Arus mudik simpang Jomin lancar
A
A
A
Sindonews.com - Arus mudik tahun ini yang melalui daerah simpang Jomin, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dinilai lancar. Kelancaran lalu lintas simpang Jomin ini dibandingkan dengan tahun yang lalu yang mengalami kebuntuan lalu lintas hingga 2x24 jam.
"Di banding tahun kemarin tahun ini lah yang paling lancar. Tahun ini pengendara tidak sampai setengah menit sudah dapat mengalir," ujar Kasatlantas Kabupaten Karawang AKP Rano H Sik saat ditemui di simpang Jomin, Karawang, Selasa (6/8/2013).
Dikatakannya tahun ini kemacetan terjadi pada H-6, kemacetan panjang terjadi di berbagai ruas jalan akibat adanya lonjakan kendaraan. Namun diakui kemacetan tersebut bukan berarti stuck (tidak bergerak) melainkan mengalir dengan kecepatan sekitar 20-30 km/jam.
"Kemacetan itu bukan berapa kilometer tapi lamanya kendaraan mengalir tidak terputus, itu sekitar 12 jam, dari Cikalong sepanjang 45 km tidak terputus terus mengalir" jelasnya.
Perbedaan itu dilihat dari rekayasa jalan yang berubah. Jika tahun sebelumnya kendaraan roda dua keluar dari Ciasem yang memiliki sudut jalan 90 derajat. Selain itu jalur tersebut merupakan persimpangan, juga terdapat SPBU dan Pasar yang mengakibatkan kemacetan dan terjadi kontra flow (arus balik) sehingga kemacetan pun tak bisa dihindari.
Sementara kali ini, perubahan itu dapat dilihat dari caranya untuk menutup 50 titik U-turn (belokan) dan membuka 8 U-turn. "Yang 8 itu bukanya berdasarkan kebutuhan masyarakat seperti di sekitar SPBU, rumah makan, dan RS," jelasnya.
Kini kendaraan roda dua dialihkan ke Cikalong yang sudutnya lebih lebar sehingga titik pertemuannya tidak terlalu oposing (berlawanan). Sistem pemecahan arusnya pun benar-benar dibagi, dan pengurasan bisa dilakukan berkali-kali.
"Pengurasan tergantung panjangnya ekor kemacetan, jika sudah sampai Cikopo ya dikuras lagi. Jadi yang penting di Jomin ini terus mengalir. Selain itu kami pun memiliki tim urai macet yang fungsinya menyisir jalan dan mencari penyebab kemacetan, setiap satu jam sekali," jelasnya.
"Selain itu adanya bantuan CCTV yang dipasang di 7 titik, koordinasi antar pos, itu sangat perlu diperhatikan," tandasnya.
Lebih lanjut, menurutnya hari ini memang arus kendaraan mengalamai penurunan. Jika kemarin puncaknya 500 ribu kini hingga mencapai 100 ribu kendaraan saja, artinya pengurangan sekitar 60. Hal itu sesuai dengan prediksi puncak arus mudik di tahun ini yang terjadi pada H-6 hingga H-3 atau pada hari Jumat-Senin.
"Setelah itu arus mudik menurun. Kedepan tidak ada lonjakan arus mudik, karena setelah ini hari H Lebaran, setelah itu arus balik," katanya.
Untuk mengantisipasi arus balik sendiri dikatakannya tidak akan terlalu rumit seperti arus mudik pasalnya arus kendaraan kendaraan roda dua dan roda empat menyatu. "Tidak ada pemecahan arus, dan biasanya kendaraan tidak bergerombol tetapi masing-masing," jelasnya.
Lonjakan arus mudik itu H-6 dan H-5, karena adanya libur bersama. "Makanya lonjakannya, hari malam Sabtu dan malam Minggu," terangnya.
Kendati begitu, kecelakaan (laka) diakuinya tetap ada karena penyebabnya memiliki banyak faktor. "Laka itu banyak faktornya mulai dari tingkat kelelahan, jumlah kendaraan sangat banyak, kemudian jalannya. Itu ada banyak faktor di sana namun jumlahnya di Karawang hanya ada empat laka. Laka yang paling rawan ada di jalur roda dua," ujarnya.
Dirinya berharap masyarakat tidak lengah, karena dengan sedikitnya kendaraan masing-masing akan semakin memacu kecepatan, hal tersebutlah yang perlu diwasapadai. "Untuk itu tetaplah konsentrasi menjelang Lebaran, tetap patuhi rambu dan peraturan lalu lintas dan aba-aba petugas," Rano mengingatkan.
Sementara itu berdasarkan pantauan di lapangan jalanan mulai lengang, tidak terjadi kepadatan baik di jalur arteri maupun di jalur alternatif. Kendaraan tidak terlalu ramai namun kendaraan masih tetap mengalir, artinya arus mudik masih tetap berlangsung.
Selain itu rekayasa jalan pun tidak terlalu difungsikan, namun terlihat ada penutupan ke Jalan Jomin. Penutupan tersebut dilakukan di segitiga Mutiara dengan mengalihkan kendaraan dari arah Cikopo menuju arah Cikampek. Namun sejauh ini kendaraan lengang dan tidak terjadi kepadatan apalagi kemacetan panjang.
