Cara Makan Rasulullah yang Patut Diteladani (1)
A
A
A
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) adalah sosok manusia yang paling sehat. Dalam hidupnya, Beliau hanya sakit dua kali, yaitu disebabkan oleh teluh (semacam guna-guna) dan sakit demam yang menjadi sebab kewafatan Beliau.
Salah satu rahasia kesehatan Rasulullah SAW adalah pola makan dan makanan yang dikonsumsinya. Rasulullah memberi banyak teladan kepada keluarga dan para sahabatnya dalam hal makan. Berikut ulasan cara makan Rasulullah SAW yang bersumber dari Kitab Tha'amur-Rasul SAW wat-Tadawi bil-Ghidza (Inilah Makanan Rasulullah SAW) karya Prof Abdul Basith Muhammad as-Sayyid.
Rasulullah SAW selalu mengawali aktivitas makannya dengan membaca Bismillah (dengan menyebut nama Allah) dan mengakhirinya dengan membaca Alhamdulillah (segala puji hanya milik Allah). Jika seseorang mengucapkan kalimat "Bismillahirrahmanirrahim" (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang) pada setiap suap makanannya, niscaya itu lebih baik baginya.
Al-Hafiz Al-Iraqi berkata, "Rasulullah mengawali dengan (membaca) Bismillah dan menutupnya dengan membaca Alhamdulilah setiap kali minum atau makan.
Dalam Kitab Al-Adzkar, Seikh An-Nawawi menjelaskan, "Seseorang disunnahkan untuk mengeraskan bacaan basmalah-nya (ketika hendak makan) untuk mengingatkan orang lain kepada bacaan basmalah tersebut, sehingga orang lain mau mengikutinya."
Imam Ahmad menjelaskan, "Jika makanan mencakup empat hal, sungguh ia telah sempurna. Keempat hal itu adalah: Jika dibacakan basmalah di awalnya, dibacakan hamdalah di akhirnya, banyak tangan yang mengambilnya, serta diperoleh dengan cara yang halal."
Rasulullah selalu makan dengan tangan kanan, memperkecil suapan agar mudah dimasukkan ke dalam mulut, mudah dikunyah dan ditelan, sehingga tidak berhenti di tenggorokan. Beliau juga selalu mengunyah makanan dengan baik sehingga lambungnya tidak bersusah payah atau tidak akan mengalami kesulitan saat mencerna.
Sebab, tubuh manusia tidak dapat mengambil manfaat dari makanan yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus. Makanan itu akan meragi, dan menghasilkan sejumlah gas, dan menyebabkan terjadinya pengisutan pada usus besar. Selama belum menelan makanan tersebut, Rasulullah tidak akan mengulurkan tangannya guna mengambil suapan berikutnya.
Beliau menghindari sikap tergesa-gesa saat makan, karena tergesa- gesa berasal dari setan. Rasulullah selalu makan dengan cara mengambil makanan yang terdekat terlebih dahulu dan tidak pernah mengambil makanan yang berada di tengah terlebih dahulu.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda: "Makanlah kalian dari piring itu dari pinggir-pinggirnya (terlebih dahulu) dan janganlah kalian makan dari bagian tengahnya, karena keberkahan itu akan turun di bagian tengahnya. Maksud hadis ini adalah jadikanlah keberkahan itu berada di akhir makanan kalian, sehingga Allah akan menambah karunia-Nya kepada kalian. (HR Ahmad)
Umar bin Abu Salamah berkata, "Dulu aku berada di bawah asuhan Rasulullah. Suatu ketika, tanganku sudah bergerak menuju ke sebuah piring besar, Rasulullah pun bersabda kepadaku, "Wahai ghulam (anak kecil), sebutlah nama Allah (bacalah basmalah), makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang terdekat denganmu (terlebih dahulu). Sejak saat itu, hal-hal seperti itu menjadi teladan yang selalu aku perhatikan saat aku makan. (HR Bukhari-Muslim)
Umar bin Abi Salamah selalu memerhatikan tata cara tersebut ketika dia makan, sebagai wujud ketaatannya kepada perintah Rasul. Inilah yang harus kita lakukan. Kita harus mengatakan "ya" terhadap semua perintah Allah dan Rasul-Nya sebagai wujud kecintaan dan ketaatan kepada keduanya.
Ummul Mu'minin Aisyah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian makan, tetapi dia lupa menyebut nama Allah, maka hendaklah dia membaca, "Bismillâhi awwalahu wa akhirahu" (Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya). (HR Tirmidzi)
Rasulullah juga memerintahkan kepada kita untuk makan dengan menggunakan tangan kanan, bukan dengan tangan kiri, karena makan dengan tangan kiri adalah perbuatan setan. Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Janganah kalian makan dengan tangan kiri karena setan selalu makan dengan tangan kiri." (HR Muslim)
Ibnu 'Umar meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda, "Jika di antara kalian makan, hendaklah dia makan salah seorang dengan tangan kanannya; dan jika dia minum, hendaklah dia minum dengan tangan kanan. Karena setan itu selalu makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri. (HR Muslim).
Sebagaimana kita telah diperintahkan untuk makan dan minum dengan tangan kanan, kita juga diperintahkan untuk mengambil atau memberi sesuatu dengan tangan kanan. Dengan demikian, kita dapat menutup semua pintu yang akan dimasuki setan.
Syeikh an-Nawawi, dalam penjelasan kitab Shahih Muslim mengatakan, "Jika ada uzur yang menyebabkan seseorang tidak dapat makan atau minum dengan tangan kanan, baik berupa sakit, luka, maupun uzur lainnya, dia boleh makan atau minum dengan tangan kiri."
