Ka'bah: Kisah Paganisme Pasca-Nabi Ismail dan Pra-Islam

Kamis, 28 Mei 2020 - 05:00 WIB
loading...
Kabah: Kisah Paganisme Pasca-Nabi Ismail dan Pra-Islam
Mereka berziarah ke tempat itu setiap tahun. Mereka datang dari segenap pelosok jazirah Arab. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
SELEPAS Nabi Ibrahim wafat dan Nabi Ismail dewasa, pemeliharaan Ka'bah dan Kota Makkah pun makin serius dilakukan. Nabi Ismail memperistri putri dari pemimpin Jurhum. Dengan hubungan baru itu, tanggung jawab Nabi Ismail untuk mengurus Ka'bah sedikit-banyak merasa terbantu.

Imam ath Thabari dalam kitabnya, Tarikh al Umam wa al Muluk (2011) menceritakan, pernikahan Nabi Ismail dengan anak dari elite Jurhum itu dikaruniai 12 anak. Mereka adalah Nabit, Qidar, Adbil, Mubsim, Musymi', Dauma, Dawam, Masa, Haddad, Tsitsa, Yathur, dan Nafisy. (

Pada usia 137 tahun, Nabi Ismail berpulang. Estafet kepemimpinan dan tanggung jawab pemeliharaan Ka'bah dan Makkah diserahkan kepada putra pertamanya, Nabit. Sayangnya, kondisi itu tak diharapkan sebagian petinggi Jurhum, hingga kekuasaannya direbut tanpa perlawanan.

Kebesaran hati putra-putra Ismail ini digambarkan Ibn Hisyam dalam as Sirah an Nabawiyah (2014);
"Allah SWT menyebarkan anak-anak Ismail di Makkah. Tapi, saudara mereka dari suku Jurhum lah yang menguasai Baitullah. Anak-anak Nabi Ismail tidak ingin menentang saudara-saudaranya yang sudah pasti akan meretakkan kekerabatan mereka. Selain itu, mereka juga menghormati kemerdekaan dan sikap penolakan terhadap peperangan," tulis Ibn Hisyam.

Meski begitu, rasa tak nyaman tetap menjalar di benak putra-putra Nabi Ismail. Mereka memutuskan untuk pindah dan berpencar ke daerah lain. Beruntung, tidak ada satu pun kaum yang menolak. Semua tempat menerima dan tunduk pada keagungan nama Ibrahim.

Dua belas anak Nabi Ismail inilah yang menjadi cikal-bakal Arab al-Musta'-riba, yakni orang-orang Arab yang bertemu dari pihak ibu pada Jurhum dengan Arab al-'Ariba keturunan Ya'rub ibn Qahtan.

Sedang ayah mereka, Ismail anak Ibrahim, dari pihak ibunya erat sekali bertalian dengan Mesir, dan dari pihak bapak dengan Irak (Mesopotamia) dan Palestina, atau ke mana saja Nabi Ibrahim menginjakkan kaki.

Sendi-Sendi Ka'bah
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail telah mengangkat sendi-sendi Ka'bah.

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِى بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَٰلَمِينَ

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (QS Ali ‘Imran : 96)

فِيهِ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًا ۗ

Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia. (QS Ali ‘Imran : 97)

وَإِذْ جَعَلْنَا ٱلْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَٱتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبْرَٰهِۦمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud". (QS Al-Baqarah : 125)

وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَٱرْزُقْ أَهْلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُم بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali". (QS Al-Baqarah :126)

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِۦمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS Al-Baqarah : 127)

( )

Penyelewengan
Pertanyaannya adalah bagaimana Nabi Ibrahim mendirikan Rumah itu sebagai tempat tujuan dan tempat yang aman, untuk mengantarkan manusia supaya beriman hanya kepada Allah Yang Tunggal lalu kemudian menjadi tempat berhala dan pusat penyembahannya?
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1592 seconds (0.1#10.140)