Kisah Konspirasi Yahudi Internasional Menunggangi Komunisme Karl Marx Melawan Nazisme Karl Reiter
loading...
A
A
A
Kisah konspirasi Yahudi Internasional menunggangi Komunisme Karl Marx melawan Nazisme Karl Reiter disampaikanWilliam G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993). Diceritakanpaham Komunisme modern berdiri tahun 1773, dirintis oleh sejumlah pemilik modal internasional. Tujuannya meletakkan dasar bagi berdirinya pemerintah yang berideologi atheisme , berdasarkan diktatorisme universal.
Paham ini sering bentrok dengan kaum Baron kapitalis. Lenin dalam bukunya yang berjudul “Komunisme Sayap Kiri" menjelaskan: "Ideologi kami, yaitu Komunisme bukanlah suatu paham ideologis yang sebenarnya, tetapi suatu alat untuk mencapai tujuan."
William G. Carr menyebutkan sebenarnya tidak ada perbedaan yang mencolok antara Atheisme Hitam, yaitu Nazisme dan Atheisme Merah (Komunisme).
"Perbedaannya terletak pada program yang dicanangkan oleh tokoh mereka pada tahap terakhir, untuk menguasai seluruh sumber daya alam, dan mewujudkan cita-cita mereka dengan mendirikan pemerintahan diktator atheisme internasional di muka bumi," tuturnya.
Karl Marx yang hidup tahun 1818-1883 berasal dari darah keturunan Yahudi Jerman. la diusir dari Jerman menuju Perancis. Di Perancis diusir lagi, karena kegiatan jahatnya. Kemudian ia ke Inggris . Tahun 1848 ia mengeluarkan deklarasi Komunisme (Manifesto Komunis), merencanakan program jangka panjangnya dengan menggabungkan semua republik Sosialisme Universal sebagai pusat pemerintahan dunia, dan menegaskan, bahwa untuk mencapai tujuan itu dibutuhkan waktu panjang.
Nazisme Karl Reiter
William G. Carr menjeleskan, adapun Karl Reiter yang hidup antara tahun 1779-1854 adalah orang Jerman juga. la guru besar dalam ilmu Sejarah dan Geo-politik. Teori yang ia cetuskan merupakan jawaban atas Manifesto Komunis dengan menjelaskan, bahwa ras Arya adalah bangsa Aryalah yang paling berhak menguasai seluruh Eropa, kemudian seluruh dunia.
Menurut Karl Reiter, untuk mewujudkan teorinya, Reiter mengorganisasi seluruh tokoh pendukung ras Arya fanatik, untuk meletakkan dasar-dasar paham Nazisme, dengan harapan bisa mewujudkan superioritas ras Arya, sebagai bangsa yang paling berhak menguasai dunia, dan menyulapnya menjadi pemerintah atheisme di bawah kekuasaan diktator universal.
Sedangkan untuk mewujudkan programnya, para pendukung teori superioritas Aryanisme itu dihadapkan kepada dua pilihan, yaitu bersekutu dengan pemilik modal internasional, atau menghancurkan mereka sama sekali.
"Kita meragukan jumlah pendukung Komunisme dan Nazisme yang mengetahui atau menyadari, bahwa kedua paham itu adalah paham yang ditunggangi oleh kekuatan Konspirasi Yahudi internasional sebagai langkah untuk menguasai dunia," ujar William G. Carr.
"Kami mengatakan ragu, karena jumlah tokoh yang mengetahui hakikat kedua paham itu sangat terbatas pada para pemimpin tertinggi mereka," lanjutnya.
Menurut William G. Carr, mungkin Karl Marx dengan Komunismenya lebih banyak dikenal masyarakat umum daripada Karl Reiter dengan Nazismenya.
Sebab, Karl Reiter selama beberapa tahun menghabiskan umurnya di dunia akademik, yaitu sebagai guru besar pada Universitas Frankfurt. Kemudian ia pindah ke Universitas Berlin sebagai gurubesar Geografi.
Di kalangan Universitas Berlin sendiri, Karl Reiter dikenal sebagai seorang pakar dalam bidang Geografi, Sejarah dan Ilmu Politik. Di luar itu, hubungan Karl Reiter dengan para tokoh Nazisme sendiri kurang erat, kecuali beberapa kalangan tertentu saja.
Sedang tujuan yang dicanangkan oleh para tokoh Nazisme tidak banyak diketahui oleh umum. Namun pihak agen-agen intelijen Kerajaan Inggris, kata William G. Carr, telah berhasil membuka skandal yang dilakukan oleh Reiter dan para pialang senjata perang (War-lord) Jerman, sewaktu ia menjadi guru besar di berbagai Universitas Jerman.
Karl Reiter sendiri telah menemukan bukti-bukti lewat penyelidikan sejarah, bahwa kaum pemilik modal terkemuka yang ada telah lama mendirikan perkumpulan rahasia di bawah naungan The Grand Free Mason Lodge.
