3 Syarat Agar Tobat Diterima Allah Ta'ala

Jum'at, 20 Maret 2020 - 08:15 WIB
3 Syarat Agar Tobat Diterima Allah Taala
3 Syarat Agar Tobat Diterima Allah Ta'ala
A A A
Menurut Al-Imam Syeikh Abdul Wahhab Asy-Sya'rani (898-907 H), tobat adalah kembalinya seorang dari satu keadaan yang dicela oleh syari'at (perbuatan dosa) kepada keadaan yang dicintai syari'at (ibadah).

Barometer ukuran tobat diterima atau tidak bukan dari pengakuan orang lain. Tetapi yang memberi pengakuan ialah syari'at Allah Ta'ala. Tobat wajib dilakukan dari semua dosa tanpa terkecuali.

Dai lulusan Al-Azhar Mesir, Al-Habib Geys bin Abdurrahman Assegaf mengemukakan ada tiga syarat tobat agar diterima Allah Ta'ala. Beliau membeberkan ketiga syarat ini ketika kajian di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat belum lama ini.

1. Al-iqla (melepaskan diri dari maksiat).
Seseorang harus bisa melepaskan diri dari maksiat apabila taubatnya ingin diterima.

2. Al-Nadam (menyesal).
Ketika ingat dosa masa lalu, maka yang ada adalah penyesalan. Jika justru senang atau tenang ketika ingat masa lalu, maka taubat belum diterima.

3. Al-Azm (ketetapan hati).
Artinya seseorang memiliki ketetapan hati di mana ia tidak lagi bolak-balik pada dosa yang dilakukannya. Jika ada kaitannya dengan hak orang lain, maka kita wajib meminta maaf dengan mengganti kerugian apabila ada.

Level dan Tingkatan Tobat:

1. Tobat dari dosa besar.
Ada 7 dosa besar, salah satunya syirik. Menurut Imam As-Sanusi membagi syirik menjadi 6 tingkatan, 4 di antaranya dihukumi sebagai kafir dan 2 di antaranya sebagai orang fasik. Ada syirkul asbab, syirik yang karena seseorang anak manusia menganggap ada sebab lain selain Allah dalam menentukan kebahagiaan atau menentukan kerusakan. Kemudian syirkul aghradh, artinya syirik karena kita punya tujuan yang lain, misalnya salat agar dikatakan orang 'alim atau ahli ibadah.

2. Tobat dari dosa kecil.
Abdullah bin Abbas berkata, tidak ada dosa besar jika dihantam dengan istighfar, dan tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus-menerus.

3. Tobat dari hal yang dimakruhkan.
Contohnya banyak makan bawang. Dari Jabir bin Abdillah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barang siapa yang memakan bawang merah, bawang putih dan bawang kurrats, maka janganlah dia mendekati masjid kami, sebab Malaikat merasa terganggu dengan bau yang mengganggu manusia." (HR Muslim No. 564)

4. Tobat dari menyelisihkan hal yang utama.
Contohnya kita bisa salat dengan pakaian yang bagus tapi memilih kaus oblong, atau kita bisa salat dengan pakaian bersih tapi memilih dengan berpakaian kotor.

5. Tobat dari perasaan sudah dekat dengan Allah Ta'ala.
Rasulullah pernah ditanya, Ya Rasulullah dari semua orang Islam yang salat, puasa, haji, zikir, dan yang mengurus kajian, mana yang paling utama? Rasulullah menjawab: "Orang yang paling mulia adalah yang sedikit menyakiti orang lain".

6. Tobat dari merasa tobatnya sudah benar.
Taubat kita wajib ditaubati, istighfar kita wajib kita istighfari. Tangisan tidak pernah menjadi barometer ukuran diterimanya taubat seseorang. Jangan sampai punya perasaan bahwa kita lebih mulia atau paling dekat dengan Allah.

7. Tobat dari pikiran yang tidak diridhai oleh Allah.
Misalnya sempat berpikir mau berzina, mencuri, membunuh, dan lain-lain. Harus ditaubati meski tidak melakukannya.

8. Tobat karena lupa mengingat Allah walau sekejap mata.
Bagi para wali Allah lupa bertaubat itu dosa. Jangan sampai lupa bertaubat dan istighfar. Logika husnul khatimah adalah hari ini lebih baik dari kemarin.

"Maka pada intinya fokuslah dalam bertobat. Lakukan dengan sungguh-sungguh. Bahkan tobat yang dilakukan tidak sungguh-sungguh pun perlu ditaubati," ajak Habib Geys menutup kajiannya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3465 seconds (0.1#10.140)