Kemenhub Pantau Curhatan Pemudik di Medsos
A
A
A
JAKARTA - Jika pemudik sudah mulai jenuh dengan kemacetan yang terjadi di jalan menuju kampungnya, mereka mungkin akan curhat menggunakan media sosial (medsos) atau berkicau di akun sosial miliknya untuk menghilangkan kejenuhan itu.
Dengan kicauan ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bisa mengetahui menggunakan layar berisi program Sosial Media Monitoring Kemenhub. Kementerian di bawah pimpinan Ignasius Jonan akan memanfaatkan curhatan itu untuk mengetahui lokasi yang dikeluhkan pemudik.
Seperti yang terlihat hari ini, ada peta Indonesia yang didalamnya ada logo twitter berupa burung biru, dan gambar kamera dengan medsos instagram yang dengan mudah dapat dilihat. Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenhub Ervan ketika menyentuh salah satu logo akan dengan mudah mengetahui lokasi dari pemudik yang men-tweet.
"Jadi kami menggabungkan sistem informasi berbasis geospasial milik Kemenhub dengan sosial media. Jadi kami bisa tahu kondisi di lokasi warga itu nge-tweet," ujar Ervan di Posko Pusat Koordinasi Angkutan Lebaran di Gedung Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (16/7/2015).
Untuk monitoring medsos ini, Kemenhub memasukkan sejumlah kata kunci seperti "macet", "delay", "kecelakaan", "menhub", dan "ignasiusjonan". Jika ada netizen yang menyebut kata tersebut di media sosial, kicauannya akan muncul di sistem sesuai dengan lokasinya.
"Bisa saja kan ada netizen yang memberi saran kepada Pak Menteri lewat medsos. Dengan mencantumkan kata kunci nama Pak Menteri, kami bisa tahu sarannya apa," paparnya.
Selain twitter, instagram, flickr, dan youtube juga terintegrasi dengan sistem tersebut. Semua informasi dari medsos tersebut akan disaring dan diteruskan sebagai informasi untuk Kemenhub.
Dengan kicauan ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bisa mengetahui menggunakan layar berisi program Sosial Media Monitoring Kemenhub. Kementerian di bawah pimpinan Ignasius Jonan akan memanfaatkan curhatan itu untuk mengetahui lokasi yang dikeluhkan pemudik.
Seperti yang terlihat hari ini, ada peta Indonesia yang didalamnya ada logo twitter berupa burung biru, dan gambar kamera dengan medsos instagram yang dengan mudah dapat dilihat. Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenhub Ervan ketika menyentuh salah satu logo akan dengan mudah mengetahui lokasi dari pemudik yang men-tweet.
"Jadi kami menggabungkan sistem informasi berbasis geospasial milik Kemenhub dengan sosial media. Jadi kami bisa tahu kondisi di lokasi warga itu nge-tweet," ujar Ervan di Posko Pusat Koordinasi Angkutan Lebaran di Gedung Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (16/7/2015).
Untuk monitoring medsos ini, Kemenhub memasukkan sejumlah kata kunci seperti "macet", "delay", "kecelakaan", "menhub", dan "ignasiusjonan". Jika ada netizen yang menyebut kata tersebut di media sosial, kicauannya akan muncul di sistem sesuai dengan lokasinya.
"Bisa saja kan ada netizen yang memberi saran kepada Pak Menteri lewat medsos. Dengan mencantumkan kata kunci nama Pak Menteri, kami bisa tahu sarannya apa," paparnya.
Selain twitter, instagram, flickr, dan youtube juga terintegrasi dengan sistem tersebut. Semua informasi dari medsos tersebut akan disaring dan diteruskan sebagai informasi untuk Kemenhub.
(mhd)