Manula pun ikut pesantren kilat

Jum'at, 12 Juli 2013 - 14:58 WIB
Manula pun ikut pesantren kilat
Manula pun ikut pesantren kilat
A A A
PONDOK Pesantren (Ponpes) Al Munawir Krapyak, Bantul, merupakan ponpes tertua di Yogyakarta. Tak heran, ada saja kegiatan yang berbeda dari ponpes ini dibandingkan tempat yang lain saat menghadapi bulan suci Ramadan.

Seperti apa perbedaannya? Di ponpes yang letaknya di perbatasan Kabupaten Bantul dengan Kota Yogyakarta ini, pengelola Ponpes Al Munawir Krapyak menyelenggarakan Program Khusus Ramadan (PKR). Ini semacam pesantren kilat yang banyak diadakan sekolah. Program sengaja dikemas oleh pengurus ponpes untuk masyarakat umum yang ingin belajar ilmu agama lebih dalam.

Uniknya, manusia lanjut usia alias manula pun diperkenankan mengikuti program ini. Sekretaris PKR Ponpes Krapyak Muhammad Zakki Mubarok menjelaskan, PKR sebenarnya sudah dikemas sejak beberapa tahun lalu. Sebab di ponpes ini banyak yang ingin memperdalam ilmu agama, khususnya di bulan Ramadan. Selain menuntut ilmu, motivasi mereka ikut program PKR adalah ingin menambah pahala amalan yang mereka kerjakan.

“Ramadan kali ini ada sekitar 50 orang yang turut serta, sedikit menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 75 orang,” kata Zaki kemarin.

PKR dalam dua tahun terakhir memang berbeda dengan agenda sebelumnya. Tahun ini, ponpes juga membuka PKR untuk kalangan pemula dan lansia. Pemula, karena selama ini banyak peminat PKR yang masih belum bisa membaca dan memaknai kitab kuning. Sehingga diadakan kelas pemula.

Sementara kelas lansia ini untuk mengakomodasi kalangan lansia yang ingin menimba ilmu di ponpes yang memiliki santri sekitar 1.200 orang tersebut. Untuk kelas pemula, ada sejumlah program yang diterapkan. Di antaranya, setiap season mereka akan belajar membaca kitab. Sementara kelas lansia hanya diisi dengan pengajian ataupun hafalan-hafalan surat dan doa.

Di kelas ahli, mereka akan digembleng dengan kitab-kitab di ponpes tersebut. “Setiap sesi satu jam, mereka wajib membaca tiga kitab,” katanya.

PKR dimulai pukul 07.00–22.00 WIB. Setiap peserta yang berminat akan dibebani biaya Rp170.000 dan dengan sukarela memilih katering buka dan sahur senilai Rp190.000. PKR tersebut berjalan sejak hari pertama puasa hingga hari ke-20 nanti. PKR tak hanya diminati masyarakat sekitar.

Ternyata banyak warga, terutama dari luar daerah yang sengaja datang ke ponpes pimpinan KH R Najib Abdul Khodir ini. Mereka datang hanya untuk mengikuti Salat Tarawih yang dilakukan di masjid ponpes.

Salah seorang santri, Musa mengungkapkan, banyak warga luar pondok yang sengaja ikut dalam Salat Tarawih di masjid ponpes. Sebab saat salat tarawih di masjid ini, bacaan tiap malam adalah Alquran 1,5 juz.

Selain para hafiz yang sengaja ingin salat dan menyimak hafalan kitab suci Alquran, banyak masyarakat yang ingin ikut karena beralasan sekalian tadarus.

“Di pondok ini ada empat Salat Tarawih. Karena di tiap kompleks menyelenggarakan tersendiri. Khusus di masjid atau pusatnya, dipimpin langsung oleh Mbah Kiai. Bacaannya satu setengah juz tadi. Nanti setelah hari keduapuluh, bacaannya menjadi lima juz setiap Tarawih,” ucapnya.

Meski bacaannya cukup panjang, tapi salat yang dilakukan tidak akan memakan waktu lama. Ini dikarenakan paling lama Salat Tarawih hanya dilakukan selama satu jam, yakni mulai pukul 19.30–20.30 WIB.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4724 seconds (0.1#10.140)