Cara Bersetubuh yang Terbaik Menurut Islam (1)

Kamis, 05 Maret 2020 - 21:48 WIB
Cara Bersetubuh yang Terbaik Menurut Islam (1)
Cara Bersetubuh yang Terbaik Menurut Islam (1)
A A A
Islam adalah agama yang sempurna karena tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Rabb-nya, tetapi juga mengatur urusan manusia dan keluarga. Berikut ini kita bahas adab dan tata krama hubungan suami istri ( jima' ) berdasarkan perspektif Islam .

Dalam Kitab Qurrotul 'Uyun karangan Syeikh Muhammad At-Tihami bin Al-Madani Kanun yang merupakan syarah (kitab penjelas) atas Kitab Nazhom (syair-syair) Syeikh Ibnu Yamun menjelaskan secara detail bagaimana adab bersetubuh dan posisi yang baik.

Seorang ulama, Syeikh AbuBakarAl-Waroqiberkata:"Setiap syahwat dapat membuat hati menjadi keras, kecuali syahwat untuk bersenggama dengan istri. Maka sesungguhnya syahwat untuk melakukan senggama itu dapat membersihkan hati. Oleh karena itu para Nabi melakukan senggama."

Syeikh Ibnu Yamun mengatakan dalam melakukan senggama ada tata kramanya. Sebagian dari tata krama itu seorang suami hendaknya membersihkan hatinya dengan bertobat dari semua dosa. Dianjurkan melaksanakan salat sunnah 2 rakaat atau lebih kemudian berdoa.

Ketika memasuki kamar, dahulukan kaki kanan dan kemudian mengucap: "Bismillahi wassalamu 'ala Rasulillah Assalamu 'Alaikum". Kemudian suami menghadap istrinya dan memberi salam kepadanya.

Disunnahkan bagi yang hendak bersenggama, menyebut nama Allah Ta'ala. Kemudian membaca doa yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dalam kitab sahihnya: BISMILLAHI, ALLOHUMMA JANNIBNAS-SAYTOONA WAJANNIBIS-SAYTOONA MAA ROZAQTANA. (Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah jauhkanlah setan dari kami, dan jauhkanlah setan dari sesuatu yang telah Engkau rizqikan kepada kami).

Maka apabila dari persenggaman itu Allah takdirkan lahirnya anak, maka setan tidak akan mampu mencelakakan/menjerumuskan anak itu. Dalam Kitab Al-Qosthalani dari Mujahid disebutkan, orang yang tidak menyebut nama Allah ketika bersenggama, maka setan akan ikut masuk melalui lubang zakar dan dan ia pun ikut bersenggama bersamanya. Na'udzubillahi min dzalik.

Setiap istri disunnahkan menghiasdiridan memakaiwangi-wangian untuksuaminya, bukan untuk orang lain.Suami tidak menyetubuhi istrinya dalam keadaan berpakaian. Suami hendaknya melepas semua pakaian istrinya, kemudian bersetubuh dalam satu selimut. Rasulullah SAW ketika hendak bersenggama beliau menggunakan tutup kepala dan melirihkan suaranya serta berkata kepada istri beliau: "Hendaklah kamu tenang".

Cara Jima' yang Terbaik
Syeikh Ibnu Yamun menjelaskan, seorang suami hendaklah memulai dengan bersenda gurau dengan istrinya. Juga bermain-main dengan istrinya dengan sesuatu yang dibolehkan seperti meraba, merangkul, dan mencium istrinya.

Cara bersenggama yang membuat istri merasakan kenikmatan adalah hendaklah sang istri tidur berbaring. Kemudian suami menelungkupkan tubuhnya di atas tubuh istrinya dalam keadaan kepala lebih rendah dari pantatnya. Disarankan sang suami mengganjal (maaf) bokong istrinya dengan bantal.

Syeikh Ibnu Yamun mengatakan, ketika akan melakukan senggama, hendaklah suami memegang zakarnya dengan tangan kiri, buka tangan kanan. Lalu mengusap-ngusap kepala zakarnya di atas bibir farji (vagina), kemudian zakarnya itu dimasukkan ke dalam farji. Janganlah ia mencabut zakarnya, sebelum ejakulasi.

Ketika akan merasakan ejakulasi, hendaklah suami memasukkan tangannya ke bawah pinggul istrinya. Kemudian ia angkat pinggul istrinya itu. Sesungguhnya suami istri akan merasakan kenikmatan yang tidak bisa digambarkan.

Bagi seorang suami ketika hendak keluar air mani, dianjurkan membaca firman Allah Taala secara pelan: "ALHAMDULILLAHILLADZI KHOLAQO MINAL MAAI BASYARON FAJAALAHU NASABAN WA SIHRON WAKAANA ROBBUKA QODIIRON". (Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan dari air mani manusia, maka ia menjadikan manusia itu beranak pinak, dan adalah Tuhanmu itu Maha Kuasa).

Ibnu Yamun juga menjelaskan, apabila seorang suami lebih dahulu keluar mani dari istrinya, maka dianjurkan untuk tidak mencabut zakarnya sampai istrinya keluar air maninya, karena hal itu merupakan sunnah. Dalam suatu hadis disebutkan: "Buatlah mereka (para istri) ridha, maka sesungguhnya keridhoan mereka berada di farji-farji mereka."

Dalam hadis lain disebutkan, "Syahwat itu ada 10 bagian, 9 bagian untuk wanita, dan 1 bagian untuk pria. Hanya saja Allah Ta'ala telah menutupi kaum wanita dengan sifat malu." Adapun tanda-tanda keluar mani bagi istri adalah, keningnya berkeringat dan dekapannya kepada suaminya bertambah kuat. Sebagian dari tanda-tanda yang lain adalah lemas persendiannya, dan ia malu memandang suaminya dan terkadang bisa membuat ia gemetar.

Ibnu Yamun menjelaskan bahwasanya diperbolehkan melakukan jima' di setiap waktu, baik malam maupun siang. "Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanam itu bagaimana saja kamu kehendaki." (QS. Al Baqarah: 223).

Namun, Ibnu Yamun menjelaskan, disunnahkan melakukan jima' pada malam Jumat, karena malam Jumat adalah malam paling utama dalam satu minggu. Nabi SAW bersabda: "Semoga Allah memberi rahmat kepada orang yang ia menyebabkan orang lain mandi wajib dan ia pun mandi wajib."

(Bersambung)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2617 seconds (0.1#10.140)