(Bersambung)
Salah satu rahasia kesehatan Rasulullah SAW adalah pola makan dan makanan yang dikonsumsinya. Rasulullah memberi banyak teladan kepada keluarga dan para sahabatnya dalam hal makan. Berikut ulasan cara makan Rasulullah SAW yang bersumber dari Kitab Tha'amur-Rasul SAW wat-Tadawi bil-Ghidza (Inilah Makanan Rasulullah SAW) karya Prof Abdul Basith Muhammad as-Sayyid.
Rasulullah SAW selalu mengawali aktivitas makannya dengan membaca Bismillah (dengan menyebut nama Allah) dan mengakhirinya dengan membaca Alhamdulillah (segala puji hanya milik Allah). Jika seseorang mengucapkan kalimat "Bismillahirrahmanirrahim" (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang) pada setiap suap makanannya, niscaya itu lebih baik baginya.
Al-Hafiz Al-Iraqi berkata, "Rasulullah mengawali dengan (membaca) Bismillah dan menutupnya dengan membaca Alhamdulilah setiap kali minum atau makan.
Dalam Kitab Al-Adzkar, Seikh An-Nawawi menjelaskan, "Seseorang disunnahkan untuk mengeraskan bacaan basmalah-nya (ketika hendak makan) untuk mengingatkan orang lain kepada bacaan basmalah tersebut, sehingga orang lain mau mengikutinya."
Imam Ahmad menjelaskan, "Jika makanan mencakup empat hal, sungguh ia telah sempurna. Keempat hal itu adalah: Jika dibacakan basmalah di awalnya, dibacakan hamdalah di akhirnya, banyak tangan yang mengambilnya, serta diperoleh dengan cara yang halal."
Rasulullah selalu makan dengan tangan kanan, memperkecil suapan agar mudah dimasukkan ke dalam mulut, mudah dikunyah dan ditelan, sehingga tidak berhenti di tenggorokan. Beliau juga selalu mengunyah makanan dengan baik sehingga lambungnya tidak bersusah payah atau tidak akan mengalami kesulitan saat mencerna.
Sebab, tubuh manusia tidak dapat mengambil manfaat dari makanan yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus. Makanan itu akan meragi, dan menghasilkan sejumlah gas, dan menyebabkan terjadinya pengisutan pada usus besar. Selama belum menelan makanan tersebut, Rasulullah tidak akan mengulurkan tangannya guna mengambil suapan berikutnya.
Beliau menghindari sikap tergesa-gesa saat makan, karena tergesa- gesa berasal dari setan. Rasulullah selalu makan dengan cara mengambil makanan yang terdekat terlebih dahulu dan tidak pernah mengambil makanan yang berada di tengah terlebih dahulu.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda: "Makanlah kalian dari piring itu dari pinggir-pinggirnya (terlebih dahulu) dan janganlah kalian makan dari bagian tengahnya, karena keberkahan itu akan turun di bagian tengahnya. Maksud hadis ini adalah jadikanlah keberkahan itu berada di akhir makanan kalian, sehingga Allah akan menambah karunia-Nya kepada kalian. (HR Ahmad)
Umar bin Abu Salamah berkata, "Dulu aku berada di bawah asuhan Rasulullah. Suatu ketika, tanganku sudah bergerak menuju ke sebuah piring besar, Rasulullah pun bersabda kepadaku, "Wahai ghulam (anak kecil), sebutlah nama Allah (bacalah basmalah), makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang terdekat denganmu (terlebih dahulu). Sejak saat itu, hal-hal seperti itu menjadi teladan yang selalu aku perhatikan saat aku makan. (HR Bukhari-Muslim)
Umar bin Abi Salamah selalu memerhatikan tata cara tersebut ketika dia makan, sebagai wujud ketaatannya kepada perintah Rasul. Inilah yang harus kita lakukan. Kita harus mengatakan "ya" terhadap semua perintah Allah dan Rasul-Nya sebagai wujud kecintaan dan ketaatan kepada keduanya.
Ummul Mu'minin Aisyah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian makan, tetapi dia lupa menyebut nama Allah, maka hendaklah dia membaca, "Bismillâhi awwalahu wa akhirahu" (Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya). (HR Tirmidzi)
Rasulullah juga memerintahkan kepada kita untuk makan dengan menggunakan tangan kanan, bukan dengan tangan kiri, karena makan dengan tangan kiri adalah perbuatan setan. Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Janganah kalian makan dengan tangan kiri karena setan selalu makan dengan tangan kiri." (HR Muslim)
Ibnu 'Umar meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda, "Jika di antara kalian makan, hendaklah dia makan salah seorang dengan tangan kanannya; dan jika dia minum, hendaklah dia minum dengan tangan kanan. Karena setan itu selalu makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri. (HR Muslim).
Sebagaimana kita telah diperintahkan untuk makan dan minum dengan tangan kanan, kita juga diperintahkan untuk mengambil atau memberi sesuatu dengan tangan kanan. Dengan demikian, kita dapat menutup semua pintu yang akan dimasuki setan.
Syeikh an-Nawawi, dalam penjelasan kitab Shahih Muslim mengatakan, "Jika ada uzur yang menyebabkan seseorang tidak dapat makan atau minum dengan tangan kanan, baik berupa sakit, luka, maupun uzur lainnya, dia boleh makan atau minum dengan tangan kiri."
(Bersambung)
(rhs)