Kisah Sultan Abdul Hamid II Hadapi Konspirasi Freemasonry dan Utsmani Baru

Jum'at, 31 Juli 2020 - 12:43 WIB
loading...
A A A


Thuraniyah
Pemikiran yang berkembang di dalam organisasi Persatuan dan Pembangunan adalah, penekanan kembali tentang paham-paham Thuraniyah pada level internal dan eksternal.

Thuraniyah ini mengisyaratkan pada asal keturunan asli orang-orang Turki. Thuraniyah adalah penisbatan pada gunung Turan yang berada di kawasan Timur Laut Iran.

Di dalam organisasi ini berkembang keras orientasi dan pandangan bahwa Turki adalah umat paling awal dan paling baik di muka bumi serta bangsa yang memiliki peradaban paling awal.



Mereka dan ras Mongolia adalah satu adanya. Maka wajib mereka kembali menjadi satu kembali. Mereka kemudian menyebutnya sebagai Pan-Thuranisme. Mereka tidak hanya membatasi dirinya pada orang-orang Turki yang berada di Siberia, Turkistan, Persia, Kaukaz, Anatalia dan Rusia. Semboyan mereka adalah antiagama dan meremehkan Pan-Islamisme, kecuali jika menyangkut kepentingan nasionalisme Thurani. Sehingga dengan demikian, saat itu ia hanya akan menjadi sarana dan bukan tujuan.

lni semua berarti bahwa gerakan ini menyerukan pada akidah-akidah paganistik Turki lama, seperti penyembahan pada berhala lama Turki yang bernama Pozuqurat (Serigala Putih-Hitam) yang mereka lukis di atas perangko.



Kemudian mereka mengarang lagu-lagu untuknya dan mewajibkan tentara untuk berbaris menyanyikannya tiap kali menjelang Maghrib. Seakan-akan mereka mengganti Posisi salat dengan penghormatan pada serigala. Suatu tindakan keterlaluan centang nasionalisme mereka sehingga mengalahkan rasa keislamannya.

Mereka selalu menyebut-nyebut para pahlawan mereka yang ada dalam sejarah seperti Atlu, Thughrak, Jenghis Khan, Timur Lenk. Bahkan gerakan Thurani terlalu ekstrim sehingga mereka mengatakan, "Kami adalah orang-orang Turki, Ka’bah kami adalah Thuran.”

Mereka selalu mengagung-agungkan Jenghis Khan dan sangat kagum terhadap penaklukan-penaklukan yang dilakukan orang-orang Mongolia. Mereka sama sekali tidak pernah mengingkari kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang Mongolia itu.



Mereka sengaja menciptakan lagu-lagu yang menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman Jenghis Khan dengan tujuan, untuk mengokohkan kekaguman dan mengangkat rasa kebanggaan mereka dengan pemimpin mereka.

Gerakan ini dibidani oleh Payakok Alibi, Yusuf Aktsur, Jalal Sahir, Yahya Kamal, Hamdallah Shubhi, Muhammad Amin Beik sang penyair, dan masih banyak lagi sastrawan-sastrawan dan para pemikir, serta para anak muda Turki yang baru tumbuh berkembang.

Pengaruh Yahudi terhadap gerakan Thuraniyah demikian tampak dalam masalah ini. Sebagaimana yang disebutkan oleh Niyazi Barkas dalam bukunya Al-Mu’asharahfi Turkiya (Modernisasi di Turki):



“Sesungguhnya orang-orang Yahudi Eropa dan Yahudi lokal yang berada di wilayah Utsmani selama dua abad --abad kesembilan belas dan dua puluh-- telah memainkan peran yang demikian besar dalam menjangkarkan gelombang gerakan Thuraniyah. Para pemikir Yahudi di Barat semisal Lumali David, Lion Kahun, Armiyuniyus Pambari dengan penuh semangat mengabdikan diri mereka untuk menuliskan tentang pemikiran nasionalisme Thurani ini. Sebagaimana kalangan Yahudi Utsmani seperti Karasawa, Muiz Kuhin dan Abraham Ghalanati juga memiliki peran yang tidak kecil dalam mem-booming-kan Organisasi Persatuan dan Pembangunan.

Maka tidak aneh, saat gerakan ini baru saja berhasil menumbangkan pemerintahan Sultan Abdul Hamid II, mereka langsung menduduki jabatan tinggi dalam pemerintahan. Orang-orang Yahudi tersebut, selalu mendatangi orang-orang yang terlibat dalam organisasi itu dengan memboyong semua keinginan mereka, dengan syarat hendaknya mereka mengaku bahwa Palestina adalah tanah air orang-orang Yahudi.

Niyazi Barkas menyebutkan nama Yahudi Muiz Kuhin yang disifati oleh Rene Belo sebagai berikut;

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1146 seconds (0.1#10.140)