Tatkala Umar Marah dan Berniat Membunuh Dedengkot Munafik Ibnu Ubay

Sabtu, 13 Juni 2020 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Sejak itu penduduk Madinah melihat kepada Abdullah bin Ubai dengan penuh curiga dan tidak lagi menghargainya.

)

Gembong Kaum Munafik

Abdullah bin Ubay bin Salul menjadi gembong kaum munafik karena dengki dan membeci Nabi Muhammad. Rasulullah dianggap penghalang dirinya untuk menjadi penguasa Madinah.

Semula Abdullah bin Ubay direncanakan akan diangkat sebagai tokoh dan penguasa Madinah karena jasanya berhasil meredam ketegangan antara kabilah Aus dan Khazraj.

Namun setelah Nabi Muhammad datang ke Madinah, pengaruh Abdullah bin Salul menjadi pudar. Hingga akhirnya Nabi lah yang menjadi pemimpin Kota Madinah. Karena itulah, Abdullah bin Ubay menaruh kebencian dan kedengkian terhadap Nabi Muhammad

Abdullah bin Ubay kemudian masuk Islam, sebagaimana kabilah Aus dan kabilah Khazraj lainnya, setelah Nabi Muhammad tiba di Madinah. Namun, dia hanya berpura-pura menjadi pengikut Nabi Muhammad. Sejatinya, dia memendam kebencian dan permusuhan terhadap Nabi.



Tidak seperti umumnya musuh Nabi, seperti keterangan dalam buku Para Penentang Muhammad SAW (Misran dan Armansyah, 2018), Abdullah bin Ubay memusuhi Nabi Muhammad dengan cara-cara halus dan konspiratif. Ia kerap kali menghasut, memfitnah, dan mengadu domba antara satu sahabat dengan yang lainnya –bahkan dengan Nabi Muhammad sendiri.

Abdullah bin Ubay pernah melakukam propaganda dan mengajak mundur 300 pasukan diri dari pasukan Nabi Muhammad saat Perang Uhud, menyebarkan fitnah keji bahwa Sayyidah Aisyah telah melakukan serong dengan Shafwan, berkonspirasi untuk membunuh Nabi Muhammad dalam Perang Dzatu Riqa, memerintahkan budaknya untuk melacurkan diri, dan lainnya.

Tatkala pada suatu hari Nabi sedang berbicara dengan Umar mengenai masalah-masalah kaum Muslimin, sampai juga menyebut-nyebut Abdullah bin Ubai dan yang juga disalahkan oleh golongannya sendiri.

"Umar, bagaimana pendapatmu," tanya Rasulullah. "Ya, kalau Anda bunuh dia ketika Anda katakan kepada saya supaya dibunuh saja, tentu akan jadi gempar karenanya. Kalau sekarang saya suruh bunuh tentu akan Anda bunuh."

"Sungguh sudah saya ketahui bahwa perintah Rasulullah lebih besar artinya daripada perintah saya," jawab Umar.

Kisah Abdullah bin Ubay berbeda dengan anak-anaknya. Mereka semua masuk Islam dan menjadi sahabat Nabi Muhammad yang setia. Hubab atau Abdullah adalah salah satu anak Abdullah bin Ubay yang paling menonjol. Ia ikut dalam Perang Badar, Uhud, dan lainnya.

Mendengar sang ayah terus saja bikin masalah, ia mengajukan diri untuk membunuh ayahnya sendiri. "Rasulullah, saya mendengar Anda menginginkan Abdullah bin Ubai dibunuh. Kalau memang begitu, berikanlah tugas itu kepada saya, akan saya bawakan kepalanya kepada Anda. Orang-orang Khazraj sudah tahu, tak ada orang yang begitu berbakti kepada ayahnya seperti yang saya lakukan. Saya khawatir Anda akan menyerahkan tugas ini kepada orang lain. Kalau sampai orang lain itu yang membunuhnya, saya tak akan dapat menahan diri membiarkan orang yang membunuh ayah saya berjalan bebas. Tentu akan saya bunuh dia dan berarti saya membunuh orang beriman yang membunuh orang kafir, dan saya akan masuk neraka."

Rasulullah menjawab: “Kita tidak akan membunuhnya. Bahkan kita harus berlaku baik kepadanya, harus menemaninya baik-baik selama dia masih bersama dengan kita."

Baca juga
: Sebelum Kenabian, Sepupu Umar bin Khattab Sudah Berakidah Tauhid

Perang Uhud
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memutuskan untuk menyambut serangan kaum kuffar Makkah dan sekitarnya di luar Madinah. Sebelum berangkat, Rasulullah membagi pasukan beliau menjadi tiga regu dan masing-masing diberi bendera.

Bendera regu Muhajirin diserahkan kepada Mush’ab bin Umar Radhiyallahu anhu yang selanjutnya diganti oleh Ali bin Abu Thâlib setelah Mush’ab Radhiyallahu anhu wafat sebagai syahid di medan tempur, bendera Aus dibawa oleh Usaid bin Hudhair sementara satu bendera lagi yaitu bendera Khazraj dipercayakan kepada al Habbab bin al Mundzir Radhiyallahu anhu.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan Madinah pada hari Jum’at disertai dengan seribu pasukan. Di antara mereka ada 100 orang yang mengenakan baju besi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pada saat itu mengenakan dua lapis baju besi.

Baca Juga: :Khalifah Umar Pecat Khalid bin Walid demi Selamatkan Tauhid Umat

Ketika sudah melewati bukit Wadâ’, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat sekelompok orang yang bersenjata lengkap. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Siapa mereka ?”

Para shahabat menjawab : “Itu adalah Abdullah bin Ubay ibnu Salul beserta teman-temannya orang-orang Yahudi Bani Qainuqâ’, kelompoknya Abdullah bin Salam yang berjumlah enam ratus".

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi: “Apakah mereka sudah memeluk agama Islam ?”

Para shahabat menjawab : “Tidak, wahai Rasulullah.”
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1593 seconds (0.1#10.140)