Menghemat pengeluaran saat Ramadan
A
A
A
Bulan Ramadan sangat dinantikan bagi umat muslim untuk berlomba-lomba mengumpulkan pahala. Namun, pada bulan ini pun terjadi lonjakan harga berbagai kebutuhan pokok. Berhemat saat bulan Ramadan bisa menjadi solusi untuk mengatasi pengeluaran yang membengkak.
Kenaikan berbagai kebutuhan bahan pokok ini tentu juga berpengaruh pada kantong ibu dan ini akan terjadi sampai menjelang hari raya Idul Fitri. Kalau tidak pintar-pintar membelanjakan uang, bisa-bisa uang belanja habis sebelum gajian. Belum lagi saat berpuasa, banyak jajanan menjelang berbuka puasa yang selalu menggoda untuk dibeli.
Suasana Ramadan memang selalu berbeda dan membuat umat Muslim antusias menikmatinya. Ibu yang biasanya masak apa adanya di hari-hari biasa, berbeda saat bulan Ramadan. Menu spesial pun dimasak dan disajikan untuk keluarga tercinta.
Tak cukup hanya sayuran lengkap dengan lauknya, kudapan dan minumannya tak lupa dibuat, misalnya memasak sayur sop dengan ayam goreng plus cumi krispy, kudapannya pastel daging, minumannya kolak atau es buah.
Ternyata masih ada lagi yang harus disajikan di meja makan, yakni buah. Jika dihitung-hitung, berapa saja uang yang harus dikeluarkan untuk sekali berbuka lengkap dengan kudapan, minuman, dan buahnya. Tentu saja anggaran saat bulan Ramadan pun lebih banyak dibanding hari-hari biasanya.
Selain itu, menu sahur pun juga harus disiapkan. Meskipun harus bangun dini hari, ibu biasanya juga tak enggan memasak masakan bergizi untuk keluarga. Memang, meski jadwal makan menjadi 2 kali, tapi pengeluaran bisa melonjak 2 sampai 3 kali lipat. Ditambah lagi, di minggu pertengahan atau akhir Ramadan masih mengalokasikan dana untuk berbelanja baju lebaran untuk keluarga beserta aneka macam kue pengisi toples lebaran. Wah, banyak juga pengeluaran saat Ramadan.
Ada solusi yang bisa lakukan untuk menghadapi pengeluran yang membengkak saat bulan Ramadan ini, yakni dengan berhemat. Bagaimana caranya? Berikut ini beberapa cara berhemat.
-Belanja sekaligus untuk satu bulan atau lebih
Belanja kebutuhan untuk stok satu bulan bahkan lebih untuk beberapa bahan pokok yang bersifat tahan lama bisa meminimalisasi pengeluaran ketika harga barang terus merangkak. Sebagai contoh membeli beras sekaligus 25 kg, gula 3 kg, minyak goreng kemasan 2 literan 2 bungkus, telur 3 kg, dan sebagainya.
Untuk daging sapi atau sosis bisa pula dibeli untuk stok 2 minggu dan ditaruh di freezer. Selain bisa sedikit berhemat, belanja sekaligus untuk satu bulan ini lebih efisien karena tak perlu membuang banyak waktu dan capek-capek ke pasar atau swalayan untuk membeli barang-barang tersebut setiap minggu.
-Cari swalayan yang memberi diskon
Saat bulan Ramadan banyak swalayan berlomba-lomba memberi diskon, baik untuk kebutuhan pokok, kue-kue hingga minuman, seperti sirop. Anda bisa memilih swalayan yang memberi diskon cukup tinggi, sehingga bisa sedikit berhemat.
-Jangan terlalu sering berbuka puasa di luar
Berbuka puasa bersama di luar sekali-kali bisa saja dilakukan. Namun, jika intensitasnya sering bisa-bisa membuat kantong cekak. Harga-harga yang naik tentu membuat aneka makanan di restoran pun lebih mahal dari biasanya. Dengan menghindari berbuka puasa di luar, dapat lebih menghemat pengeluaran Anda.
-Membuat minuman dan kudapan sendiri
Ibu tentu bisa memasak. Kenapa tidak dimanfaatkan? Saat keluarga harus membeli takjil, yakni jajanan dan minuman di luar, uang yang dikeluarkan lebih banyak dibanding membuat sendiri di rumah.
Menyibukkan diri di dapur supaya tak banyak jajan, bisa lakukan dalam rangka berhemat. Selain itu, tentu kudapan dan minuman buatan sendiri ini lebih higienis dan jauh dari bahan-bahan berbahaya karena mengolahnya sendiri.
-Buat kue-kue lebaran sendiri
Saat minggu-minggu akhir puasa, Anda sudah sibuk berbelanja aneka kebutuhan lebaran, di antaranya kue-kue lebaran. Swalayan pun ramai menjajakan kue-kue cantik yang tak pernah absen saat lebaran, seperti nastar, kastangel, kue salju, dan kue kering lainnya. Harganya pun menggiurkan, tak bisa dikatakan murah.
Biasanya, sebelum lebaran mempersiapkan banyak untuk sajian khas lebaran dan sebagai buah tangan kepada saudara dan orangtua. Kalau membuatnya sendiri bisa berhemat lumayan besar. Tinggal membeli bahan-bahannya, yakni mentega, margarin, telur, terigu, vanili, keju, gula, nanas dan membuatnya di rumah. Pengeluaran yang dikeluarkan bisa minimal, namun bisa mendapatkan bertoples-toples kue cantik yang tak kalah lezatnya.
