Penolakan Jenazah Pasien Covid-19, Haedar Nashir: Mereka Saudara Kita

Jum'at, 03 April 2020 - 10:10 WIB
Penolakan Jenazah Pasien Covid-19, Haedar Nashir:  Mereka Saudara Kita
Penolakan Jenazah Pasien Covid-19, Haedar Nashir: Mereka Saudara Kita
A A A
KETUA Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyayangkan adanya penolakan jenazah pasien covid-19 yang belakangan ini terjadi di beberapa daerah.

Haedar mengatakan, pasien yang meninggal akibat covid-19 adalah saudara kita yang harus diperlakukan dengan penghormatan yang baik. Bahkan menurut Tarjih Muhammadiyah , "Pasien Covid-19 meninggal dunia yang sebelumnya telah berikhtiar dengan penuh keimanan untuk mencegah dan atau mengobatinya, maka mendapat pahala seperti pahala orang mati syahid.".

"Jika pemerintah dan para pihak telah menetapkan kuburan bagi jenazah covid-19 sesuai protokol, maka tidak sebaiknya warga masyarakat menolak penguburan. Apalagi sampai meminta jenazah yang sudah dimakamkan dibongkar kembali dan dipindahkan," tegas Haedar pada Kamis (2/4).

Haedar meminta agar mereka yang terkena positif covid-19 juga harus disikapi dengan baik. Jika dikarantina di satu lokasi atau menempuh karantina sendiri di kediamannya jangan ditolak warga.

"Aparat setempat agar dengan bijak memahamkan warga dan jangan ada yang ikut-ikutan menolak," tegas Haedar.

Semua pihak diminta berkorban dan menunjukkan keluhuran sikap kemanusiaan dan kebersamaan. Warga yang menolak agar diberi pemahaman, mereka mungkin terlalu panik dan belum mengerti.

Peran tokoh dan pemuka agama setempat sangat penting. Semoga setelah diberi pemahaman akan berubah. Saat ini tunjukkan bahwa kita masyarakat Indonesia benar-benar berjiwa sosial, gotongroyong, dan relijius terhadap sesama. Apalagi kepada korban Covid19 yg meninggal dan keluarganya, yang semestinya kita berempati dan membantu.

"Sikap berlebihan justru tidak menunjukkan keluhuran budi dan solidaritas sosial yang selama ini jadi kebanggaan bangsa Indonesia," pungkas Haedar.

Sangat Prihatin
Pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung, KH Abdullah Gymnastiar, juga mengaku sangat prihatin dengan adanya penolakan oleh masyarakat terhadap jenazah pasien virus Corona COVID-19.

“Ini sangat menyedihkan. Ini pasti karena kurangnya pemahaman. Sebetulnya masyarakat tidak berbuat buruk hanya belum memahami sehingga berupaya menyelamatkan, namun hal ini tindakan yang salah,” kata Aa Gym, sapaan akrab KH Abdullah Gymnastiar, dari channel YouTube TVOne News, Kamis (2/3/2020).

Aa Gym menjelaskan, menurut Islam, manusia itu Bani Adam yang dimuliakan oleh Allah sehingga wajib bagi kita umat Islam mengurus jenazah dengan baik.

“Bayangkan ketika wafat dimandikannya saja harus dengan lemah lembut, dibersihkan dari segala kotoran diwudhukan dikafani ini pada umumnya ya. Saking derajat manusia itu dimuliakan walaupun sudah wafat, disalatkan bahkan mengantar ke kuburan itupun pahalanya sangat besar,” terangnya.

“Bahkan, sesudah dikubur pun Rasulullah tidak mau menginjak kuburan, apalagi duduk di atas kuburan. Lebih baik duduk di atas bara api dari pada duduk di atas kuburan saking manusia itu dimuliakan. Membongkar kuburan itu dilaknat kecuali sesuai ketentuan syariat. Bahkan berkata buruk terhadap orang yang sudah meninggal itu dilarang, artinya kita begitu memuliakan martabat manusia,” tambah Aa Gym.

Aa Gym menegaskan, seorang Muslim yang meninggal karena wabah penyakit seperi Corona , termasuk syahid akhirat.

“Sebuah kematian yang sangat terhormat dalam Islam, kalau dia beriman dan dia ridha dengan sakit dan Allah takdirkan dia meninggal dengan sakit ini,” tuturnya.
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4970 seconds (0.1#10.140)