Syarat Doa yang Dikabulkan Allah Ta'ala, Waktu Juga Menentukan

Rabu, 14 Oktober 2020 - 09:40 WIB
loading...
A A A
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Pemalu dan Maha Pemurah. Allah Ta’ala malu kepada hamba-Nya yang mengangkat dua tangannya kepada-Nya, namun kembali dalam keadaan kosong (yaitu, tidak dikabulkan).” (HR. Tirmidzi no. 3556, Abu Dawud no. 1488, Ibnu Majah no. 3865)



Kedua, orang tersebut berdoa kepada Allah dengan menyebut nama Allah “Ar-Rabb”, yaitu dengan memanggil “Ya Rabb, Ya Rabb”.

Tawassul kepada Allah Ta’ala dengan (menyebut) nama Allah Ta’ala tersebut merupakan sebab pengkabulan doa. Karena Rabb merupakan pencipta, raja, yang mengatur seluruh urusan, dan pengaturan langit dan bumi berada di tangan-Nya.

Bertawassul dengan menyebut nama Allah tersebut (Ar-Rabb), merupakan di antara sebab pengkabulan doa.

Ketiga, orang tersebut melakukan safar (perjalanan jauh). Mayoritas keadaan orang yang sedang safar adalah sebab pengkabulan doa. Hal ini karena orang yang sedang safar merasa sangat butuh Allah Ta’ala. Merasa sangat butuhnya seorang hamba kepada-Nya ketika safar itu lebih besar daripada ketika sedang dalam kondisi tidak safar, lebih-lebih di zaman dahulu.

“Rambutnya kusut acak-acakan dan berdebu”, seolah-olah dia tidak memperhatikan kondisi dirinya sendiri. Karena kebutuhan yang lebih penting daripada itu adalah bersandar kepada Allah Ta’ala, dan berdoa kepada-Nya, apapun kondisinya, baik dalam kondisi kusut dan berdebu, atau dalam dalam kondisi nyaman.



Diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala turun ke langit dunia pada sore hari ketika hari Arafah, membanggakan orang-orang yang wukuf di Arafah di depan malaikat. Allah Ta’ala berkata,

أتوني شعثا غبرا ضاحين من كل فج عميق

“Mereka mendatangiku dalam keadaan kusut, berdebu, berjalan dari semua tempat yang jauh.”

Sebab-sebab pengkabulan doa ini tidaklah berfaedah sedikit pun ketika makanannya haram, pakaiannya haram dan dia pun tumbuh dari barang haram. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟

“Bagaimana mungkin doanya dikabulkan?”

Jika syarat-syarat pengkabulan doa ini tidak terpenuhi, maka sangat kecil doa tersebut akan dikabulkan.

Waktu Berdoa
Adnan ath-Tharsyah dalam kitab Anta wal Mal menyatakan perlu juga diperhatikan waktu-waktu utama untuk berdoa, dan keadaan-keadaan yang biasanya akan mendapatkan ijabah. Seperti sepertiga malam terakhir, antara azan dan iqamah, ketika sujud dalam salat , pada hari Jumat, waktu-waktu terdesak kesusahan, ketika safar, sakit dan lainnya.



Juga agar meminta dengan sangat dalam berdoa. Sebagaimana Rasulullâh SAW suka untuk mengulang doa tiga kali. Dan jangan dilupakan pula, bahwa paling tidak dengan berdoa kita berupaya mendapatkan pahala dari-Nya, karena kita telah menunaikan perintah berdoa yang itu adalah ibadah.

Jika syarat-syarat tersebut terpenuhi, namun tidak dikabulkan, maka hal tersebut karena suatu hikmah yang Allah Ta’ala ketahui dan tidak diketahui oleh hamba yang berdoa. Boleh jadi kita menginginkan sesuatu, padahal sesuatu tersebut tidak baik untuk kita.

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1573 seconds (0.1#10.140)