muslim)

12. Melebihkan pengusapan kepala, kedua tangan dan kaki.

لِمَا صَحَّ من قوله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ : تَأْتِي أُمَّتيِ يَوْمَ القِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِيْنَ مِنْ آثَارِ الوُضُوْءِ فَمَنْ اسْتَطَاعَ أن يُطِيْلَ غُرّتَهُ فَلْيَفْعَلْ (رواه الشيخان)

Rasulullah SAW berwasiat kepada umatnya dengan sabdanya: "Akan datang umatku mereka memiliki cahaya putih di muka, cahaya putih di tangan dan cahaya putih di kaki pada hari kiamat karena penyempurnaan wudhu. Maka barang siapa di antara kalian yang mampu, hendaklah ia memanjangkan cahaya putih tersebut". (HR Bukhari Muslim)

13. Membaca doa setelah selesai wudhu.


أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Artinya:
Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci. Maha Suci Engkau ya Allah, aku memuji kepadaMu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku minta ampun dan bertobat kepadaMu".

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ تَوَضَّأ فَقَالَ : أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ (رواه مسلم)

Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda "Barang siapa berwudhu lalu berkata:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

"Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya".

Maka dibukakan baginya delapan pintu-pintu surga dan masuk ke dalam pintu yang ia sukai. (HR Muslim).

Begitu pula dalam hadis lain "Barang siapa bewudhu' dan setelah selesai dari wudhunya ia berkata:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

"Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci', dibukakan baginya pintu pintu surga dan masuk ke dalam pintu yang ia sukai." (HR at-Tirmidzi, al-Bazzar dan at-Thabrani)

Dalam hadis lainnya dari Abu Said Al-Khudri ra, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa berwudu lalu berdoa:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

"Maha suci Engkau Ya Allah, segala pujian untuk-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau, aku senantiasa memohon ampun dan bertaubat pada-Mu, maka akan dicatat baginya di kertas dan dicetak sehingga tidak akan rusak hingga hari kiamat." (HR an-Nasai', Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4598 seconds (0.1#10.140)