Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 3 yang Jarang Diketahui

Rabu, 27 Oktober 2021 - 17:12 WIB
loading...
Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 3 yang Jarang Diketahui
Surat Al-Fatihah memiliki keutamaan yang sangat agung karena merupakan induk dari semua isi Al-Quran. Foto/Ist
A A A
Surat Al-Faatihah adalah surat pertama yang menjadi pembuka Al-Qur'an. Al-Fatihah diturunkan di Makkah terdiri dari 7 ayat. Bagi Mazhab Maliki Al-Fatihah terdiri dari 6 ayat (tanpa basmalah).

Surat Al-Fatihah juga dinamakan Ummul Qur'an (induk Al-Qur'an) karena dia merupakan induk dari semua isi Al-Qur'an. Karena itu diwajibkan membaca surat ini setiap sholat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak (sah) sholat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al-Fatihah)." (HR Al-Bukhari, Muslim)

Berikut Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 3:

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Ar-Rahmaanir-Rahiim

Artinya: Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. (QS. Al-Fatihah: Ayat 3)



Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda bahwa Allah berfirman: "Aku membagi Al-Fatihah, antara Aku dan hamba-Ku dua bagian. Hamba-Ku berhak atas apa yang dimintanya. Ketika seorang hamba membaca 'Alhamdulillahi Rabbil 'alamin', maka Allah berfirman, "hamba-Ku memuji-Ku. Ketika dia mengucapkan 'Arrahmanirrahim." Allah berfirman, "hamba-Ku memujiku.

Ketika dia mengucapkan: "Maliki yaumiddin," Allah berfirman: Hamba-Ku mengagungkan-Ku, dan mengatakan hamba-Ku pasrah kepada-Ku. Ketika dia mengucapkan: "Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in," Allah berfirman: "Ini antara Aku dan hamba-Ku, baginya apa yang dia minta.

Saat dia mengucapkan: "Ihdinas shiratal Mustaqim, shiratalladzina an'amta 'alaihim ghairil maghdlubi 'alaihim waladh dhallin," Allah berfirman: "Ini untuk hamba-Ku dan baginya apa yang dia minta." (HR Muslim)

Dalam Tafsir Kemenag dijelaskan, Allah mengingatkan dalam ayat ini bahwa sifat ketuhanan Allah terhadap hamba-Nya bukanlah sifat kezaliman, tetapi berdasarkan cinta dan kasih sayang. Dengan demikian manusia akan mencintai Tuhannya, dan menyembah Allah dengan hati yang aman dan tenteram, bebas dari rasa takut dan gelisah. Bahkan dia akan mengambil pelajaran dari sifat-sifat Allah.

Rasulullah bersabda: "Allah hanya sayang kepada hamba-hamba-Nya yang pengasih." (Riwayat at-Thabrani)

Orang-orang yang penyayang, akan disayangi oleh Allah yang Rahman Tabaraka wa Ta'ala. Oleh karena itu, sayangilah semua makhluk yang di bumi, niscaya semua makhluk yang di langit akan menyayangi kamu semua. (Riwayat Ahmad, Abu Dawud at-Tirmidzi dan al-Hakim)

Rasulullah juga bersabda: "Siapa yang kasih sayang meskipun kepada seekor burung (pipit) yang disembelih, akan disayangi Allah pada hari Kiamat. (Riwayat Al-Bukhari). Maksud hadis ini ialah menggunakan aturan dan tata cara pada waktu menyembelih burung, misalnya memakai pisau yang tajam.

Dapat pula dipahami dari urutan kata ar-Rahman, ar-Rahiim, bahwa penjagaan, pemeliharaan dan asuhan Allah terhadap seluruh alam, bukanlah karena mengharapkan sesuatu dari alam itu, tetapi semata-mata karena rahmat dan kasih sayang-Nya.

Boleh jadi ada yang terlintas dalam pikiran orang, mengapa Allah membuat peraturan dan menghukum orang-orang yang melanggar peraturan itu? Pikiran ini akan hilang manakala seseorang memahami sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Sebab, peraturan dan hukum itu merupakan rahmat dari Allah demi kebaikan untuk manusia itu sendiri. Begitu pula azab dari Allah terhadap hamba-Nya yang melanggar peraturan dan hukum itu sesuai dengan keadilan-Nya.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2355 seconds (0.1#10.140)