Inilah Sunnah Rasulullah dalam Menyambut Kelahiran Anak

Kamis, 29 Oktober 2020 - 17:15 WIB
loading...
Inilah Sunnah Rasulullah dalam Menyambut Kelahiran Anak
Ada beberapa sunnah yang dianjurkan Rasulullah saat menyambut kelahiran bayi, salah satunya mentahnik bayi dengan kurma. Foto ilustrasi/istimewa
A A A
Kelahiran anggota baru dalam keluarga, menjadi sumber kebahagiaan bagi orang tuanya. Anak menjadi tumpuan harapan dan doa orang tua agar tumbuh menjadi pribadi yang saleh dan saleha.

Dalam Islam saat bayi lahir tentu membutuhkan penanganan secara tepat karena bisa saja hal itu mempengaruhi kelak besarnya si bayi kecil mungil itu. Karena itu, menjadi keharusan bagi setiap orang tua untuk mengetahui apa yang harus dilakukan terlebih pada saat menyambut kelahiran sang anak.

(Baca juga : Saudah binti Zam'ah : Memiliki Kekuatan Jiwa yang Luar Biasa )

Ada beberapa sunnah yang sangat dianjurkan dilakukan oleh Rasulullah SAW saat menyambut kehadiran anak. Berikut, beberapa sunnah Rasulullah yang disarikan dari beberapa sumber dan dalil yang shahih, yakni :

1. Mentahnik bayi dengan kurma

Saat ini, tak banyak orang tua yang memahami bahwa tahnik adalah sunnah Nabi yang sangat dianjurkan saat bayi baru lahir. Tahnik adalah memasukkan kunyahan/lumatan buah kurma ke dalam mulut bayi yang baru lahir dan menggosokkannya dengan lembut di langit-langit mulut bayi sampai seluruh bagian dari mulut bayi tersebut terolesi dengan sari buah kurma. Jika kurma sulit untuk didapat, boleh diganti dengan sari kurma yang sudah jadi atau madu.

Apakah tidak bahaya bagi bayi? Bayi yang baru lahir terutama bayi yang lahir prematur atau bayi dengan berat lahir kurang, memiliki kandungan glukosa yang sangat kecil dalam darahnya (umumnya hanya di bawah 30mg per 100 ml darah). Jika kekurangan zat gula ini tidak segera dipenuhi, biasanya bayi akan mudah menolak ASI ibunya, otot-ototnya lemas, gangguan syaraf, bahkan berujung pada kematian. Biasanya, dokter akan memberikan tambahan zat gula pada bayi baru lahir yang kurang berat badannya atau prematur mellaui infus atau langsung melalui mulut.

(Baca juga : Inilah Perkara-perkara yang Membinasakan Manusia )

Dan kurma adalah penghasil glukosa yang sangat baik dan bagus untuk kesehatan bayi. Mentahnik bayi dengan kurma dapat memperkuat otot-otot mulut bayi sehingga bayi akan kuat menyusu pada ibunya. Dan ketika bayi kuat menyusu, maka insya Allah ASI akan menjadi lancar dan berlimpah.

Dalil-dalil disunnahkannya mentahnik bayi :

Dari Abu Burdah dari Abu Musa ia berkata: “Telah lahir anakku, lalu aku membawanya dan mendatangi Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau memberinya nama Ibrahim dan kemudian men-tahnik-nya dengan kurma.” Imam Bukhari menambahkan: “dan beliau mendoakan kebaikan dan memdoakan keberkahan baginya, lalu menyerahkan kembali kepadaku.” (HR. Bukhari & Muslim)

Dari Asma’ binti Abu Bakar, ia berkata bahwa dirinya ketika sedang mengandung Abdullah bin Zubair di Mekkah : “Aku keluar dan aku sempurna hamilku 9 bulan, lalu aku datang ke Madinah, kemudian aku turun di Quba’ dan aku melahirkan di sana, lalu aku pun mendatangi Rasulullah, maka Rasulullah menaruh Abdullah ibn Zubair di dalam kamarnya, dan beliau meminta kurma lalu mengunyahnya, kemudian beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam memasukkan kurma yang sudah lumat itu ke dalam mulut Abdullah bin Zubair.

(Baca juga : Khadijah binti Khuwailid : Perempuan Bersih nan Suci, Cinta Sejati Rasulullah )

Dan itu adalah makanan yang pertama kali masuk ke mulutnya melalui Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam (Rasulullah mentahniknya), dan kemudian beliaupun mendoakannya dan mendoakan keberkahan kepadanya.”

2. Aqiqah dan mencukur rambut bayi

Islam mensyariatkan penyembelihan aqiqah untuk bayi yang baru dilahirkan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah (berupa kelahiran bayi). Dan para ulama berbeda pendapat dalam menghukuminya, apakah hal ini wajib atau sunnah. Mayoritas ulama, dan ini adalah pendapat yang paling rajih, hukum aqiqah untuk bayi yang baru lahir adalah sunnah muakkadah, yakni sunnah yang sangat ditekankan atau dianjurkan.

Sebagaimana sabda Nabi shallalllahu ‘alaihi wa sallam :

“Setiap anak yang baru lahir tergadai dengan aqiqahnya, (sampai) disembelihkan (aqiqah) itu untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama.” (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasa’i, dan Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Al-Albany).

(Baca juga : Wisatawan Terus Banjiri Bali, Dalam Sehari 9.539 Orang Tiba Lewat Bandara Ngurah Rai )

Waktu pelaksanaan aqiqah yang paling utama adalah pada hari ketujuh dari kelahirannya. Jika telah lewat, maka pada hari ke empat belas. Jika lewat juga, maka pada hari ke dua puluh satu. Jika lebih dari itu, maka tidak termasuk dalam sisi keutamaannya, namun tidak mengapa.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2990 seconds (0.1#10.140)