Keutamaan Menjaga Pandangan dari yang Haram

Senin, 25 November 2019 - 16:56 WIB
Keutamaan Menjaga Pandangan dari yang Haram
Keutamaan Menjaga Pandangan dari yang Haram
A A A
Kali ini Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi mengulas tentang keutamaan menjaga pandangan dari yang haram dalam pengajian rutin Ahad pagi Majelis Zawiyaturrasul Srengseng, Jakarta Barat, 24 November 2019.

Pengasuh Ponpes eksklusif Nurul Muhtadin Baalawy Nurul Muhtadin Baalawy Srengseng itu menukil beberapa hadis Rasulullah SAW yang bersumber dari
Kitab Nashoihul 'Ibad karya Imam Nawawi.

Dalam ceramahnya, Habib Alwi mengatakan, siapa yang menahan pandangan dan meninggalkan pandangan haram di dunia, maka Allah akan bahagiakan dan memuliakan pandangannya di surga. Ia akan menyaksikan sesuatu pemandangan yang tak pernah dilihatnya ketika di dunia. Ia bisa memandang Zatnya Allah, memandang cahaya Rasulullah SAW.

"Karena sumber maksiat itu bermula dari mata. Dari mata turun ke hati. Tangan dan kaki bisa berzina. Kemaluan bisa berzina. Zinanya mata bisa memandang remeh orang lain. Begitu juga anggota badan lainnya. Pandangan haram itu adalah panah Iblis. Maka tahanlah pandangan. Lezatnya ibadah itu bisa dirasakan karena seseorang bisa menjaga mata," kata Habib Alwi.

Ali bin Abi Thalib digelari karramallahu wajhah (semoga Allah memuliakannya) karena tidak pernah melihat aurat dirinya sendiri maupun aurat orang lain. Beliau begitu menjaga pandangannya sehingga terbebas dari melihat aurat. Bahkan, maaf kotorannya sendiri tidak pernah dilihatnya sangkin menjaga matanya untuk disiapkannya melihat Zatnya Allah.

Semua mata manusia di hari kiamat akan menangis kecuali mata yang menjaga pandangan dari haram, mata yang bergadang untuk mencari keridhoan Allah dan mata yang menangis karena Allah meskipun hanya setetes.

"Orang yang menjaga pandangan dari yang haram lebih baik daripada ketaatan yang membawa kesombongan," jelas salah satu pengajar di Majelis Rasulullah (MR) itu.
Keutamaan Menjaga Pandangan dari yang Haram

Kemudian Habib Alwi melanjutkan, siapa yang menunaikan kebutuhan orang lain di dunia, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya di dunia dan akhirat. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) bersabda, Siapa orang meringankan dan memenuhi hajat kaum muslim maka baginya pahala orang seperti haji dan umrah".

Siapa orang memenuhi hajat kaum muslim, baginya pahala seperti orang yang melayani Allah seumur hidupnya. Maksudnya seakan-akan ia taat kepada Allah seumur hidupnya.

Siapa yang ingin memiliki teman penghibur di alam kubur, hendaklah ia bangun malam dan mendirikan salat sunnah meskipun hanya 1 rakaat. Umatnya Nabi yang pertama selamat adalah memiliki sifat zuhud dan keyakinan. Sedangkan generasi akhir banyak yang binasa karena tamak dan rakus terhadap dunia.

Barangsiapa yang tidak bertambah baik dari hari ke hari (tidak ada kemajuan) maka ia seperti orang-orang yang bersiap menuju dan masuk ke dalam neraka Allah. Na'udzubillah.

"Nasihat itu baik. Ajaklah orang kepada kebaikan, cegahlah kemungkaran. Siapa yang rajin memberi nasihat untuk dirinya dan orang lain maka hisab di hari kiamat akan cepat," terang Habib Alwi.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1307 seconds (0.1#10.140)