Belum berjilbab

Sabtu, 13 Juli 2013 - 09:52 WIB
Belum berjilbab
Belum berjilbab
A A A
Tanya :

Saya seorang wanita Islam, tapi belum menggunkan jilbab (pakaian yang menutup aurat) dalam kehidupan sehari-hari, ini karena saya bekerja di pabrik yang diharuskan memakai seragam kaos lengan pendek, yang ingin saya tanyakan: Jika wanita Islam diharuskan berbusana muslimah sehari-harinya, apa saja dalil yang menjelaskannya dan bagaimana akibatnya bila tidak demikian?

Jawab :

Setiap wanita Islam memang diwajibkan menutup auratnya dihadapan laki-laki yang bukan mahramnya atau ketika dia keluar dari rumahnya, busana yang demikian disebut dengan jilbab atau bahasa kita adalah busana muslimah.

Diantara dalil yang mengharuskannya adalah terdapat dalam surat Al Ahzab [33]:59 yang artinya: “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Lihat pula Qur’an Surat An Nur [24]:31).

Dalil lain terdapat dalam hadits Rasul yang berkata kepada Asma’ binti Abu Bakar yang ke rumah Nabi dengan memakai pakaian tipis, hadits tersebut artinya: ‘Hai Asma’ jika telah tiba masa haidnya, seorang wanita tidak dibenarkan menampakkan badannya kecuali ini dan ini – sambil beliau menunjuk muka dan pergelangan tangannya” (HR. Abu Daud).

Bila seorang wanita Islam belum melaksanakan ajaran ini, berarti dia belum melaksanakan salah satu dari sekian banyak perintah yang harus dijalankan dalam Islam. Seseorang yang karena bekerja lalu tidak dibolehkan menggunakan pakaian yang Islami tentu dia harus berusaha agar peraturan itu dirubah agar dibolehkan menggunakan busana muslimah seperti halnya pelajar-pelajar kita yang semula tidak dibolehkan akhirnya pemerintah mengeluarkan peraturan baru yang membolehkan hal itu.

Untuk itu anda yang bekerja harus mampu membuktikan bahwa dengan jilbab prestasi kita tidak akan menurun bahkan bisa meningkat sebab kepribadian wanita yang berjilbab tentu harus lebih baik dari yang tidak, sekurang-kurangnya lebih hati-hati.

Demikian jawaban kami

Sedekah
Salah satu faktor yang membuat manusia amat menyesal dalam kehidupan di akhirat nanti adalah tidak mau bersedekah dari harta yang dimilikinya dalam kehidupan di dunia ini. Karena baru mereka sadari azab yang dirasakannya, maka mereka meminta kepada Allah SWT sesuatu yang tidak mungkin dikabulkan, yakni dikembalikan lagi dalam kehidupan di dunia agar harta yang belum disedekahkan itu bisa disedekahkannya.

Agar kita tidak termasuk orang yang menyesal seperti itu, maka setiap kita harus bersedekah dari harta yang kita miliki, meskipun jumlah harta kita tidak banyak, karena memang sedekah itu tidak harus menunggu harta kita berlebih, bahkan ada banyak amal yang bisa kita lakukan dengan nilai sedekah meskipun tanpa mengeluarkan harta, Allah SWT berfirman: Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan Aku dapat bersedekah dan Aku termasuk orang-orang yang saleh?" (QS Al Munafikun [63]:10).

Secara harfiyah, menurut DR. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Fiqh Zakat, sedekah berasal dari kata shidq yang artinya benar, yakni benar dalam hubungan dengan sejalannya perbuatan dan ucapan serta keyakinan. Karena itu, bila seorang muslim bersedekah, maka hal itu menjadi bukti kebenaran imannya dan iman memang harus dibuktikan, salah satunya adalah dengan bersedekah.

Dalam Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 5 hal 1617, ”secara harfiyah, sedekah berasal dari kata shadaqa yang artinya benar. Dari makna ini, bisa kita tarik kesimpulan bahwa kebenaran keimanan dan keislaman seseorang salah satunya harus dibuktikan dengan sedekah. Definisi sedekah adalah: Pemberian dari seorang muslim secara sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu; suatu pemberian yang dilakukan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridha Allah SWT dan pahala semata.”

Dari pengertian di atas, menjadi jelas bahwa sedekah merupakan bukti dari keimanan kita kepada Allah SWT, karena memang iman itu tidak cukup hanya sekadar pengakuan atau pernyataan, Rasulullah saw bersabda:

الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ
Sedekah itu adalah bukti (HR. Muslim)



(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9408 seconds (0.1#10.140)