Jaga makan saat Lebaran

Jum'at, 02 Agustus 2013 - 08:10 WIB
Jaga makan saat Lebaran
Jaga makan saat Lebaran
A A A
Boleh-boleh saja menyantap hidangan Lebaran yang penuh kolesterol dan tinggi lemak, asal jangan berlebihan. Untuk menetralkannya, konsumsi makanan yang mengandung serat, seperti sayur dan buah-buahan.

Merayakan Hari Raya Idul Fitri di kampung halaman sepertinya tak lengkap tanpa makanan spesial yang kebanyakan terhidang hanya setahun sekali, seperti ketupat, opor ayam, sambal ati, rendang, gulai kambing, dan beragam makanan yang diolah dengan santan. Tak hanya itu, aneka kue plus minuman manis yang tersaji juga ikut meramaikan hari kemenangan tersebut.

Sering kali di rumah kita sudah menyantapnya dan ”terpaksa” menikmatinya lagi ketika berkunjung ke rumah sanak keluarga atau kerabat pada saat halalbihalal. Selama hampir sepekan kita disuguhi aneka makanan yang enak-enak tersebut, namun tidak sehat karena penuh kolesterol dan tinggi lemak. Nantinya, kedua senyawa tersebut bakal menumpuk di dalam tubuh. Jika kondisi ini tidak diwaspadai, bukan tak mungkin usai menjalani ibadah pada bulan penuh berkah dan ampunan ini, bisa-bisa kita malah terkapar tak berdaya akibat sakit.

Sering kita dengar banyak orang harus menjalani perawatan dan menikmati Lebaran di rumah sakit karena kolesterolnya meninggi, tekanan darahnya naik, atau kadar gula darah melambung. Penderita penyakit lain yang sudah bersarang, lalu kambuh gara-gara asupan makanan tidak terkontrol. ”Risiko kelebihan berat badan atau obesitas juga akan meningkat jika pola makan tidak dijaga saat Lebaran,” kata anggota Departemen Kemitraan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Dr Marudut BS MPS di Jakarta, Kamis (25/7).

Menurut Marudut, mengonsumsi makanan yang berlemak dan tinggi kolesterol saat Lebaran memang tak bisa dipungkiri karena sudah jadi tradisi dalam masyarakat ketika merayakan hari kemenangan, setelah selama sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Apalagi, hal itu hanya dilakukan setahun sekali sehingga boleh-boleh saja dilakukan. ”Makanan berlemak dan bersantan itu sudah pasti ada, tidak mungkin dilarang-larang saat Lebaran,” sebutnya.

Meski begitu, dampaknya tentu merugikan. Jika dikonsumsi secara berlebihan, maka penyerapan dalam tubuh akan terganggu sehingga menimbulkan gangguan di perut, seperti menjadi cepat kembung dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Selain itu, asupan lemak dan gula yang tak terkontrol akan mengganggu saluran pencernaan. Parahnya, kolesterol tinggi dapat memberikan efek terhadap profil lipid dalam darah, yaitu meningkatkan kadar kolesterol total, trigliserida (lemak darah paling utama di dalam tubuh), dan kolesterol jahat LDL, serta penurunan kolesterol baik HDL.

Hal ini nantinya memicu meningkatnya berat badan hingga terjadinya obesitas. Konsumsi kolesterol dan lemak jahat yang berlebihan juga merupakan faktor risiko terjadinya penyakit yang menyerang pembuluh darah, misalnya stroke, penyakit jantung, hipertensi, asam urat, dan gangguan kesehatan lainnya.

Maka dari itu, kata dosen Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini, untuk menyiasatinya, Anda imbangi dengan mengonsumsi jenis pangan yang banyak mengandung serat. Di antaranya jenis sayursayuran dan buah-buahan. ”Jadi, setidaknya kalau makan di luar seperti di rumah saudara atau tetangga tidak bisa menolak, bisa makan sayur dan buah-buahan lebih banyak di rumah,” ujar Marudut.

Jenis buah yang melimpah seratnya, terutama serat larut misalnya apel, pepaya, dan nanas. Hindari semangka dan buah-buahan manis lainnya yang mengandung rendah serat. Serat larut berfungsi mengikat lemak yang berasal dari makanan untuk kemudian dibuang melalui feses atau kotoran serta memperlambat penyerapan gula saat mengonsumsi makanan yang mengandung gula tinggi.

Sementara serat tidak larut yang tinggi pada buah juga menjaga bakteri baik yang memberi makan sel usus. ”Usahakan buah yang dikonsumsi masih fresh, bukan yang sudah diproses. Bisa dimakan langsung atau dibuat jus,” katanya. Selain makanan bersantan, kue-kue kering yang banyak dihidangkan saat Lebaran juga tergolong berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Terutama dengan penggunaan bahan margarin yang banyak mengandung lemak trans (trans fat).

Lemak trans, tutur Marudut, berhubungan erat dengan meningkatnya kadar kolesterol dalam darah yang mempertinggi risiko penyakit kardiovaskuler, seperti jantung koroner. Seperti pada saat berbuka puasa, kata Marudut, ketika merayakan Idul Fitri pun penting untuk kita memperhatikan pola makan berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwalnya. Kata dia, boleh makan yang berlemak dan manis, tetapi secukupnya saja dan jangan berlebihan.

Dianjurkan mengawali Lebaran dengan makan makanan yang ringan dan manis, sebelum mengonsumsi makanan berat. Makanan yang manis akan menyegarkan kembali kadar gula darah yang tidak terkontrol selama sebulan berpuasa. Hal terpenting, Marudut menyarankan untuk menyantap juga hidangan yang mengandung cukup serat.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0983 seconds (0.1#10.140)