Qunut salat witir?

Rabu, 31 Juli 2013 - 07:57 WIB
Qunut salat witir?
Qunut salat witir?
A A A
Tanya :
Di tempat kami, ada dua imam salat tarawih dan witir. Dalam mengimaminya di pertengahan Ramadan menggunakan doa qunut pada salat witir, tapi imam yang satu membaca: Allahummahdinaa dan seterusnya sedang yang satu lagi membaca Allahummahdini dan seterusnya. Yang ingin saya tanyakan, bolehkah keduanya digunakan, mana yang boleh dan mana yang tidak, kalau keduanya boleh mana yang lebih baik?

Disamping itu dalam salam di akhir salat, imam yang satu mengucapkan Assalamualaikum Warohmatullah (tanpa wabarokaatuh) sedang yang satu lagi sampai selesai salamnya dalam arti pakai wabarokaatuh. Yang ingin saya tanyakan mana yang benar diantara keduanya, apakah keduanya menurut sunnah Nabi, bila kedua benar, mana yang lebih afdhal?

Jawab :
Sebelum lebih lanjut kami menjawab pertanyaan Sdr, terlebih dahulu kami jelaskan kedudukan doa qunut yang sebenarnya dalam salat witir.

Dalam satu hadis diriwayatkan oleh Ahmad, Ash-habus sunah dan lain-lain dari Hasan bin Ali ra yang artinya: “Rasulullah SAW mengajarkan doa-doa untuk saya baca dalam witir, yaitu: Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau tunjuki ...”.

Menurut Tirmidzi, hadis ini merupakan hadis Hasan, sedang Imam Nawawi menyatakan hadis ini sah.

Dari hadis di atas, para ulama berkesimpulan bahwa qunut pada salat witir hukumnya sunat dan disunnahkan oleh Nabi. Dengan begitu waktu salat witir kita dibolehkan membaca doa qunut. Tapi qunut yang dikhususkan pada pertengahan bulan Ramadan hingga akhirnya tidak ada ketentuan hadisnya, itu hanyalah pendapat para ulama pengikut imam Syafi’i, Imam Syafi’i sendiri tidak berpendapat demikian.

Tentang Allaahummahdina atau Allahummadhini sebenarnya bisa keduanya tergantung pada apakah salatnya sendiri atau berjamaah. Kalau salatnya berjamaah tentu saja lebih baik membaca Allahummahdina karena permohonannya tidak untuk sendiri sedang kalau sendiri membacanya Allahummahdini. Kalau imam membaca Allahummahdini, mungkin karena beliau khawatir merubah teks semula dari doa yang diajakan Nabi. Meskipun begitu kita juga tidak bisa saklek, sebab mungkin saja dilakukan perubahan karena memang dalam hal ini hakikatnya boleh dirubah.

Soal salam diakhir salat ada hadits bahwa Nabi SAW dalam salat, maka ia memberi salam ke kanan dan kirinya: “Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu” (mudah-mudahan sejahtera atas kamu, rahmat dan karunia-Nya) (HR. Abu Daud dengan sanad yang sahih).

Dengan hadis di atas, salam diakhir salat afdhalnya dengan wabarokatuh. Kalau ada imam yang satu menggunakan dan yang satu tidak mungkin yang tidak menggunakan itu tetap menggunakan tapi tidak dengan suara yang keras. Jadi sebenarnya boleh saja keduanya hanya lebih afdhal memang pakai wabarokatuh walaupun tidak dengan suara yang keras dan itu merupakan salam yang sempurna.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7348 seconds (0.1#10.140)