Belajar Patriotisme dan Hak Asasi Wanita dari Nusaibah binti Ka’ab Al-Ansariyah

Senin, 06 Juli 2020 - 13:05 WIB
loading...
A A A
"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar". (QS Al Ahzab : 35)

Dari kisah Ummu Umarah ini jelas, bahwa ia merupakan pejuang hak asasi wanita pertama. Sejarah Islam membuktikan hal tersebut. Bahwa anggapan wanita muslimah hanya paham dapur, sumur, dan kasur, benar-benar menyesatkan. Wanita muslimah yang menjaga kehormatan dan kesuciannya dengan tinggal di rumah, dikesankan sebagai perempuan-perempuan pengangguran dan terbelakang. Menutup aurat atau menegakkan hijab kepada yang bukan mahramnya, kerap dianggap penghambat kemajuan budaya. Itu terbantahkan oleh sosok Nusaibah, wanita mulia ini. (Baca juga : Inilah Keuntungan Orang Tua Memiliki Anak yang Saleh )

Nusaibah binti Ka’ab menutup usia pada tahun 13 hijriyah. Adz-Dzahabi berkata “Ummu Umarah adalah salah satu perempuan Anshar terbaik.” Keberanian dan perjuangan Ummu Umarah patut menjadi contoh bagi para pemuda masa kini.

Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1493 seconds (0.1#10.140)