Kisah Jin yang Berdesakan Ingin Mendengar Suara Rasulullah
A
A
A
Dijelaskan dalam shahih Muslim, ketika Rasulullah SAW berdiri dan membaca Alquran dan ketika itu Iblis melihat pintu-pintu langit ditutup dan tidak bisa lagi ditembus oleh Iblis dan pasukannya. Saat itu Iblis berkata: "Apa yang telah terjadi di barat dan timur sehingga kita tidak bisa lagi menembus langit?”.
Maka ketika mereka mencari di penjuru barat dan timur, mereka pun menemukan cahaya Rasulullah SAW yang sedang berdoa dan membaca Alquran. Cahaya itu membuat para jin berdesakan untuk mendengarkan bacaan itu kemudian mereka beriman.
Dalam tafsir Ibnu Katsir dan kitab lainnya diceritakan bahwa saat itu ada beberapa raja jin yang diperintahkan Iblis untuk melihat apa yang terjadi. Ketika para jin menjalankan tugasnya, justru mereka menyatakan beriman kepada Nabi Muhammad SAW.
Para jin itu pun berdesakan ingin mendengar suara indah yang keluar dari jiwa suci yang merindukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan getaran iman. Para raja jin masuk Islam berkat suara indah Rasulullah SAW.
Dalam riwayat lain diceritakan, salah seorang sahabat yang sangat mencintai Rasulullah, baru memeluk Islam. Pada suatu hari setelah duduk bersama Rasulallah, ia keluar ke suatu tempat, melihat aurat wanita dengan sengaja, maka ia merasa telah berbuat dosa besar.
Ia pun menyendiri ke atas gunung dan tidak mau lagi melihat wajah Rasulullah SAW karena mata itu telah berbuat zina. Sehari, dua hari, tiga hari, Rasulullah mendapat kabar dari Jibril alaihissalam. Rasulullah pun bertanya, "Di mana itu si Fulan? Tidak pernah hadir lagi salat berjamaah, tidak pernah lagi hadir di majelis?".
Dicari ke rumahnya, keluarganya berkata ‘Ia naik ke atas bukit, konon mau bertaubat’. Sayyidina Abu Bakar RA diutus untuk melihatnya dan ternyata pemuda itu sedang menangis. Ditanya oleh Abu Bakar: "Kenapa engkau ini?", pemuda itu menjawab, “Aku punya dosa". Sayyidina Abu Bakar berkata lagi. "Ya sudah, sekarang menghadap kembali kepada Rasul SAW."
Pemuda itu menjawab: "Aku tidak berani melihat wajah Rasulullah, mataku telah berbuat dosa, mataku ini tidak pantas lagi melihat wajah Rasulullah SAW." Kemudian Abu Bakar berkata: "Urusan adab dan malumu singkirkan dulu, kau diperintahkan oleh Rasulullah untuk datang".
Maka ia pun datang menghadap Rasulullah dan saat itu Rasulullah sedang melaksanakan salat maghrib. Ketika ia mendengar bacaan Rasulullah dari kejauhan, ia pun terjatuh dan roboh karena tidak mampu mendengarkan indahnya lantunan suara Rasulullah.
Pemuda itu pun dipapah oleh Abu Bakar dan terus masuk ke barisan salat. Selesai salat ia hanya terdiam di tempatnya, orang satu persatu pergi dan pergi dan tinggallah ia sendiri.
Rasulullah berkata: "Mendekatlah engkau. Pemuda itu menjawab, "Baiklah Yaa Rasulullah’. Sampai ia dekat dengan Rasulullah dan pahanya dekat dengan pahanya Rasulullah. Ia tidak berani mengangkat kepala untuk melihat wajah Nabi Muhammad. “Wahai Rasulullah, aku tidak mau lagi melihat wajahmu karena mataku sudah banyak berbuat dosa”.
Maka Rasulullah berkata: ”Mohonlah ampunan kepada Allah”, maka si pemuda berkata: “Aku meyakini bahwa Allah Maha Pengampun, namun mata yang sudah banyak berbuat dosa ini tidak lagi pantas melihat wajahmu wahai Rasulullah”.
Rasulullah berkata, “Angkatlah kepalamu, pandanglah aku”. Maka pemuda itu mengangkat kepalanya sedikit, air matanya mengalir dan ia menunduk menangis di pangkuan Nabi dan pemuda itupun wafat. Allah Ta’ala mewafatkan pemuda itu di pangkuan Rasulullah SAW.
Rasulullah pun menangis. Sahabat Abu Bakar berkata, "Aku melihat air mata Rasulullah jatuh di atas kepala pemuda itu saat ia menciumi paha sang Nabi SAW hingga wafat di pangkuan Rasulullah." Maka para sahabat berkata: “Kami ini berjihad siang dan malam tapi tidak kebagian wafat di pangkuan Rasulullah SAW.”
