Perang Melawan Covid-19, Dokter Mujahid di Garda Paling Depan

Selasa, 24 Maret 2020 - 23:07 WIB
Perang Melawan Covid-19, Dokter Mujahid di Garda Paling Depan
Perang Melawan Covid-19, Dokter Mujahid di Garda Paling Depan
A A A
Korban virus corona tidak hanya masyarakat umum. Dokter juga ikut kena. Sejak virus itu merebak di Indonesia, sudah enam dokter dikabarkan meninggal dunia. Mereka adalah pahlawan di garda terdepan melawan virus mematikan itu. Kita doakan semoga mereka mati syahid.

Pada saat ini tenaga medis memang sangat rawan terpapar virus corona. Profesi ini sangat mulia. Dalam Islam, menurut Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, para dokter yang meninggal itu akan mendapatkan pahala syahid.

Ada banyak hadis yang bisa dijadikan rujukan. Seperti hadis yang menjelaskan tentang janji Allah kepada orang-orang yang ikut membantu mengatasi kesulitan sesama. “Siapa saja yang melapangkan hidup orang, maka Allah akan melapangkan hidupnya di dunia dan di akhirat,” kata Anwar Abbas, mengutip salah satu hadits shahih.

Lebih lengkap lagi Hadis yang dimaksud Anwar Abbas adalah sbb:

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW ia bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ ، يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا ، سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ ، مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا ، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ ، يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمِ السَّكِينَةُ ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ ، وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فَيَمَنْ عِنْدَهُ ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ ، لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ .

Barangsiapa melapangkan seorang mukmin dari salah satu kesusahan dunia, maka Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Dan barangsiapa meringankan penderitan orang lain, maka Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa menutupi (cacat) seorang Muslim, maka Allah akan menutupi (cacatnya) di dunia dan akhirat. Dan Allah akan selalu memberi pertolongan kepada seseorang selama orang tersebut suka membantu kawannya. Dan barangsiapa melintasi suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dan tiada berkumpul satu kaum dalam sebuah rumah di antara rumah-rumah Allah untuk membaca Al-Qur`an dan mengkajinya bersama-sama, melainkan ketenangan akan turun kepada mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, dan malaikat akan mengerumuni mereka, serta oleh Allah mereka akan ditempatkan di kalangan orang-orang yang berada di sisi-Nya. Sedang siapa yang memperlambat pengamalan (ilmu)nya, maka dia tidak akan dipercepat oleh nasab keturunannya (tidak lekas naik derajat).” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari hadits itu, menurut Anwar Abbas, dapat disimpulkan bahwa jika ada dokter yang meninggal karena melaksanakan tugasnya membantu dan melapangkan hidup orang lain bisa mendapatkan ganjaran pahala berlipat-lipat.

Dai kondang Ustaz Abdul Shomad juga menyebut para dokter dan perawat di rumah sakit sedang berjuang dan berjihad menangani pasien virus corona. “Jihad saudara-saudaraku yang bekerja di rumah sakit, tetap jaga kesehatan. Antum (dokter dan perawat) ujung tombak. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan pahalanya, diberikan kebaikan,” katanya dalam video yang diunggah di akun Instagram miliknya @ustadzabdulsomad_official, Senin (23/3).

Ghirah Besar

Islam telah menekankan peran penting dokter di tengah-tengah umat. Imam Syafii mengatakan, “Janganlah sekali-kali engkau tinggal di suatu negeri yang tidak ada di sana ulama yang bisa memberikan fatwa dalam masalah agama, dan juga tidak ada dokter yang memberitahukan mengenai keadaan (kesehatan) badanmu.” (Adab Asy-Syafi’i wa manaqibuhuhal. 244, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Beirut, cet. I, 1424 H, syamilah)

Lantaran itu, dokter-dokter muslim sejatinya wajib memilihi ghirah besar dalam mempelajari dan menerapkan ilmu kesehatan syar’i. Sebagaimana Imam Syafi’i berkata, Umat Islam telah menyia-nyiakan sepertiga Ilmu (ilmu kedokteran) dan meyerahkannya kepada umat Yahudi dan Nasrani. ”Yaitu maksudnya butuh terhadap orang Yahudi dan Nashrani (jika ingin berobat, karena tidak ada/sedikit kaum muslim yang menguasai ilmu kedokteran).” (Durus Syaikh Muhammad Asy-Syinqitiy)

Sementara itu, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin saat ditanya tentang pahala bagi para dokter, karena mereka menghabiskan hari-hari mereka untuk mengurusi orang sakit, membaca dan berdiskusi tentang kesehatan, beliau menjawab, “Tidak diragukan lagi bahwa bagi mereka pahala sesuai dengan niat dan amal mereka. Karena mempelajari ilmu kedokteran bukanlah tujuan pokok itu sendiri, namun merupakan sarana untuk meraih yang lainnya.”

Syaikh Abu 'Abdullah Muhammad bin Shalih bin Muhammad bin Sulaiman bin Abdur Rahman Al-'Utsaimin At-Tamimi (1925-2001) adalah seorang ulama era kontemporer yang ahli dalam sains fiqh. Beliau lebih dikenal dengan nama Syaikh Ibn 'Utsaimin atau Syaikh 'Utsaimin. Ilmiwan ini dilahirkan di kota Unaizah pada tahun 1928. Pernah menjabat sebagai ketua di Hai'ah Kibarul Ulama (semacam MUI di Kerajaan Arab Saudi).

Allah memberi para dokter nikmat yang banyak. Salah satunya adalah Allah telah memilih mereka menjadi dokter. Keahlian ini tidak dimiliki oleh sembarang orang.

Disadari bahwa ilmu pengetahuan yang kita miliki adalah pemberian Allah. Tidaklah kita ingat bahwa dahulu kita tidak mengetahui apa pun? Allah berfirman.

وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ ۚ وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا

“Dan Allah telah menurunkan kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu” [An-Nisa : 113]

Allah berfiman pula

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” [An-Nahl : 78]

Selanjutnya, sudah sepantasnya kita doakan para dokter dan tenaga medis yang kini tengah berjihad itu dapat memenangkan perang melawan virus corona. Semoga.
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3788 seconds (0.1#10.140)