QS. Al-An’am Ayat 79

اِنِّىۡ وَجَّهۡتُ وَجۡهِىَ لِلَّذِىۡ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ حَنِيۡفًا‌ وَّمَاۤ اَنَا مِنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ‌ۚ‏
Innnii wajjahtu wajhiya lillazii fataras samaawaati wal arda haniifanw wa maaa ana minal mushrikiin
Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.
Juz ke-7
Tafsir
Sesungguhnya aku hadapkan wajahku, yakni seluruh jiwa raga dan totalitas hidupku, kepada Tuhan, Zat yang menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya termasuk bintang, bulan, dan matahari, dengan penuh kepasrahan mengikuti agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.
Allah mengisahkan ketidakterlibatan Nabi Ibrahim dari kemusyrikan kaumnya, dan kelanjutan dari ketidakterlibatannya itu dengan menggambarkan sikap Ibrahim dan akidah tauhidnya yang murni, yaitu Ibrahim menghadapkan dirinya dalam ibadah-ibadahnya kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi.

Dia pula yang menciptakan benda-benda langit yang terang benderang di angkasa raya dan yang menciptakan manusia seluruhnya, termasuk pemahat patung-patung yang beraneka ragam bentuknya.

Ibrahim cenderung kepada agama tauhid dan menyatakan bahwa agama-agama lainnya adalah batil, dan dia tidak termasuk golongan orang-orang yang musyrik. Dia seorang yang berserah diri kepada Allah semata. Firman Allah:

Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? (an-Nisa'/4: 125)

Firman-Nya:

Dan barang siapa berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul (tali) yang kokoh. (Luqman/31: 22)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-An’am
Surat Al An'aam (binatang ternak: unta, sapi, biri-biri dan kambing) yang terdiri atas 165 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah, karena hampur seluruh ayat-ayat-Nya diturunkan di Mekah dekat sebelum hijrah. Dinamakan Al An'aam karena di dalamnya disebut kata An'aam dalam hubungan dengan adat-istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka binatang-binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Juga dalam surat ini disebutkan hukum-hukum yang berkenaan dengan binatang ternak itu.