Apa Beda Ghibah dan Fitnah? Ini Penjelasan Habib Geys Assegaf

Senin, 30 Desember 2019 - 18:00 WIB
Apa Beda Ghibah dan Fitnah? Ini Penjelasan Habib Geys Assegaf
Apa Beda Ghibah dan Fitnah? Ini Penjelasan Habib Geys Assegaf
A A A
Al-Habib Geys bin Abdurrahman Assegaf , dai lulusan Al-Azhar Mesir menyampaikan kajian spesial bertema ABG (Anti Ber-Ghibah) di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta.

Habib Geys mengingatkan bahayanya fitnah dan ghibah karena dapat menggerogoti amal ibadah seseorang. Sebagaimana hadis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (SAW), beliau bersabda: "Apakah kalian tahu siapa orang yang bangkrut itu?" Para sahabat menjawab, orang yang bangkrut itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda." Tetapi Nabi Muhammad SAW berkata: orang yang bangkrut dari ummatku ialah orang yang datang pada hari kiamat membawa (pahala) salat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka". (HR Muslim No. 2581).

Perbedaan Ghibah dan Fitnah

Ghibah yaitu ketika seseorang menyampaikan suatu keburukan yang ada pada saudara atau temannya kepada orang lain, padahal saudara/temannya
tidak ingin apabila keburukan itu sampai pada orang lain.

Sedangkan fitnah yaitu ketika seseorang menuduh keburukan terhadap saudara, teman atau orang lain, padahal apa yang dibicarakan itu tidak ada pada diri saudara, teman atau orang lain.

Bagaimana Cara Menghindari Ghibah?
Yaitu dengan mengetahui bahaya yang akan diberikan oleh Allah Ta'ala kepada orang yang melakukannya.

Ghibah yang Diperbolehkan
Meskipun dilarang, namun ada ghibah yang diperbolehkan, yaitu:
1. Meminta pendapat atau saran ingin menyelesaikan suatu permasalahan, yang mana itu dapat menentukan sebuah perubahan/keputusan untuk lebih baik ke depannya.

Contohnya, ketika seseorang ingin bertanya kepada Guru, ustaz, mufti dan sebagainya, terkait masalah yang dihadapinya. Maka subyeknya orangnya tidak diharuskan menyebutkan nama (bisa mengganti nama dengan sebutan fulan/fulanah).

"Bagaimana jika seseorang menjadi korban pembicaraan orang lain? Maka balaslah dengan perbuatan baik kepadanya. Buktikan bahwa Islam adalah agama yang baik. Tidak perlu membalas keburukan dengan kKeburukan. Contohlah suri tauladan Baginda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam," terang Habib Geys.

Para ulama berkata: "Adanya pembicaraan dalam batin seseorang tentang sesuatu yang buruk itu menandakan bahwa batin/hatinya kotor".

Demikian penjelasan singkat terkait ghibah dan fitnah serta bahayanya. Semoga kita dijauhkan dari ghibah dan segala perbuatan buruk lainnya.

Wallahu A'lam Bisshowab
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3886 seconds (0.1#10.140)