Belajar Sopan Santun dari Cicit-cicit Rasulullah

Senin, 01 Maret 2021 - 17:26 WIB
loading...
Belajar Sopan Santun dari Cicit-cicit Rasulullah
Keluarga Rasulullah adalah contoh terbaik dalam akhlak dan keteladan, seperti Hasan dan Husen cicitnya yang selalu bersikap santun kepada orang yang lebih tua. Foto ilustrasi/ist
A A A
Dalam Islam, anjuran berbakti kepada orangtua tidak hanya berlaku pada orang tua kandung saja, melainkan juga kepada orang-orang yang sudah tua. Sebagai muslim, hendaknya memperlakukan mereka seperti orang tua sendiri yang harus diperlakukan baik dan lemah lembut. Sikap terhadap mereka, merupakan cerminan sikap kita terhadap orang tua sendiri.



Ada kisah yang penuh hikmah dari cicit Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, yakni Hasan dan Husain yang mungkin bisa jadi contoh kecil bagi kita. Kedua cicit Rasulullah tersebut memiliki sifat yang santun , terlebih kepada mereka yang lebih tua.

Dikutip dari laman NU online, dikisahkan suatu ketika Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain melihat seorang laki-laki yang sedang berwudhu. Usianya bukan lagi muda, namun tidak terlalu tua. Sayangnya, wudhu orang tersebut mengandung banyak kesalahan dan tidak sempurna sesuai tuntunan Nabi.



Kenyataan bahwa keduanya merupakan cicit Rasulullah tidak membuat keduanya lantas merasa sombong dan besar hati. Justru Hasan dan Husain yang saat itu masih remaja memikirkan bagaimana caranya memberi tahu orang tua tersebut agar tidak tersinggung.



Setelah beberapa saat berpikir, keduanya langsung menghampiri orang tadi. Salah satu dari Hasan dan Husein berkata, “Wahai paman, saya dan saudara saya beda pendapat tentang siapa yang wudhunya lebih bagus dan sempurna. Maukan paman melihat dan menilai kami, siapa yang paling baik di antara kami?”

Orang tadi pun setuju. Ia segara mengambil tempat dan bersiap melihat wudhu Hasan dan Husain. Semantara kedua cicit Rasulullah itu melakukan wudhu yang benar dan sempurna. Di tengah-tengah penilaiannya, orang tersebut tersadar bahwasanya wudhu kedua remaja itulah yang paling baik dan wudhunya selama ini belum benar



Tak hanya itu, orang tersebut juga dibuat terkagum karena diberikan pelajaran dengan baik dan santun, bukan dengan kritik yang pedas. Tidak ada rasa tersinggung karena secara tidak langsung ‘disalahkan’, melainkan rasa ikhlas dan menerima bahwa dirinya selama ini salah.



Setelah Hasan dan Husain selesai berwduhu, keduanya lantas menanti jawaban sang paman. Nyatanya, yang keluar dari lisan orang tersebut bukan siapa yang paling baik, melainkan pujian.

“Wudhu kalian berdua sangat istimewa,” kata orang itu sambil tersenyum dan berterima kasih.

Demiakianlah perlakukan Hasan dan Husain kepadan orang yang lebih tua. Keduanya menasihati orang tersebut dengan perlakuan yang sangat santun. Hendaknya kita dapat mencontoh sedikit akhlakul karimah cicit Rasulullah ini.



Wallahu A'lam.
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4422 seconds (0.1#10.140)