Kaya Khasiat, pas untuk sahur dan berbuka
A
A
A
Sindonews.com - Bulan suci Ramadan selalu menghadirkan beraneka ragam makanan khas untuk santapan buka puasa maupun sahur. Salah satunya pakkat. Di Kota Medan Sumatera Utara, pakkat sudah tidak asing lagi.
Penganan berbentuk mirip bambu kecil yang berasal dari pucuk tanaman rotan ini selalu menjadi menu favorit warga Kota Medan untuk sahur maupun buka puasa. Makanan khas daerah Tapanuli Selatan (Tapsel) ini pun mudah ditemui di pinggir-pinggir jalan Kota Medan maupun di rumah makan. Salah satu rumah makan yang menghadirkan pakkat sebagai menu andalannya adalah Rumah Makan Padang Sidimpuan di Jalan Sisingamangaraja, Medan.
Rumah makan ini selalu ramai dikunjungi warga Kota Medan selama bulan puasa demi mendapatkan pakkat. Maklum, penganan yang biasa tumbuh liar di hutan dan tepi sungai itu diyakini banyak memiliki khasiat untuk kesehatan tubuh. Bahri Nasution, 52, pengelola Rumah Makan Padang Sidimpuan, mengatakan menu pakkat ini diburu warga karena sangat cocok untuk orang yang berpuasa.
”Pakkat kaya khasiat terutama untuk yang berpuasa,” ujar Bahri. Khasiat yang didapat dari mengonsumsi pakkat di antaranya menghilangkan rasa haus jika dikonsumsi ketika sahur. Jika pada malam hari, mengonsumsi pakkat dapat mengobati masuk angin. “Mengonsumsi pakkat juga bisa menambah selera makan. Selain itu, bisa mengobati penyakit maag karena pakkat ini memberikan kenyamanan dalam perut setelah dikonsumsi.
Rasanya yang rada pahit juga sangat baik untuk lambung,” kata Bahri. Agar pakkat enak dikonsumsi, kata Bahri, biasanya terlebih dahulu dibakar dengan kondisi setengah matang. Kondisi dibakar setengah matang ini akan membuat pucuk rotan tersebut melembek dan mudah dikonsumsi. Pakkat yang dibakar tersebut kemudian dikupas dan diambil bagian dalamnya. “Di sini kita menyediakan banyak macam olahan pakkat ini, mulai dari santapan langsung sebagai lalapan, ada yang digulai, ada juga yang pakai santan yang khas Tapanuli Selatan,” ucapnya.
Untuk bisa menikmati makanan kaya khasiat ini, pembeli tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Hanya dengan Rp7.000 sudah bisa menikmati satu porsi pakkat. Bahri sendiri mendapatkan pakkat tersebut dari penjual yang langsung datang ke Kota Medan dari Tapanuli Selatan. Dari penjual, dia membelinya Rp1.000 per potong. Bahri mengakui, memasuki bulan Ramadan ini omzet penjualannya meningkat tajam. Waktu sahur dan berbuka puasa sama saja, tetap ramai.
Penganan berbentuk mirip bambu kecil yang berasal dari pucuk tanaman rotan ini selalu menjadi menu favorit warga Kota Medan untuk sahur maupun buka puasa. Makanan khas daerah Tapanuli Selatan (Tapsel) ini pun mudah ditemui di pinggir-pinggir jalan Kota Medan maupun di rumah makan. Salah satu rumah makan yang menghadirkan pakkat sebagai menu andalannya adalah Rumah Makan Padang Sidimpuan di Jalan Sisingamangaraja, Medan.
Rumah makan ini selalu ramai dikunjungi warga Kota Medan selama bulan puasa demi mendapatkan pakkat. Maklum, penganan yang biasa tumbuh liar di hutan dan tepi sungai itu diyakini banyak memiliki khasiat untuk kesehatan tubuh. Bahri Nasution, 52, pengelola Rumah Makan Padang Sidimpuan, mengatakan menu pakkat ini diburu warga karena sangat cocok untuk orang yang berpuasa.
”Pakkat kaya khasiat terutama untuk yang berpuasa,” ujar Bahri. Khasiat yang didapat dari mengonsumsi pakkat di antaranya menghilangkan rasa haus jika dikonsumsi ketika sahur. Jika pada malam hari, mengonsumsi pakkat dapat mengobati masuk angin. “Mengonsumsi pakkat juga bisa menambah selera makan. Selain itu, bisa mengobati penyakit maag karena pakkat ini memberikan kenyamanan dalam perut setelah dikonsumsi.
Rasanya yang rada pahit juga sangat baik untuk lambung,” kata Bahri. Agar pakkat enak dikonsumsi, kata Bahri, biasanya terlebih dahulu dibakar dengan kondisi setengah matang. Kondisi dibakar setengah matang ini akan membuat pucuk rotan tersebut melembek dan mudah dikonsumsi. Pakkat yang dibakar tersebut kemudian dikupas dan diambil bagian dalamnya. “Di sini kita menyediakan banyak macam olahan pakkat ini, mulai dari santapan langsung sebagai lalapan, ada yang digulai, ada juga yang pakai santan yang khas Tapanuli Selatan,” ucapnya.
Untuk bisa menikmati makanan kaya khasiat ini, pembeli tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Hanya dengan Rp7.000 sudah bisa menikmati satu porsi pakkat. Bahri sendiri mendapatkan pakkat tersebut dari penjual yang langsung datang ke Kota Medan dari Tapanuli Selatan. Dari penjual, dia membelinya Rp1.000 per potong. Bahri mengakui, memasuki bulan Ramadan ini omzet penjualannya meningkat tajam. Waktu sahur dan berbuka puasa sama saja, tetap ramai.
(nfl)