Dalam satu hadis Rasulullah SAW, Beliau bersabda bahwa ada tujuh golongan yang mendapatkan naungan Allah dimana ketika itu tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Di antara 7 golongan itu adalah seseorang yang ketika mengingat Allah maka mengalirlah air matanya.
Maka ketika mereka mencari di penjuru barat dan timur, mereka pun menemukan cahaya Rasulullah SAW yang sedang berdoa dan membaca Alquran. Cahaya itu membuat para jin berdesakan untuk mendengarkan bacaan itu kemudian mereka beriman.
Dalam tafsir Ibnu Katsir dan kitab lainnya diceritakan bahwa saat itu ada beberapa raja jin yang diperintahkan Iblis untuk melihat apa yang terjadi. Ketika para jin menjalankan tugasnya, justru mereka menyatakan beriman kepada Nabi Muhammad SAW.
Para jin itu pun berdesakan ingin mendengar suara indah yang keluar dari jiwa suci yang merindukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan getaran iman. Para raja jin masuk Islam berkat suara indah Rasulullah SAW.
Dalam riwayat lain diceritakan, salah seorang sahabat yang sangat mencintai Rasulullah, baru memeluk Islam. Pada suatu hari setelah duduk bersama Rasulallah, ia keluar ke suatu tempat, melihat aurat wanita dengan sengaja, maka ia merasa telah berbuat dosa besar.
Ia pun menyendiri ke atas gunung dan tidak mau lagi melihat wajah Rasulullah SAW karena mata itu telah berbuat zina. Sehari, dua hari, tiga hari, Rasulullah mendapat kabar dari Jibril alaihissalam. Rasulullah pun bertanya, "Di mana itu si Fulan? Tidak pernah hadir lagi salat berjamaah, tidak pernah lagi hadir di majelis?".
Dicari ke rumahnya, keluarganya berkata ‘Ia naik ke atas bukit, konon mau bertaubat’. Sayyidina Abu Bakar RA diutus untuk melihatnya dan ternyata pemuda itu sedang menangis. Ditanya oleh Abu Bakar: "Kenapa engkau ini?", pemuda itu menjawab, “Aku punya dosa". Sayyidina Abu Bakar berkata lagi. "Ya sudah, sekarang menghadap kembali kepada Rasul SAW."
Pemuda itu menjawab: "Aku tidak berani melihat wajah Rasulullah, mataku telah berbuat dosa, mataku ini tidak pantas lagi melihat wajah Rasulullah SAW." Kemudian Abu Bakar berkata: "Urusan adab dan malumu singkirkan dulu, kau diperintahkan oleh Rasulullah untuk datang".
Maka ia pun datang menghadap Rasulullah dan saat itu Rasulullah sedang melaksanakan salat maghrib. Ketika ia mendengar bacaan Rasulullah dari kejauhan, ia pun terjatuh dan roboh karena tidak mampu mendengarkan indahnya lantunan suara Rasulullah.
Pemuda itu pun dipapah oleh Abu Bakar dan terus masuk ke barisan salat. Selesai salat ia hanya terdiam di tempatnya, orang satu persatu pergi dan pergi dan tinggallah ia sendiri.
Rasulullah berkata: "Mendekatlah engkau. Pemuda itu menjawab, "Baiklah Yaa Rasulullah’. Sampai ia dekat dengan Rasulullah dan pahanya dekat dengan pahanya Rasulullah. Ia tidak berani mengangkat kepala untuk melihat wajah Nabi Muhammad. “Wahai Rasulullah, aku tidak mau lagi melihat wajahmu karena mataku sudah banyak berbuat dosa”.
Maka Rasulullah berkata: ”Mohonlah ampunan kepada Allah”, maka si pemuda berkata: “Aku meyakini bahwa Allah Maha Pengampun, namun mata yang sudah banyak berbuat dosa ini tidak lagi pantas melihat wajahmu wahai Rasulullah”.
Rasulullah berkata, “Angkatlah kepalamu, pandanglah aku”. Maka pemuda itu mengangkat kepalanya sedikit, air matanya mengalir dan ia menunduk menangis di pangkuan Nabi dan pemuda itupun wafat. Allah Ta’ala mewafatkan pemuda itu di pangkuan Rasulullah SAW.
Rasulullah pun menangis. Sahabat Abu Bakar berkata, "Aku melihat air mata Rasulullah jatuh di atas kepala pemuda itu saat ia menciumi paha sang Nabi SAW hingga wafat di pangkuan Rasulullah." Maka para sahabat berkata: “Kami ini berjihad siang dan malam tapi tidak kebagian wafat di pangkuan Rasulullah SAW.”
Dalam satu hadis Rasulullah SAW, Beliau bersabda bahwa ada tujuh golongan yang mendapatkan naungan Allah dimana ketika itu tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Di antara 7 golongan itu adalah seseorang yang ketika mengingat Allah maka mengalirlah air matanya.
(rhs)