Mengapa Sandal Rasulullah SAW Diizinkan Menembus Sidratul Muntaha?

Rabu, 10 Maret 2021 - 21:31 WIB
loading...
A A A
Dan di sana pula lah Rasulullah صلى الله عليه وسلم menerima perintah langsung menunaikan shalat 5 waktu sebagai kewajiban baginya dan umatnya.

Keutamaan Habibuna Muhammad صلى الله عليه وسلم menembus maqam tertinggi masuk hingga ke Sidratul Muntaha tersebut menunjukkan bahwa betapa mulia dan tingginya maqom Rasulullah dibandingkan malaikat Jibril, bahkan melebihi keseluruhan maqam para malaikat dan seluruh para nabi dan rasul yang ada. Hanya Rasulullah seorang satu-satunya yang diizinkan menembus wilayah alam Lahut, wilayah ketuhanan.

Oleh karena itulah, mengapa Nabi Musa berulang kali meminta Rasulullah untuk berbolak-balik ke melewati batasan Sidratul Muntaha, hanya disebabkan Nabi Musa ingin merasakan aura pertemuan Rasulullah dengan Rabbu Jallajalaluhu. Sebab, Nabi Musa tidak akan pernah bisa mencapai maqam tersebut, meski pernah dibicarai oleh Allah di belakang hijab. Hal inilah yang ditulis oleh para mufassir, semisal Ibn Ajibah di dalam tafsir al-Bahrur al-Madid.

Sandal Nabi Menembus Sidratul Muntaha
Nah, ada satu hal yang menarik yang diperbincangkan oleh para ulama, sebagaimana dibahas oleh al-Imam Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, Al-Imam Nawawi, bahkan Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki di dalam karya mereka mengenai peristiwa Isra Mi'raj tentang kehebatan terompah atau sandal yang pernah digunakan oleh baginda Rasulullah صلى الله عليه وسلم saat ikut masuk ke wilayah Sidratul Muntaha tersebut.

Mereka sepakat mengatakan bahwa terompah atau sandal yang melekat di kaki Rasulullah lebih mulia dari semua maqam, sebab sandal tersebut ikut diizinkan masuk menyertai Rasulullah masuk ke wilayah yang tak seorang pun pernah diizinkan, kecuali hanya Rasulullah disebabkan ketinggian maqamnya yang melebihi makhluk yang lainnya.

Sandal itu meskipun di berada di bumi, diinjak oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم selama kesehariannya. Namun dengan berkah beliau senantiasa bersama Rasulullah, kulitnya bersentuhan dengan kulit mulia baginda Rasulullah, maka dia pun mendapatkan kemuliaan bersama Rasulullah.

Maka hikmah dan pelajaran serta pesan luar biasa yang disampaikan oleh para ulama besar tersebut bahwa siapa pun akan bisa menjadi ikut mulia -meski sandal benda mati- jika senantiasa berhubungan dan berdekatan bersama Rasulullah Al-Mustaha صلى الله عليه وسلم.

Sekiranya sandal Rasulullah saja begitu mulia, bisa terbang dan sampai masuk hingga ke maqam tertinggi, maka bayangkan dengan kita yang para umatnya yang mencintai Rasulullah dan senantiasa menyertai-nya dengan memperbanyak bershalawat dengan Rasulullah, apakah kita tidak akan mencapai derajat kemuliaan yang lebih pantas dari sekedar sandal saja?

Maka marilah kita memperbanyak membaca shalawat, sebagai bukti kecintaan serta kerinduan kita pada Sayyidil Wujud baginda al-Mustaha Rasulullah shallahu 'alaihi wassalam dengan harapan shalawat itulah yang akan menyampaikan kita ke maqam wushul ilallah; derajat makrifat kepada Allah.

Wallahu A'lam

Jaro Tabalong, 27 Rajab 1442/10 Maret 2021

(rhs)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1900 seconds (0.1#10.140)