Memberi Kesenangan dan Bersenang-senang dengan Hati Suami

Kamis, 31 Desember 2020 - 15:05 WIB
loading...
A A A
Termasuk dalil yang menunjukkan bahwa seorang istri juga membuat senang hati suaminya adalah hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ فِي الْجَنَّةِ؟قُلْنَا بَلَى يَا رَسُوْلَ الله كُلُّ وَدُوْدٍ وَلُوْدٍ، إِذَا غَضِبَتْ أَوْ أُسِيْءَ إِلَيْهَا أَوْ غَضِبَ زَوْجُهَا، قَالَتْ: هَذِهِ يَدِيْ فِي يَدِكَ، لاَ أَكْتَحِلُ بِغَمْضٍ حَتَّى تَرْضَى

“Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang istri-istri kalian di dalam surga (yaitu istri yang pantas dan cocok untuk menjadi penghuni surga karena sifatnya yang terpuji dan perangainya yang penuh dengan berkah) yaitu istri yang romantis (pencinta) terhadap suaminya dan yang banyak melahirkan anak. Jika sang istri itu marah atau suami berbuat tidak baik kepada istri atau suami marah kepada istri, maka sang istri bagaimanapun dia akhirnya berkata: ‘Ini tanganku di tanganmu, aku tidak akan bisa tidur dengan nyaman wahai suamiku sampai engkau rela kepadaku'” (HR. Ath-Thabrani)

(Baca juga: Penghasilan Direksi BUMN di Tangan Erick: Dipangkas dan Harus Penuhi Syarat )

Maksudnya adalah “aku tidak akan bisa memejamkan kedua mata dan tidak akan bisa tidur dengan nyaman, hatiku tidak akan tenang sampai engkau ridha terhadapku wahai suamiku.” Ini menjadi pelajaran bagi para istri-istri, semestinya seorang istri berlakunya seperti ini, baik ketika dia marah terhadap kelakuan suaminya atau suaminya membuat marah dia atau suaminya marah kepada dia. Maka lebih baik tetap dia yang pertama kali melakukan perdamaian dengan suaminya.

Sangat ironi bahwa sebagian istri tidak memperhatikan suaminya tidur pada malam itu atau pada dua malam bahkan sepuluh malam atau sebulan dalam keadaan suaminya sedang marah. Seakan-akan perkara ini tidak penting dan seakan-akan ketika dia bertemu dengan Allah menganggap bahwa perkara ini tidak akan dihisab.

(Baca juga : 2 Kapal Perang AS Berkeliaran di Selat Taiwan, Abaikan Kemarahan China )

Ini perasaan yang keliru, jangan sampai seorang istri merasa tenang saat suaminya marah kepadanya pada malam itu dan belum memaafkannya sampai berhari-hari. Seorang istri harus merasa khawatir kalau salatnya tidak bermanfaat, puasanya tidak bermanfaat, kalau seandainya dia tidak menggapai ridha suaminya. Hal ini karena Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

لاَ تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ لاَ تُؤْذِيهِ قَاتَلَكِ اللَّهُ فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكِ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا

“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia kecuali istrinya dari bidadari yang dimiliki oleh suami tersebut akan berkata: ‘Jangan engkau sakiti dia, Allah akan menghancurkanmu. Sesungguhnya suamimu itu adalah hanya tamu yang masuk sebentar ke dalam rumahmu. Dia sebentar lagi akan berpisah denganmu dan berkumpul dengan kami.'” (HR. Tirmidzi)

(Baca juga : Cara yang Aman Berpergian Jauh Naik Motor )

Karena itu hati-hati, perempuan jangan sampai meremehkan suami yang marah terhadapnya.

Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3524 seconds (0.1#10.140)