Ramadan bukan bulan untuk pemborosan. Masih banyak kebutuhan menanti di akhir Ramadan, yakni menjelang lebaran. Apalagi jika anda dan keluarga harus mudik ke kampung halaman, akan membutuhkan dana yang tak sedikit, yakni untuk transport, oleh-oleh, dan keperluan lainnya. Yuk, berhemat saat Ramadan!
Kenaikan berbagai kebutuhan bahan pokok ini tentu juga berpengaruh pada kantong ibu dan ini akan terjadi sampai menjelang hari raya Idul Fitri. Kalau tidak pintar-pintar membelanjakan uang, bisa-bisa uang belanja habis sebelum gajian. Belum lagi saat berpuasa, banyak jajanan menjelang berbuka puasa yang selalu menggoda untuk dibeli.
Suasana Ramadan memang selalu berbeda dan membuat umat Muslim antusias menikmatinya. Ibu yang biasanya masak apa adanya di hari-hari biasa, berbeda saat bulan Ramadan. Menu spesial pun dimasak dan disajikan untuk keluarga tercinta.
Tak cukup hanya sayuran lengkap dengan lauknya, kudapan dan minumannya tak lupa dibuat, misalnya memasak sayur sop dengan ayam goreng plus cumi krispy, kudapannya pastel daging, minumannya kolak atau es buah.
Ternyata masih ada lagi yang harus disajikan di meja makan, yakni buah. Jika dihitung-hitung, berapa saja uang yang harus dikeluarkan untuk sekali berbuka lengkap dengan kudapan, minuman, dan buahnya. Tentu saja anggaran saat bulan Ramadan pun lebih banyak dibanding hari-hari biasanya.
Selain itu, menu sahur pun juga harus disiapkan. Meskipun harus bangun dini hari, ibu biasanya juga tak enggan memasak masakan bergizi untuk keluarga. Memang, meski jadwal makan menjadi 2 kali, tapi pengeluaran bisa melonjak 2 sampai 3 kali lipat. Ditambah lagi, di minggu pertengahan atau akhir Ramadan masih mengalokasikan dana untuk berbelanja baju lebaran untuk keluarga beserta aneka macam kue pengisi toples lebaran. Wah, banyak juga pengeluaran saat Ramadan.
Ada solusi yang bisa lakukan untuk menghadapi pengeluran yang membengkak saat bulan Ramadan ini, yakni dengan berhemat. Bagaimana caranya? Berikut ini beberapa cara berhemat.
-Belanja sekaligus untuk satu bulan atau lebih
Belanja kebutuhan untuk stok satu bulan bahkan lebih untuk beberapa bahan pokok yang bersifat tahan lama bisa meminimalisasi pengeluaran ketika harga barang terus merangkak. Sebagai contoh membeli beras sekaligus 25 kg, gula 3 kg, minyak goreng kemasan 2 literan 2 bungkus, telur 3 kg, dan sebagainya.
Untuk daging sapi atau sosis bisa pula dibeli untuk stok 2 minggu dan ditaruh di freezer. Selain bisa sedikit berhemat, belanja sekaligus untuk satu bulan ini lebih efisien karena tak perlu membuang banyak waktu dan capek-capek ke pasar atau swalayan untuk membeli barang-barang tersebut setiap minggu.
-Cari swalayan yang memberi diskon
Saat bulan Ramadan banyak swalayan berlomba-lomba memberi diskon, baik untuk kebutuhan pokok, kue-kue hingga minuman, seperti sirop. Anda bisa memilih swalayan yang memberi diskon cukup tinggi, sehingga bisa sedikit berhemat.
-Jangan terlalu sering berbuka puasa di luar
Berbuka puasa bersama di luar sekali-kali bisa saja dilakukan. Namun, jika intensitasnya sering bisa-bisa membuat kantong cekak. Harga-harga yang naik tentu membuat aneka makanan di restoran pun lebih mahal dari biasanya. Dengan menghindari berbuka puasa di luar, dapat lebih menghemat pengeluaran Anda.
-Membuat minuman dan kudapan sendiri
Ibu tentu bisa memasak. Kenapa tidak dimanfaatkan? Saat keluarga harus membeli takjil, yakni jajanan dan minuman di luar, uang yang dikeluarkan lebih banyak dibanding membuat sendiri di rumah.
Menyibukkan diri di dapur supaya tak banyak jajan, bisa lakukan dalam rangka berhemat. Selain itu, tentu kudapan dan minuman buatan sendiri ini lebih higienis dan jauh dari bahan-bahan berbahaya karena mengolahnya sendiri.
-Buat kue-kue lebaran sendiri
Saat minggu-minggu akhir puasa, Anda sudah sibuk berbelanja aneka kebutuhan lebaran, di antaranya kue-kue lebaran. Swalayan pun ramai menjajakan kue-kue cantik yang tak pernah absen saat lebaran, seperti nastar, kastangel, kue salju, dan kue kering lainnya. Harganya pun menggiurkan, tak bisa dikatakan murah.
Biasanya, sebelum lebaran mempersiapkan banyak untuk sajian khas lebaran dan sebagai buah tangan kepada saudara dan orangtua. Kalau membuatnya sendiri bisa berhemat lumayan besar. Tinggal membeli bahan-bahannya, yakni mentega, margarin, telur, terigu, vanili, keju, gula, nanas dan membuatnya di rumah. Pengeluaran yang dikeluarkan bisa minimal, namun bisa mendapatkan bertoples-toples kue cantik yang tak kalah lezatnya.
Ramadan bukan bulan untuk pemborosan. Masih banyak kebutuhan menanti di akhir Ramadan, yakni menjelang lebaran. Apalagi jika anda dan keluarga harus mudik ke kampung halaman, akan membutuhkan dana yang tak sedikit, yakni untuk transport, oleh-oleh, dan keperluan lainnya. Yuk, berhemat saat Ramadan!
(nfl)