4 Kiat Agar Ikhlas Beramal, Salah Satunya Sering Baca Doa Ini

Senin, 24 Mei 2021 - 14:38 WIB
loading...
4 Kiat Agar Ikhlas Beramal, Salah Satunya Sering Baca Doa Ini
Salah satu kiat agar ikhlas dalam beramal adalah memperbanyak doa yang diajarkan Rasulullah SAW. Foto/dok Habib Quraisy
A A A
Pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan Jawa Barat Al-Habib Quraisy Baharun menyampaikan empat kiat agar ikhlas dalam beramal. Dalam Al-Qur'an, Allah menjelaskan bahwa keselamatan dan kebahagiaan bergantung kepada amal saleh dan keimanan, kemudian Allah menyebutkan kesempurnaan iman manusia.

"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan..." (An-Nisa: 125)



Ikhlas beramal salih hanya mengharap ridho Allah adalah hal yang tidak mudah. Namun, sebagai muslim kita dituntut untuk berusaha sungguh-sungguh untuk melakukannya. Berikut 4 kiat agar ikhlas beramal untuk akhirat yang dilansir dari kajian Habib Quraisy Baharun:

1. Memperbanyak Doa Nabi Berikut
Doa ini diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dari Ibnu Umar, ia berkata; jarang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dari majelis kecuali beliau berdoa dengan doa-doa ini untuk para sahabatnya:
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنْ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا وَلَا تَجْعَلْ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا

"Ya Allah, curahkanlah kepada kepada kami rasa takut kepadaMu yang menghalangi kami dari bermaksiat kepadaMu, dan ketaatan kepadaMu yang mengantarkan kami kepada SurgaMu, dan curahkanlah keyakinan yang meringankan musibah di dunia. Berilah kenikmatan kami dengan pendengaran kami, penglihatan kami, serta kekuatan kami selama kami hidup, dan jadikan itu sebagai warisan dari kami, dan jadikan pembalasan atas orang yang menzalimi kami, dan tolonglah kami melawan orang-orang yang memusuhi kami, dan janganlah Engkau jadikan musibah kami pada agama kami, dan jangan Engkau jadikan dunia sebagai impian kami terbesar, serta pengetahuan kami yang tertinggi, serta jangan engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menyayangi kami." (HR. Tirmidzi No 3502)

2. Mengetahui Hakihat Hidup Dunia dan Akhirat
Kita harus banyak membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits tentang hakikat dunia dan akhirat. Di antara hadits yang menggambarkan hakikat dunia yaitu hadits dari Jabir radhiyallahu 'anhu:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِالسُّوقِ دَاخِلًا مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ وَالنَّاسُ كَنَفَتَهُ فَمَرَّ بِجَدْيٍ أَسَكَّ مَيِّتٍ فَتَنَاوَلَهُ فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ ثُمَّ قَالَ أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ فَقَالُوا مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ قَالَ أَتُحِبُّونَ أَنَّهُ لَكُمْ قَالُوا وَاللَّهِ لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيهِ لِأَنَّهُ أَسَكُّ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ فَقَالَ فَوَاللَّهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melintas masuk ke pasar seusai pergi dari tempat-tempat tinggi sementara orang-orang berada disisi beliau. Beliau melintasi bangkai anak kambing dengan telinga melekat, beliau mengangkat telinganya lalu bersabda: "Siapa diantara kalian yang mau membeli ini seharga satu dirham?" mereka menjawab: Kami tidak mau memilikinya, untuk apa? Beliau bersabda: "Apa kalian mau (bangkai) ini milik kalian?" mereka menjawab: Demi Allah, andai masih hidup pun ada cacatnya karena telinganya menempel, lalu bagaimana halnya dalam keadaan sudah mati? Beliau bersabda: "Demi Allah, dunia lebih hina bagi Allah melebihi (bangkai) ini bagi kalian." (HR Muslim No 2957)

Juga hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: "Orang termewah sedunia yang termasuk penghuni neraka didatangkan pada hari Kiamat lalu dicelupkan sekali ke neraka, setelah itu dikatakan padanya: 'Wahai anak cucu Adam, apa kau pernah melihat kebaikan sedikit pun, apa kau pernah merasakan kenikmatan sedikit pun? Ia menjawab: 'Tidak, demi Allah, wahai Rabb.' Kemudian orang paling sengsara di dunia yang termasuk penghuni surga didatangkan kemudian ditempatkan di surga sebentar, setelah itu dikatakan padanya: 'Hai anak cucu Adam, apa kau pernah melihat kesengsaraan sedikit pun, apa kau pernah merasa sengsara sedikit pun? Ia menjawab: "Tidak, demi Allah, wahai Rabb, aku tidak pernah merasa sengsara sedikit pun dan aku tidak pernah melihat kesengsaraan pun’." (HR. Muslim: 2807)

Sehingga dengan mengetahui hal ini kita lebih fokus mengharapkan ganjaran akhirat.

3. Beramal Secara Sembunyi
Beramal itu boleh secara terang-terangan dan juga sembunyi-sembunyi. Akan tetapi beramal secara sembunyi itu lebih utama karena dapat menjaga keikhlasan hati. Allah berfirman:

إنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّئَاتِكُمْ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah: 271)

Rasulullah menyebutkan tentang 7 golongan yang akan mendapat naungan Allah, di antara mereka adalah orang yang beramal dalam keadaan sembunyi-sembunyi. Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ‘ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’, dan seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena menangis." (HR Al-Bukhari No 660, Muslim No 1031)

4. Berteman dengan Orang Saleh
Orang-orang yang dapat mengingatkan kita tentang tujuan hidup kita, dan hinanya dunia adalah orang-orang saleh atau orang yang punya rasa takut kepada Allah. Dari Al-Hasan rahimahullah, ia berkata:

مَرَّ عُمَرُ عَلَى مَزْبَلَةٍ فَاحْتَبَسَ عِندَهَا، فَكَأَنَّهُ شَقَّ عَلَى أَصْحَابِهِ وَتَأَذَّوْا بِهَا فَقَالَ لَهُمْ : هَذِهِ دُنْيَاكُمْ الَّتِي تَحْرِصُونَ عَلَيهَا

"Umar bin Khattab pernah melewati sebuah tempat sampah, lalu ia berdiam sejenak di sana, sehingga para sahabatnya merasa terganggu dengan baunya, lantas Umar pun berkata kepada mereka, ‘Inilah dunia yang kalian rebutkan." (Az-Zuhd Imam Ahmad: 97)

Dari Ibrahim bin Muhammad Al-Muntasyir, dia mengatakan: "Setiap hari Jumat Masruq biasa menunggang baghal dan memboncengku di belakangnya, kemudian dia mendatangi tempat pembuangan sampah tua di Hirah, lalu dia menaikkan baghalnya ke atasnya kemudian mengatakan: "Dunia ada di bawah kita." (Hilyah al-Auliya': 2/96)

Maka carilah orang-orang seperti Umar dan Masruq, orang-orang yang dapat mengingatkan kita tentang hakikat dunia, berteman dengan mereka dan jangan lepaskan, sehingga kita dapat ikhlas beramal hanya untuk mengharapkan ganjaran akhirat. Semoga Allah memberikan taufiq-Nya sehingga kita bisa beramal ikhlas tanpa mengharapkan dunia.

Wallahu A'lam

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1190 seconds (0.1#10.140)