Benarkah Kiamat akan Datang 15 Ramadhan Tahun Ini?

Kamis, 02 April 2020 - 10:53 WIB
Benarkah Kiamat akan Datang 15 Ramadhan Tahun Ini?
Benarkah Kiamat akan Datang 15 Ramadhan Tahun Ini?
A A A
Dai kondang Miftah Habiburrahman atau Gus Miftah menanggapi pertanyaan nitizen terkait pernyataan sejumlah ustaz yang menyebut bahwa kiamat akan datang pada 15 Ramadhan tahun ini. "Gus apa benar kiyamat datang tanggal 15 Ramadhan tahun ini?" tulis Gus Miftah dalam akun intagramnya @gusmiftah tiga hari lalu.

Gus Miftah mengatakan ia tidak akan menjawab berdasar pandangannya pribadi. Ia lalu membaca Al-Qur'an. "Ini pandangan Al-Quran," katanya. Allah berfirman:

إِنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا تَسْعَىٰ

Innas-sā'ata ātiyatun akādu ukhfīhā litujzā kullu nafsim bimā tas'ā

"Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan". (QS Thaha: 15)

Penutupan Masjidil Haram
Sejumlah pihak menghubungkan kiamat sudah dekat antara lain terkait penutupan Masjidil Haram oleh Pemerintah Saudi. Langkah itu diambil Kerajaan Arab Saudi sebagai langkah antisipasi penyebaran virus Corona (Covid-19). Kini area sekitaran Ka‘bah menjadi kosong dan tak ada yang tawaf. Bahkan jika wabah akibat virus ini tak kunjung bisa ditanggulangi, kemungkinan besar Pemerintah Saudi akan memperpanjang masa penutupan Masjidil Haram hingga musim haji. Walhasil, tidak ada ibadah haji tahun ini.

Kondisi ini dihubung-hubungkan oleh sementara pihak dengan tanda-tanda kiamat. Salah satunya yang disebutkan dalam hadits

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يُحَجَّ البَيْتُ

Artinya, “Tidak akan terjadi Kiamat sampai Baitullah tak jadi tempat berhaji.”

Hadis ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab hadits yang paling otoritatif di tengah kaum Muslimin.

Secara harfiah, hadis ini memang menunjukkan satu peristiwa yang akan terjadi sebelum kiamat. Namun, tidak serta merta ketiadaan orang berhaji di Baitullah mengantarkan peristiwa kiamat. Selain itu, peristiwa penutupan Ka‘bah juga terjadi bukan kali ini saja.

Sebelum menyampaikan hadis ini, al-Bukhari menyampaikan hadis lain yang secara harfiah maknanya bertolak belakang, yaitu:

لَيُحَجَّنَّ البَيْتُ وَلَيُعْتَمَرَنَّ بَعْدَ خُرُوجِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ

Artinya, "Baitullah benar-benar akan jadi tempat berhaji dan berumrah setelah keluarnya Ya’juj-Ma’juj."

Syekh Abu Muhammad Mahmud dalam ‘Umdatul Qari Syarh Shahih al-Bukhari menjelaskan, hadis kedua menunjukkan adanya ibadah haji setelah keluarnya tanda-tanda kiamat. Sementara hadis yang pertama menunjukkan tak ada lagi yang berhaji menjelang kiamat. Meski demikian, pemahaman kedua hadis ini bisa digabungkan, seperti dimaknai: Dengan berhajinya orang-orang setelah keluar Ya‘juj-Ma’juj, tidak mesti ibadah haji menjelang kiamat menjadi terhalang.

Terlebih disampaikan oleh al-Bukhari bahwa riwayat hadits tentang Ya’juj-Ma’juj ini lebih banyak. Ini artinya, seperti ditandaskan oleh Syekh Abu Muhammad, “Al-baitu yuhajju ila yaumil qiyamah,” artinya, Baitullah itu jadi tempat ibadah haji hingga hari Kiamat.”

Bahkan, Allah telah menyatakan dalam Al-Quran, Allah telah menjadikan Ka‘bah rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, (QS. al-Maidah [5]: 97).

Ditafsirkan oleh al-Hasan al-Bashri, manusia akan senantiasa memeluk agama (Islam) selama mereka masih berhaji ke Baitullah dan menghadap Kiblat (Ka‘bah). Seandainya manusia tidak lagi berhaji ke Baitullah, niscaya Allah akan melipat langit dengan bumi alias kiamat. Sehingga seandainya hanya satu tahun saja manusia meninggalkan Baitullah, sebagaimana menurut ‘Atha ibn Abi Rabah, mereka tidak dianggap binasa, (Lihat: Ibnu Hajar, Fathul Bari, jilid 3, hal. 455).

Pada akhir zaman, tepatnya menjelang kiamat, tidak ada seorang pun di muka bumi yang menyebut asma Allah, dan kondisi manusia sudah sangat rusak, sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Shahîh Muslim:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ عَلَى أَحَدٍ يَقُولُ: اللهُ اللهُ

“Tidak akan terjadi kiamat sampai tidak ada seorang pun di muka bumi yang menyebut-nyebut asma Allah.”

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا عَلَى شِرَارِ النَّاسِ

“Tidak berdiri kiamat kecuali kondisi manusia sudah sangat buruk,” (HR. Abu Dawud).

Sementara dalam hadis riwayat Sa‘id ibn Sam‘an dikatakan, “Setelah itu, ke Baitullah tidak lagi ada yang menunaikan ibadah umrah selamanya.”

Namun, semua peristiwa memilukan itu terjadi beberapa waktu pasca wafatnya Nabi Isa ‘alaisissalam. Sebab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengisyaratkan bahwa setelah muncul Ya’juj dan Ma’juj Baitullah masih akan dikunjung para jamaah haji. Kendati demikian, kapan pastinya terjadi kiamat, Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Luqman [31]: 34).

Jadi? "Hai Dul, kiamat itu pasti datang dan nggak ada seorang pun yang tahu kapan datangnya. Terpenting adalah bekal kita untuk akherat itu apa. Ini kita takut kiamat, tiap hari mikirin masalah perut melulu. Masalah sembako. Dasar," tutur Gus Miftah serius.
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4891 seconds (0.1#10.140)