Manfaat Takwa, dari Rezeki Hingga Ampunan Allah Ta'ala

Selasa, 14 Juli 2020 - 10:34 WIB
loading...
Manfaat Takwa, dari Rezeki Hingga Ampunan Allah Taala
Allah menjanjikan kepada hambanya yang bertakwa yakni rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Foto ilustrasi/ist
A A A
Takwa adalah melakukan ketaatan kepada Allah berdasarkan nur (cahaya) dari Allah Ta'ala. Orang yang bertakwa hanya mengharap rahmat dan meninggalkan maksiat berdasarkan nur dari Allah dan takut akan azab Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjanjikan kepada hambanya yang bertakwa yakni rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Seperti dalam firman-Nya :

فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا۟ ذَوَىْ عَدْلٍ مِّنكُمْ وَأَقِيمُوا۟ ٱلشَّهَٰدَةَ لِلَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا

"Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. ...Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar." QS Ath-Thalaq : 2-3)

Pada ayat ini, Allah menjelaskan bahwa Dia menolak kemudharatan dari orang yang bertakwa dengan memberikan solusi baginya dan memberikan manfaat yang dapat memudahkannya memperoleh rezeki. Rezeki adalah segala sesuatu yang dapat dikonsumi manusia, mencakup rzjeki di dunia dan rezeki di akhirat. (Baca juga : Hati-hati, Inilah Cara Iblis Celakakan Manusia )

Yang paling banyak dipertanyakan sebagian orang bahwa terkadang yang orang yang bertakwa tetapi dia tidak diberi rezeki (miskin), sebaliknya mereka yang tidak bertakwa justru mendapat rezeki berlimpah.

Dikutip dari kitab 'Tazkiyatun Nafs' karya syaikul Islam Ibnu Taimiyah dijelaskan, ayat Allah di surah Ath-Thalaq adalah jawabannya. Ayat tersebut menunjukkan bahwa orang yang bertakwa diberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka dan bukan berarti orang yang tidak bertakwa tidak diberi rezeki, tetapi setiap makhluk mendapatkan rezeki. Sebagaimana firman Allah Ta'ala :

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)." (QS Hud : 6)

Hingga apa yang diperoleh sesorang berupa barang haram, termasuk dalam rezeki yang disebutkan tadi. Orang kafir diberi rezeki dengan sebab-sebab yang haram dan juga diberikan rezeki yang baik. Bahkan terkadang mereka yang tidak diberikan rezeki kecuali dengan bersusah payah.

Sementara orang bertakwa dikarunai rezeki oleh Allah dari arah arah yang tidak disangka, serta rezeki mereka tidak didapatkan dari sebab-sebab haram dan jelek.

Orang yang bertakwa tidak akan dihalangi oleh Allah untuk mendapatkan rezeki yang mereka butuhkan, hanya saja ia dijaga dari kemegahan dunia sebagai bentuk kasih sayang Allah kepadanya dan demi kebaikannya. Karena rezeki yang melimpah boleh jadi justeru mendatangkan mudharat bagi penerimanya. Sebaliknya rezeki yang secukupnya adalah rahmat baginya.

Allah Ta'ala berfirman :

(15)فَأَمَّا ٱلْإِنسَٰنُ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ رَبُّهُۥ فَأَكْرَمَهُۥ وَنَعَّمَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَكْرَمَنِ

وَأَمَّآ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَهَٰنَنِ

"Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku (15)..Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku". (QS Al-Fajr : 15-16)

Maksud ayat ini, tidak semua orang yang dilapangkan rezekinya berarti dia dimuliakan, dan tidak semua yang disempitkan rezekinya berarti ia dihinakan. Tetapi terkadang dilapangkan rezekinya untuk istidraj (dibiarkan bersenang-senang di dunia).

Sebaliknya orang yang disempitkan rezekinya boleh jadi dimaksudkan untuk menjaga dan membentenginya. Bahkan sempitnya rezeki bagi seorang hamba yang beragama boleh jajdi disebabkan oleh dosa dan kesalahannya. Sebagaimana sebagian ulama salaf berkata : "Sesungguhnya seorang hamba ditahan rezekinya lantaran dosa yang diperbuatnya".

Dalam sebuah hadis dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

"Barangsaiap yang memperbanyak istighfar, Allah jadikan baginya kemudahan dari setiap kesulitan, dan menjadikan jalan keluar dari setiap kesempitan dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangkanya". (HR Ahmada dan Al-Hakim dan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan lafadz yang mirip)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2980 seconds (0.1#10.140)