Kisah Cicit Rasulullah Sembuhkan Sakit Lumpuh Berkat Air Wudhu

Selasa, 31 Maret 2020 - 15:39 WIB
Kisah Cicit Rasulullah Sembuhkan Sakit Lumpuh Berkat Air Wudhu
Kisah Cicit Rasulullah Sembuhkan Sakit Lumpuh Berkat Air Wudhu
A A A
SAYYIDAH Nafisah (145-208 H), cicit Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) yang dikenal sebagai perempuan mulia karena ketinggian ilmu dan adabnya. Beliau dijuluki waliyullah karena zuhud dan sifat pengasihnya terhadap orang lain.

Sayyidah Nafisah merupakan puteri Imam Hasan Al-Anwar bin Zaid Al-Ablaj bin Imam Hasan bin Imam Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu. Beliau lahir di Makkah, pada 11 Rabiulawal 145 H, besar di Madinah kemudian hijrah ke Mesir.

Ulama besar Imam Syafi'i juga pernah belajar ngaji kepadanya. Sayyidah Nafisah memiliki banyak karamah, salah satunya menyembuhkan sakit lumpuh yang diderita seorang anak Yahudi hingga menjadi sebab keluarganya memeluk Islam.

Dikisahkan, seorang anak keluarga Yahudi menderita sakit lumpuh dan tidak seorang pun yang bisa mengobatinya. Tiba-tiba kakinya bisa berdiri dan berlari setelah anak itu mengoleskan air wudhu Sayyidah Nafisah ke kakinya.

Suatu hari Sayyidah Nafisah datang ke Mesir untuk menetap dan tinggal di sana. Di Mesir, beliau tinggal berdekatan dengan keluarga Yahudi yang memiliki anak gadis yang menderita sakit lumpuh. Meski berbeda keyakinan, Sayyidah Nafisah sangat menghormati tetangganya sebagaimana diajarkan oleh Islam.

Di hari yang cerah, ibu gadis Yahudi hendak pergi untuk suatu keperluan. Ia bingung dan tidak tahu kepada siapa anaknya yang lumpuh dititipkan. Setelah berpikir sejenak, akhirnya sang ibu memutuskan menitipkan anaknya kepada Sayyidah Nafisah.

Sayyidah Nafisah tak merasa keberatan sedikit pun dengan amanah sang ibu. Beliau menjaga anak itu penuh kasih sayang. Ketika tiba waktu salat, Sayyidah Nafisah bergegas mengambil air wudhu. Namun, saat Sayyidah berwudhu, air basuhannya tanpa disadarinya mengalir ke tempat anak gadis Yahudi yang lumpuh itu.

Gadis Yahudi itu kemudian mengambil bekas air wudhu itu dengan tangannya. Kemudian ia membasuhkannya ke kedua kakinya yang lumpuh. Subhanallah, atas izin Allah Ta'ala, anak gadis itu tiba-tiba bisa berdiri. Tak lama kemudian ia sembuh total dari kelumpuhannya.

Tentu hal ini membuat anak gadis Yahudi riang gembira dan ingin mengucapkan terima kasih kepada Sayyidah Nafisah. Namun niat baiknya tertunda karena Sayyidah Nafisah sedang asyik beribadah kepada Sang Pencipta, Allah 'Azza wa Jalla.

Tak berapa lama kemudian, ibu gadis itu kembali. Betapa kagetnya sang ibu karena disambut anak gadisnya berlari-lari kecil. Seketika sang ibu menyadari bahwa anaknya sembuh dari kelumpuhan. Sang ibu dan anak pun berpelukan. Ketika ibunya bertanya, si anak menceritakan apa yang dialaminya. Begitu mendengar penuturan anaknya, sang ibu Yahudi ini menangis tersungkur ke tanah.

"Tak diragukan lagi, agama Sayyidah Nafisah adalah agama yang mulia dan sungguh-sungguh agama yang benar," kata sang ibu.

Setelah mengucapkan itu, di saat bersamaan Sayyidah Nafisah datang. Sang ibu Yahudi langsung mendekati Sayyidah Nafisah dan memeluknya. Setelah itu sang Ibu Yahudi mengucapkan syahadat dan memeluk Islam .

Beberapa saat kemudian, ayah gadis itu datang. Laki-laki yang merupakan salah satu pemuka Yahudi itu kaget bercampur gembira melihat anak gadisnya bis berdiri. Dia bertanya kepada istrinya sebab kesembuhan anaknya. Sang istri pun menceritakan semuanya.

Setelah mendengar cerita istrinya, sang ayah Yahudi itu kemudian mengangkat tangan ke langit dan berkata: "Maha Suci Engkau yang memberikan petunjuk terhadap orang yang Engkau kehendaki. Demi Allah, agama Sayyidah Nafisah adalah agama yang benar." ujar ayah sanga gadis itu.

Setelah itu, sang ayah pun mengucap dua kalimat syahadat sebagai tanda akan keislamannya. Akhirnya seluruh keluarga yahudi ini masuk Islam berkat karomah cicit Nabi Muhammad SAW .

Di antara karomahnya yang lain adalah ketika pembantu Sayyidah Nafisah bernama Jauharah keluar rumah untuk membawakan air wudhu untuk beliau. Ketika itu hujan deras sekali. Akan tetapi, tapak kaki Jauharah tidak basah dengan air hujan.

Sayyidah Nafisah Wafat
Al-Sakhawi bercerita, "Ketika Sayyidah Nafisah merasakan ajalnya sudah dekat, beliau menulis surat wasiat untuk suaminya, dan menggali kubur beliau sendiri di rumahnya. Kubur yang digalinya itu ialah untuk beliau sentiasa mengingatkan akan kematian. Kemudian beliau turun ke liang kubur itu, memperbanyak salat dan mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak 109 kali. Kalau tidak mampu berdiri, beliau salat dengan duduk, memperbanyak tasbih dan menangis.

Ketika sudah sampai ajalnya dan beliau sampai pada ayat: "Bagi mereka (disediakan) tempat kedamaian (surga) di sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal soleh yang selalu mereka kerjakan." (Surah Al-An'am: 127), beliau pingsan kemudian mengembuskan napas terakhir menghadap Allah Ta'ala pada hari Jumat, Ramadhan 208 H. Makamnya ada di Kairo, Mesir, dan sampai sekarang dipenuhi banyak para peziarah.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3119 seconds (0.1#10.140)