"Di banding tahun kemarin tahun ini lah yang paling lancar. Tahun ini pengendara tidak sampai setengah menit sudah dapat mengalir," ujar Kasatlantas Kabupaten Karawang AKP Rano H Sik saat ditemui di simpang Jomin, Karawang, Selasa (6/8/2013).
Dikatakannya tahun ini kemacetan terjadi pada H-6, kemacetan panjang terjadi di berbagai ruas jalan akibat adanya lonjakan kendaraan. Namun diakui kemacetan tersebut bukan berarti stuck (tidak bergerak) melainkan mengalir dengan kecepatan sekitar 20-30 km/jam.
"Kemacetan itu bukan berapa kilometer tapi lamanya kendaraan mengalir tidak terputus, itu sekitar 12 jam, dari Cikalong sepanjang 45 km tidak terputus terus mengalir" jelasnya.
Perbedaan itu dilihat dari rekayasa jalan yang berubah. Jika tahun sebelumnya kendaraan roda dua keluar dari Ciasem yang memiliki sudut jalan 90 derajat. Selain itu jalur tersebut merupakan persimpangan, juga terdapat SPBU dan Pasar yang mengakibatkan kemacetan dan terjadi kontra flow (arus balik) sehingga kemacetan pun tak bisa dihindari.
Sementara kali ini, perubahan itu dapat dilihat dari caranya untuk menutup 50 titik U-turn (belokan) dan membuka 8 U-turn. "Yang 8 itu bukanya berdasarkan kebutuhan masyarakat seperti di sekitar SPBU, rumah makan, dan RS," jelasnya.
Kini kendaraan roda dua dialihkan ke Cikalong yang sudutnya lebih lebar sehingga titik pertemuannya tidak terlalu oposing (berlawanan). Sistem pemecahan arusnya pun benar-benar dibagi, dan pengurasan bisa dilakukan berkali-kali.
"Pengurasan tergantung panjangnya ekor kemacetan, jika sudah sampai Cikopo ya dikuras lagi. Jadi yang penting di Jomin ini terus mengalir. Selain itu kami pun memiliki tim urai macet yang fungsinya menyisir jalan dan mencari penyebab kemacetan, setiap satu jam sekali," jelasnya.
"Selain itu adanya bantuan CCTV yang dipasang di 7 titik, koordinasi antar pos, itu sangat perlu diperhatikan," tandasnya.
Lebih lanjut, menurutnya hari ini memang arus kendaraan mengalamai penurunan. Jika kemarin puncaknya 500 ribu kini hingga mencapai 100 ribu kendaraan saja, artinya pengurangan sekitar 60. Hal itu sesuai dengan prediksi puncak arus mudik di tahun ini yang terjadi pada H-6 hingga H-3 atau pada hari Jumat-Senin.
"Setelah itu arus mudik menurun. Kedepan tidak ada lonjakan arus mudik, karena setelah ini hari H Lebaran, setelah itu arus balik," katanya.
Untuk mengantisipasi arus balik sendiri dikatakannya tidak akan terlalu rumit seperti arus mudik pasalnya arus kendaraan kendaraan roda dua dan roda empat menyatu. "Tidak ada pemecahan arus, dan biasanya kendaraan tidak bergerombol tetapi masing-masing," jelasnya.
Lonjakan arus mudik itu H-6 dan H-5, karena adanya libur bersama. "Makanya lonjakannya, hari malam Sabtu dan malam Minggu," terangnya.
Kendati begitu, kecelakaan (laka) diakuinya tetap ada karena penyebabnya memiliki banyak faktor. "Laka itu banyak faktornya mulai dari tingkat kelelahan, jumlah kendaraan sangat banyak, kemudian jalannya. Itu ada banyak faktor di sana namun jumlahnya di Karawang hanya ada empat laka. Laka yang paling rawan ada di jalur roda dua," ujarnya.
Dirinya berharap masyarakat tidak lengah, karena dengan sedikitnya kendaraan masing-masing akan semakin memacu kecepatan, hal tersebutlah yang perlu diwasapadai. "Untuk itu tetaplah konsentrasi menjelang Lebaran, tetap patuhi rambu dan peraturan lalu lintas dan aba-aba petugas," Rano mengingatkan.
Sementara itu berdasarkan pantauan di lapangan jalanan mulai lengang, tidak terjadi kepadatan baik di jalur arteri maupun di jalur alternatif. Kendaraan tidak terlalu ramai namun kendaraan masih tetap mengalir, artinya arus mudik masih tetap berlangsung.
Selain itu rekayasa jalan pun tidak terlalu difungsikan, namun terlihat ada penutupan ke Jalan Jomin. Penutupan tersebut dilakukan di segitiga Mutiara dengan mengalihkan kendaraan dari arah Cikopo menuju arah Cikampek. Namun sejauh ini kendaraan lengang dan tidak terjadi kepadatan apalagi kemacetan panjang.
(hyk)