Puasa yang mandiri

Selasa, 24 Juli 2012 - 13:09 WIB
Puasa yang mandiri
Puasa yang mandiri
A A A
SECARA sosiologis, Italia dapat disebut “negara Katolik”, sebab mayoritas orang Italia beragama Katolik. Pusat-pusat imperium Katolik, Takhta Suci Vatikan, organisasi Katolik dunia berada di Italia.

Kota Roma dinisbahkan dengan aliran Kristen terkemuka, Katolik Roma. Dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya, warga Italia adalah pemeluk Katolik yang teguh menjalankan ibadah di gereja. Walaupun demikian, Italia adalah negara sekuler yang tidak mengurusi agama. Setiap warga negara bebas beragama, atau tidak beragama. Agama adalah urusan pribadi.

Dalam sistem sekuler, umat Islam tetap dapat mengamalkan dan mengembangkan Islam. Dari sekitar 61 juta penduduk Italia, terdapat 1,4 juta pemeluk Islam yang mayoritas bermukim di Roma dan Milan. Muslim di Italia beribadah dengan penuh kesadaran, keteguhan iman, dan kemandirian. Karena hidup di negara sekuler, tidak ada penetapan pemerintah tentang awal dan akhir Ramadan.

Tidak ada sidang Itsbat sebagaimana di Indonesia. Sesuai perhitungan astronomi (hisab), muslim di Italia mulai berpuasa pada Jumat (20 Juli). Selain kemandirian dalam penetapan awal puasa, muslim di Italia juga berpuasa dengan disiplin diri. Mereka aktif mencari jadwal imsakiah dan menjadikannya sebagai pedoman waktu puasa. Tidak ada suara loud speaker atau beduk yang ditabuh keliling kampung membangunkan sahur.

Tidak ada azan yang mengumandangkan salat magrib dan pertanda waktu berbuka. Beragama dan berpuasa adalah pilihan pribadi yang dilaksanakan dengan penuh kedewasaan, keikhlasan, dan kesabaran. Puasa 1433 Hijriah dilaksanakan pada muslim panas (summer). Lama berpuasa sekitar 17 jam. Waktu subuh (fajr): 03.53 dan magrib (sunset): 20.40. Suhu udara berkisar antara 20–35 Celsius.

Kehidupan sosial berjalan sebagaimana biasa. Tidak ada suasana berpuasa. Restoran, tempat wisata dan hiburan tetap buka seperti lazimnya. Tidak ada spanduk: ”Hormatilah Bulan Puasa”, atau pengurangan jam kerja. Summer di Eropa adalah musim buka aurat. Perempuan dan laki-laki berbusana serba mini. Dalam situasi demikian, berpuasa terasa berat, sarat godaan, dan penuh ujian.

Di sinilah terletak makna firman Allah dalam surat al-Baqarah: 183. Puasa adalah panggilan iman untuk kaum beriman sebagai ujian kesejatian iman dan pendidikan karakter untuk membentuk manusia yang mandiri dan berdisiplin. Jika bukan karena iman, masyarakat Indonesia dan umat muslim di Italia tentu memilih tidak berpuasa.

Imanlah yang menggerakkan dan membangkitkan semangat mereka untuk menunaikan ibadah puasa. Iman yang teguh menguatkan mereka untuk bertahan di tengah terik matahari dan siang yang panjang. Baju takwa menjaga mata dan hati dari godaan nafsu syahwat. Semoga pengalaman berpuasa muslim di Italia menebarkan virus kemandirian dan kedisiplinan muslim di Indonesia.

Kemudahan, keringanan, dan kemeriahan, terkadang membuat muslim di Indonesia beribadah dengan manja. Semoga ibadah puasa mampu membentuk pribadi muslim yang tahan uji, mandiri, disiplin, dan penuh tanggung jawab serta dapat mentransformasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

ABDUL MUKTI
Sekretaris PP Muhammadiyah
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3738 seconds (0.1#10.140)