Hasad yang Terpuji? Bagaimana Bentuknya?

Selasa, 27 Oktober 2020 - 17:17 WIB
loading...
Hasad yang Terpuji? Bagaimana Bentuknya?
Salah satu hasad terpuji adalah berlomba-lomba dalam kebaikan, ketaatan, amal shalih, ibadah dan lain sebagainya dengan saudara-saudara kita, itu adalah sesuatu yang terpuji. Foto ilustrasi/ist
A A A
Al-Hasad yang artinya iri hati dan dengki adalah salah satu penyakit hati yang sering menimpa kebanyakan manusia. Hasad hukumnya haram, bahkan ia merupakan salah satu dosa besar yang membinasakan pelakunya di dunia dan akhirat .

Hasad memiliki bahaya yang banyak, di antaranya adalah sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah di dalam sebuah hadis yang shahih berikut ini: "Waspadalah engkau dari sifat hasad (dengki), karena sesungguhnya hasad itu menggerogoti amal-amal kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar."

(Baca juga : Mendidik dan Mengajarkan Anak Karakter Ikhlas )

Namun,ternyata terdapat hasad yang terpuji dan pelakunya tidak tercela dan tidak berdosa. Apa maksud hasad terpuji ini? Ustadz Abu Ihsan Al Atsaary menjelaskan, salah satu hasad terpuji adalah berlomba-lomba dalam kebaikan . Nabi Muhamaad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan, “Jangan kamu saling berlomba-lomba dalam keburukan dan jangan kamu saling hasad satu sama lain.”

(Baca juga : Tuntunan Hadis dalam Meraih Keberkahan Makanan )

Kita berlomba-lomba dalam kebaikan, ketaatan, amal shalih, ibadah dan lain sebagainya dengan saudara-saudara kita, itu adalah sesuatu yang terpuji. Bahkan ini termasuk akhlak yang terpuji. Hal ini menunjukkan level iman seseorang. Begitulah para sahabat terdahulu. Mereka saling berlomba dan seolah tidak mau kalah dengan saudaranya didalam kebaikan-kebaikan. Ini adalah hal yang positif dan membawa kepada keutamaan-keutamaan.

(Baca juga : Menaker Pastikan Subsidi Gaji Termin II Ditransfer Awal November )

Jadi munafasah ini adalah usaha keras seseorang untuk menyerupai dan menyamai orang lain didalam hal kebaikan-kebaikan tanpa merasa benci terhadap orang tersebut apalagi menginginkan keburukan atas orang itu. Sementara hasad itu muncul dari perasaan benci terhadap kelebihan-kelebihan yang ada pada orang lain dan kadang kala diiringi dengan keinginan-keinginan buruk. Adapun munafasah adalah keinginan untuk sama dengan orang lain didalam kebaikan-kebaikan. Tentunya dengan cara-cara yang dibenarkan didalam syariat Islam.

(Baca juga : Maulid Saat Pandemi, Menag: Perbanyak Shalawat, Patuhi Protokol Kesehatan )

Menurutnya, munafasah ini adalah yang disebut dan disinggung oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam didalam hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَحَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسَلَّطَهُ عّلّى هَلَكَتِهِ فِى الْحَقِّ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِى بِهَا وَيُعَلِّمُهَا

“Tidak ada hasad kecuali kepada dua orang,yang pertama; kepada seseorang yang telah diberi harta kekayaan oleh Allah dan ia habiskan dijalan yang benar, yang kedua; kepada seseorang yang telah diberi hikmah (ilmu) oleh Allah dan ia memutuskan perkara dengannya serta mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

(Baca juga : Menristek Akan Menerapkan Kehati-hatian dalam Pengembangan Vaksin Merah Putih )

Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1001 seconds (0.1#10.140)