3 Makna Khusus Perang Salib: Milik Katolik, Menjalankan Seruan Paus di Roma

Sabtu, 10 Agustus 2024 - 08:22 WIB
loading...
3 Makna Khusus Perang...
Salah satunya fakta bahwa Perang Salib diidentikkan dengan perang yang terjadi antara umat Islam dan umat Kristen untuk memperebutkan Yerusalem. Ilustrasi: Ist
A A A
Perang Salib di Timur Tengah memakan waktu 269 tahun, dimulai dari tahun 1096 hingga 1365. Itu jika Perang Salib X dihitung. Jika tidak, maka Perang Salib hanya selama 176 tahun, yaitu dari tahun 1096 hingga 1272.

Salah satunya fakta bahwa Perang Salib diidentikkan dengan perang yang terjadi antara umat Islam dan umat Kristen untuk memperebutkan Yerusalem .

Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" menyebut dari data dan fakta sejarah mengenai Perang Salib, dapat disimpulkan bahwa Perang Salib mempunyai makna khusus, 3 di antaranya adalah sebagai berikut:



Pertama, Perang Salib merupakan perang yang diputuskan oleh paus di Roma. Perang Salib selalu diawali oleh seruan paus di Roma. Paus merupakan pemimpin agama tertinggi Katolik .

Paus Urbanus II mengobarkan semangat kepada kerajaan-kerajaan di Eropa tentang pentingnya Yerusalem dikuasai oleh pasukan Salib. Satu-satunya Perang Salib yang tidak mendapat restu dari Kepausan di Roma adalah Perang Salib X. Perang Salib X lebih dilandasi faktor ekonomi .

Kedua, Perang Salib adalah milik Katolik. Terjadinya Perang Salib selalu mendapatkan persetujuan dari Kepausan di Roma. Setelah paus setuju adanya Perang Salib, kemudian seluruh raja di Eropa yang beragama Katolik diundang untuk terlibat dalam Perang Salib.

Menolak perintah paus merupakan suatu dosa bagi raja-raja di Eropa yang menganut Katolik. Jadi perang yang dimulai dari selain Katolik bukan dinamakan Perang Salib.

Pada waktu itu di Eropa belum lahir Kristen Protestan. Kristen Protestan baru lahir pada tahun 1529 yang berawal dari Jerman. Kristen Ortodoks yang menjadi agama mayoritas di Eropa Timur juga tidak dianggap, karena Perang Salib adalah perang umat Katolik.



Keterlibatan Byzantium terhadap Perang Salib I dan II hanya sebatas pengikut dan statusnya di bawah komando pasukan Salib dari Eropa.

Ketiga. inisiatif Perang Salib adalah dari kubu pasukan Salib di Eropa atau pasukan Salib di Yerusalem dan sekitarnya. Jadi yang dinamakan Perang Salib adalah perang yang dilahirkan dari pihak Katolik.

Oleh sebab itu penaklukkan Yerusalem pada tahun 1187 oleh Dinasti Ayyubiyah yang dipimpin oleh Shalahuddin Al-Ayyubi bukan termasuk Perang Salib.

Hal tersebut juga tidak berlaku pada jatuhnya Kerajaan Yerusalem yang berpusat di Acre ke tangan Islam yang diwakili oleh Dinasti Mamlukiyah pada tahun 1291.

Dengan runtuhnya Kerajaan Yerusalem, maka Kerajaan Surga yang didirikan oleh pasukan Salib di Timur Tengah hanya tinggal kenangan.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3198 seconds (0.1#10.140)