Jangan Putus Asa, Musibah Pasti Akan Berakhir

Selasa, 31 Maret 2020 - 05:15 WIB
Jangan Putus Asa, Musibah Pasti Akan Berakhir
Jangan Putus Asa, Musibah Pasti Akan Berakhir
A A A
Dunia saat ini berduka karena ujian wabah Covid-19 (virus Corona) yang begitu sulit. Tidak hanya menyempitkan masalah ekonomi, ibadah pun mengalami kesulitan.

"Namun kita harus yakin, bahwa ujian ini pasti akan berhenti, tidak selamanya manusia diuji oleh Allah Ta'ala. Dalam kehidupan di dunia manusia tidak akan luput dari berbagai cobaan, baik kesusahan maupun kesenangan, sebagai sunnatullah yang berlaku bagi setiap insan beriman maupun tak beriman," kata Al-Habib Quraisy Baharun dalam catatannya di fanpage Facebook, kemarin 29 Maret 2020.

Simaklah firman Allah Ta'ala ini:
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (Surah Al-Anbiya: 35)

Para Salafunassholeh berkata: "Dan ketika keabadian untuk selain Allah itu sudah ditiadakan, maka setiap jiwa itu akan mati di dunia. Dan Kami berinteraksi dengannya dengan mengujinya menggunakan cobaan dan kenikmatan, serta kesengsaraan dan kesejahteraan supaya Kami bisa melihat apakah kalian akan bersabar saat menderita dan bersyukur saat mendapat nikmat? Dan hanya kepada Kami kalian akan dikembalikan untuk dihisab dan dibalas".

Yakinlah badai pasti akan berlalu. Ujian itu Allah berikan hanya sebatas kemampuan seorang hamba sebagaimana dalam firman-Nya. "Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya".

Kemudian (mereka berdoa): Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (Al-Baqarah: 286)

Semua musibah ini sudah ditulis oleh Allah, karena itu janganlah berputus asa. Allah berfirman: "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Surah Al-Hadid: 22-23)

Dan bagi mereka yang bersabar , lalu beriman bahwa itu semua adalah takdir Allah, maka Allah akan beri dia hidayah.
مَاۤ أَصَابَ مِن مُّصِیبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَمَن یُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ یَهۡدِ قَلۡبَهُۥۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَیۡءٍ عَلِیمࣱ

"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Surah At-Taghabun: 11)

Bagi setiap mukmin, akhir dari ujian itu adalah kemudahan sebagaimana janji Allah dalam Al-Qur'an : "Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan." (Surah Al-Insyiroh: 5-6)

Bala cobaan ada masa kesudahannya yang waktu rentangnya diketahui oleh Allah, maka orang yang mendapat ujian ini harus bersabar hingga masa ujian ini berakhir. Kalau dia tidak bersabar sebelum waktunya berlalu, maka kekalutan dan keluh kesahnya tidak akan bermanfaat.

Maka yang wajib adalah bersabar. Meskipun doa itu disyariatkan, namun doa tidak akan berguna tanpa adanya kesabaran. Orang yang berdoa tidak boleh tergesa-gesa, hendaknya dia bersabar menanti terkabulnya doa, pasrah kepada Rabb yang Maha bijaksana, bisa jadi musibah itu sebagai hukuman atas dosanya, sehingga terhapus dengan musibah dosanya.

"Mereka yang tergesa-gesa, seperti ingin mencampuri ketentuan Dzat yang Maha mengatur yang akan mengabulkan doa hambanya sesuai dengan takdir yang telah Dia tetapkan. Sabar harus dilakukan, perbaikan diri harus diupayakan, dan tidak pernah putus asa kepada harapan Rabbnya, selalu ridha kepada takdir-Nya karena Rabbnya yang lebih tahu atas kebaikan dirinya daripada dirinya sendiri," kata ulama yang juga Pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan Jawa Barat ini. (Baca Juga: Inilah Sikap Paling Bijak Menghadapi Wabah Corona)

Wallahu A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2812 seconds (0.1#10.140)