Sejumlah jalur alternatif di Garut minim rambu & penerangan

Kamis, 01 Agustus 2013 - 16:36 WIB
Sejumlah jalur alternatif...
Sejumlah jalur alternatif di Garut minim rambu & penerangan
A A A
Sindonews.com - Sejumlah jalur alternatif di wilayah Kabupaten Garut minim lampu penerangan dan rambu lalu lintas. Tidak hanya minim fasilitas, beberapa jalur ini pun relatif sempit dan bergelombang.

Jalur alternatif yang lumrah digunakan untuk memecah kemacetan di jalur utama seperti Nagreg - Malangbong adalah jalur Limbangan - Leuwigoong dengan panjang 27 km, Sasak beusi - Wanaraja sepanjang 25 km, dan Bandrek-Wanaraja 25 km. Dari pantauan di lokasi, kondisi jalan bergelombang setidaknya dapat ditemui di kawasan Bandrek hingga Cibatu dengan panjang 5 km.

Sementara di jalur Limbangan - Leuwigoong, jalan bergelombang berada di kawasan Kecamatan Cibiuk. Tak hanya itu sebagian jalan yang benjol juga dapat ditemui sejumlah titik yang diakibatkan karena kondisi geografis pesawahan.

“Jalur alternatif di wilayah Garut sangat rawan kecelakaan. Makanya, penggunaan jalur-jalur ini adalah sebagai pemecah bila kemacetan terjadi,” kata Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Garut Kompol Rudy Trihandoyo, Kamis (1/8/2013).

Di Kabupaten Garut setidaknya masih dapat ditemukan beberapa jalur alternatif lain. Jalur alternatif ini diantaranya adalah jalur Cijapati - Kadungora untuk mengurai kemacetan dari arah Bandung, serta jalur alternatif Wado, Sumedang, Malangbong. Khusus di jalur Cijapati, kata Rudy, kendaraan sehat yang diproduksi di atas tahun 2.000 sangat direkomendasikan.

“Para pengemudi juga diminta untuk memperhatikan kecepatan kendaraannya. Alasannya karena semua jalan alternatif ini hanya memiliki lebar sekira empat sampai lima meter. Selain itu kondisi jalan juga banyak terdapat tikungan tajam dan turunan curam seperti di kawasan Cijapati dan Wado. Tak heran kawasan ini memang sering terjadi kecelakaan,” imbuhnya.

Sementara itu, di jalur utama Limbangan - Malangbong, tingkat angka kecelakaan lalu lintas dalam musim mudik lebaran sangat tinggi.

Kepala Puskesmas DTP Limbangan dr Budhi G basuki mengatakan, tingkat kecelakaan pada musim lebaran 2012 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan 2011 sebelumnya.

"Meski kecelakaan meningkat, justru tingkat kematian yang menurun. Meski begitu, tetap saja para pemudik mesti ekstra hati-hati saat melintasi jalur ini,” katanya.

Menurut Budhi, kondisi jalan lurus di kawasan ini selalu membuat setiap pengendara kendaraan baik itu mobil atau motor untuk memacunya lebih cepat. Selain itu dari beberapa pengalaman, banyaknya terjadi kecelakaan lalu lintas juga akibat faktor pengemudi yang kelelahan.

“Istirahat dan kondisi fisik yang bugar menjadi saat penting dalam keselamatan para pemudik,” ucapnya.

Para pemudik dengan menggunakan beragam jenis kendaraan pun setidaknya telah terlihat di jalur utama Limbangan. Meski demikian, jumlah para pemudik yang berasal dari arah Bandung ini masih terbilang sedikit.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Garut Budiman memprediksi, jumlah kendaraan yang akan melintasi wilayah Garut di musim mudik lebaran 2013 akan bertambah 30 hingga 40 persen dari 2012 lalu. Menurut dia, penumpukan kendaraan akan terjadi selepas Nagreg yakni di wilayah Kecamatan Limbangan - Malangbong menuju Kabupaten Tasikmalaya.

“Sedangkan menuju Garut kota kemacetan akan terjadi di wilayah Kecamatan Kadungora dan Leles,” katanya.

Kemacetan ini tidak lain merupakan akibat dari tingginya aktivitas masyarakat di sepanjang jalur mudik. Di jalur Limbangan - Malangbong, kendaraan pemudik akan dihambat oleh tiga titik pasar tumpah, seperti Pasar Limbangan, Pasar Lewo dan Pasar Malangbong.

“Sedangkan di jalur arah Bandung ke Garut Kota, pasar yang menjadi hambatan adalah Pasar Leles,” ujarnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0728 seconds (0.1#10.140)