Ini merupakan suatu strategi untuk menggerakan revolusi dunia, yang pada akhirnya mereka akan mendapat peluang untuk menguasai sumber daya alam dan sumber daya manusia, di bawah pemerintahan yang mereka sebut dengan Kekuasaan Diktator Universal, berlandaskan materialisme Atheis.
Paham ini sering bentrok dengan kaum Baron kapitalis. Lenin dalam bukunya yang berjudul “Komunisme Sayap Kiri" menjelaskan: "Ideologi kami, yaitu Komunisme bukanlah suatu paham ideologis yang sebenarnya, tetapi suatu alat untuk mencapai tujuan."
William G. Carr menyebutkan sebenarnya tidak ada perbedaan yang mencolok antara Atheisme Hitam, yaitu Nazisme dan Atheisme Merah (Komunisme).
"Perbedaannya terletak pada program yang dicanangkan oleh tokoh mereka pada tahap terakhir, untuk menguasai seluruh sumber daya alam, dan mewujudkan cita-cita mereka dengan mendirikan pemerintahan diktator atheisme internasional di muka bumi," tuturnya.
Karl Marx yang hidup tahun 1818-1883 berasal dari darah keturunan Yahudi Jerman. la diusir dari Jerman menuju Perancis. Di Perancis diusir lagi, karena kegiatan jahatnya. Kemudian ia ke Inggris . Tahun 1848 ia mengeluarkan deklarasi Komunisme (Manifesto Komunis), merencanakan program jangka panjangnya dengan menggabungkan semua republik Sosialisme Universal sebagai pusat pemerintahan dunia, dan menegaskan, bahwa untuk mencapai tujuan itu dibutuhkan waktu panjang.
Nazisme Karl Reiter
William G. Carr menjeleskan, adapun Karl Reiter yang hidup antara tahun 1779-1854 adalah orang Jerman juga. la guru besar dalam ilmu Sejarah dan Geo-politik. Teori yang ia cetuskan merupakan jawaban atas Manifesto Komunis dengan menjelaskan, bahwa ras Arya adalah bangsa Aryalah yang paling berhak menguasai seluruh Eropa, kemudian seluruh dunia.
Menurut Karl Reiter, untuk mewujudkan teorinya, Reiter mengorganisasi seluruh tokoh pendukung ras Arya fanatik, untuk meletakkan dasar-dasar paham Nazisme, dengan harapan bisa mewujudkan superioritas ras Arya, sebagai bangsa yang paling berhak menguasai dunia, dan menyulapnya menjadi pemerintah atheisme di bawah kekuasaan diktator universal.
Sedangkan untuk mewujudkan programnya, para pendukung teori superioritas Aryanisme itu dihadapkan kepada dua pilihan, yaitu bersekutu dengan pemilik modal internasional, atau menghancurkan mereka sama sekali.
"Kita meragukan jumlah pendukung Komunisme dan Nazisme yang mengetahui atau menyadari, bahwa kedua paham itu adalah paham yang ditunggangi oleh kekuatan Konspirasi Yahudi internasional sebagai langkah untuk menguasai dunia," ujar William G. Carr.
"Kami mengatakan ragu, karena jumlah tokoh yang mengetahui hakikat kedua paham itu sangat terbatas pada para pemimpin tertinggi mereka," lanjutnya.
Menurut William G. Carr, mungkin Karl Marx dengan Komunismenya lebih banyak dikenal masyarakat umum daripada Karl Reiter dengan Nazismenya.
Sebab, Karl Reiter selama beberapa tahun menghabiskan umurnya di dunia akademik, yaitu sebagai guru besar pada Universitas Frankfurt. Kemudian ia pindah ke Universitas Berlin sebagai gurubesar Geografi.
Di kalangan Universitas Berlin sendiri, Karl Reiter dikenal sebagai seorang pakar dalam bidang Geografi, Sejarah dan Ilmu Politik. Di luar itu, hubungan Karl Reiter dengan para tokoh Nazisme sendiri kurang erat, kecuali beberapa kalangan tertentu saja.
Sedang tujuan yang dicanangkan oleh para tokoh Nazisme tidak banyak diketahui oleh umum. Namun pihak agen-agen intelijen Kerajaan Inggris, kata William G. Carr, telah berhasil membuka skandal yang dilakukan oleh Reiter dan para pialang senjata perang (War-lord) Jerman, sewaktu ia menjadi guru besar di berbagai Universitas Jerman.
Karl Reiter sendiri telah menemukan bukti-bukti lewat penyelidikan sejarah, bahwa kaum pemilik modal terkemuka yang ada telah lama mendirikan perkumpulan rahasia di bawah naungan The Grand Free Mason Lodge.
Ini merupakan suatu strategi untuk menggerakan revolusi dunia, yang pada akhirnya mereka akan mendapat peluang untuk menguasai sumber daya alam dan sumber daya manusia, di bawah pemerintahan yang mereka sebut dengan Kekuasaan Diktator Universal, berlandaskan materialisme Atheis.