Peringatan Rasulullah SAW tentang Wabah dan Kaitannya dengan Perilaku Umat

Rabu, 07 Oktober 2020 - 13:26 WIB
loading...
Peringatan Rasulullah SAW tentang Wabah dan Kaitannya dengan Perilaku Umat
Ilustrasi/dok. SINDOnews
A A A
SUATU hari, di hadapan kaum Muhajirin , Rasulullah SAW memberikan pesan penting untuk diperhatikan. Beliau bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ أَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ. رواه أبن ماجه

Dari Abdullah bin Umar dia berkata, "Rasulullah SAW menghadapkan ke kami dan bersabda: 'Wahai golongan Muhajirin, lima perkara apabila kalian mendapat cobaan dengannya, dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak mengalaminya.

Pertama, tidaklah kekejian menyebar di suatu kaum, kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit tha'un dan kelaparan yang belum pernah terjadi terhadap para pendahulu mereka.

Kedua, tidaklah mereka mengurangi timbangan dan takaran kecuali mereka akan disiksa dengan kemarau berkepanjangan dan penguasa yang zalim.

Ketiga, tidaklah mereka enggan membayar zakat harta-harta mereka kecuali langit akan berhenti meneteskan air untuk mereka, kalau bukan karena hewan-hewan ternak niscaya mereka tidak akan beri hujan.

Keempat, tidaklah mereka melanggar janji Allah dan Rasul-Nya kecuali Allah akan kuasakan atas mereka musuh dari luar mereka dan menguasainya.

Kelima, dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum-hukum Allah dan tidak menganggap lebih baik apa yang diturunkan Allah, kecuali Allah akan menjadikan rasa takut di antara mereka.'"



Rasulullah tidak meninggalkan umatnya sesuatu yang bermanfaat kecuali telah menunjukkannya, dan juga sesuatu yang membawa mudharat atau bahaya kecuali telah memperingatkannya.

Dalam hadits di atas Rasulullah memberi peringatan kepada umatnya tentang lima hal yang menyebabkan keburukan bagi umatnya.

Bahwa keburukan yang menimpa umat manusia itu disebabkan karena kemaksiatan yang dilakukan oleh umat itu sendiri, dan dosa ini adalah dosa kolektif. Yang harus dilakukan terus-menerus adalah amar makruf dan nahi mungkar. ( )

Adanya wabah , penyakit yang belum pernah ada, kemarau panjang, penguasa zalim, hujan tak turun, berkuasanya musuh dan merebaknya rasa takut di kalangan masyarakat adalah akibat ulah tangan sendiri.

Peristiwa yang sangat aktual terkait peringatan Rasulullah SAW ini tentu saja adalah wabah covid-19 yang kini tengah melanda dunia. Bandingkan tentang kekejian dan kemaksiatan yang merajalela di dunia pada saat ini. ( )

Perbuatan Keji
Jika al-fahisyah telah terang-terangan merebak di tengah masyarakat, maka yang akan terjadi adalah wabah penyakit dan kelaparan akan menimpa. Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo, menyebut al-fahisyah yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah perbuatan zina, sodomi, dan sejenisnya. ( )

"Kita berlindung kepada Allah akan terjadinya hal ini. Na’udzubillahi min syarri dzalik," tuturnya.

Di sisi lain, Rasulullah SAW juga bersabda:

إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَا يُعَذِّبُ الْعَامَّةَ بِعَمَلِ الْخَاصَّةِ حَتَّى يَرَوُا الْمُنْكَرَ بَيْنَ ظَهْرَانِيهِمْ وَهُمْ قَادِرُونَ عَلَى أَنْ يُنْكِرُوهُ، فَلَا يُنْكِرُونَهُ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَذَّبَ اللَّهُ تَعَالَى الْخَاصَّةَ وَالْعَامَّةَ

“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla tidak mengadzab manusia secara umum hanya karena perbuatan dosa segelintir orang, sehingga mereka melihat kemungkaran dan mereka pun mampu untuk mengingkarinya, namun mereka tidak mengingkarinya. Jika mereka telah melakukan hal itu, maka Allah akan menyiksa segelintir orang itu dan juga manusia secara menyeluruh.” (HR. Ahmad).

Bagi umat Islam, saatnya instripeksi diri. Solusi menghadapi virus corona bagi umat Islam adalah memperbaiki tauhid. Kembali kepada Allah. Komitmen menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Dan tidak menafikan usaha-usaha manusiawi yang bisa dilakukan untuk melakukan pencegahan dan pengobatan. ( )

Punguasa Zalim
Kembali ke hadis Nabi. Disebutkan jika praktik jual beli dengan cara mengurangi timbangan dan takaran telah merebak dan menjadi hal yang biasa---sebagaimana keterangan dalam hadits di atas---maka manusia akan ditimpa kemarau panjang plus mendapat penguasa zalim.

Ketiga, jika umat ini enggan membayar zakat dari rizki yang dianugrahkan oleh Allah kepadanya maka akan ditimpa kekeringan karena tertahannya air hujan dari langit.



Hal ini menjadi peringatan bagi setiap Mukmin untuk selalu menunaikan zakatnya. Terutama zakat al-maal ini yang bentuknya beraneka ragam di antaranya zakat perniagaan atau perdagangan, dari keuntungan bersihnya wajib dikeluarkan dengan niat yang jelas sebagai zakatnya.

Zakat ini menjadi keseimbangan bagi umat ini agar tidak terjadi jurang pemisah. Mendekatkan kekerabatan antar sanak saudara dan keakraban antar tetangga dan teman-teman.

Selanjutnya, jika janji kepada Allah dan rasul-Nya tidak lagi ditunaikan. Dalam pengertian ini agama sudah tidak lagi menjadi acuan bagi kehidupan umat, maka akan ditimpakan kepada umat ini pemimpin yang justru dari musuh-musuh agama ini.

Terakhir, jika pemimpin umat atau negeri tidak lagi berhukum dengan hukum Allah maka yang akan terjadi dan berlaku adalah hukum rimba. Siapa yang kuat dia yang akan memangsa. Di satu kebenaran disampaikan sebagai jani-janji, tetapi janji itu tinggallah janji.

Kelima penyebab musibah itu menjadi peringatan khususnya bagi pemimpin umat ini untuk mengantisipasinya. Jangan hanya sudah merasa nyaman karena telah menjadi pemimpin dan dihormati banyak orang. Akan tetapi bagaimana agar umat ini mampu meraih bahagia dunia dan akhirat. Wallahu ‘alam.
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1385 seconds (0.1#10.140)